Kita diciptakan bukan untuk bumi melainkan kekekalan. Kita diciptakan bukan untuk disukai melaikan memperlihatkan kasih. Kita diciptakan bukan untuk menarik perhatian kepada diri kita sendiri melainkan memberikan kemuliaan bagi Allah. Kita diciptakan bukan untuk mengumpulkan followers melainkan untuk follow Kristus. - Craig Groeschel, Struggles-
Bagaimana menjadi kreatif di masa sekarang ? Apalagi di tengah masa pandemi seperti ini?
Sabtu dan Minggu, 12 dan 13 September 2020 saya berkesempatan mengikuti Webinar yang diadakan oleh POKJA GKI Klasis Jakarta 1. Acara ini diselenggarakan secara online melalui media ZOOM. Acara ini diisi oleh kehadiran narasumber yaitu Bapak Arnoldus Isaak Apituley dan Kak Noni Elina. Bapak Arnoldus Isaak Apituley yang merupakan seorang pencipta lagu-lagu kidung dan seorang conductor serta pelatih beberapa paduan suara. Namanya kerap kali kita jumpai di dalam beberapa buku Nyanyian Gerejawi seperti Kidung Jemaat (KJ), Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ), dan Kidung Keesaan (KK). Kedua, ada Kak Noni Elina, yang merupakan seorang penulis dan content creator juga salah satu dari kontributor dari IGNITE GKI juga menjadi salah satu staf sebuah organisasi Kristen bernama Perkantas di daerah Jawa Timur. Webinar ini dimoderatori oleh Pdt. Ariel Susanto dari GKI Jemursari, Surabaya. Berlangsung mulai pukul 16.00 sampai dengan pukul 18.30, event ini mengupas tuntas bagaimana kita sebagai kaum muda untuk menjadi kreatif di masa sekarang. Kesaksian dan pelajaran yang diberikan oleh narasumber betul-betul membantu setiap peserta.
Bapak Arnold sebagai narasumber hari pertama, melalui kesaksian beliau yang selama ini melayani di bidang Musik Gerejawi menjelaskan bahwa lagu-lagu hymne sebetulnya masih sangat relevan dengan kita terutama kaum muda di masa seperti ini. Dengan aransemen yang tepat, tanpa mengurangi makna dari setiap lirik dan lagu tersebut sebetulnya lagu-lagu hymne masih cocok dan dapat diterima oleh anak-anak muda jaman sekarang. Contohnya seperti lagu-lagu hymn yang dibawakan dengan fresh oleh pemuda-remaja GKI dalam Youtube Chanel IGNITE GKI, dimana di dalamnya banyak sekali lagu-lagu dari buku kidung yang dibuat dengan nuansa baru dan lebih bisa diterima oleh anak-anak muda jaman sekarang.
Sesi tanya jawab juga diadakan dalam kesempatan kali ini. Beberapa pertanyaan seperti bagaimana terkadang sebagai anak muda yang berkecimpung didalam pelayanan musik Gereja mendapatkan kendala kendala seperti misalnya aransemen yang tidak dapat diterima oleh orang yang lebih tua atau majelis jemaat atau dirasa terlalu “bebas”. Kesimpulan dari webinar hari pertama: Ujian ada di dalam proses menjadi Kreatif. Semakin sulit, semakin teruji kreativitasnya. Di tengah himpitan dan tempaan (termasuk benturan-benturan yang kadang dialami) orang yang kreatif dapat keluar dari segala masalah dengan tenang.
***
Di hari kedua, Kak Noni Elina juga memaparkan banyak hal mengenai cara untuk menjadi kreatif. Melalui kesaksiannya selama ini dalam membuat konten dan menulis, ia menjelaskan bagaimana proses menemukan IDE untuk membuat setiap konten dan tulisan. Ia mengatakan bahwa ada 5 hal yang menghalangi seseorang untuk berkonten di social media diantaranya :
Malas untuk membuat konten
Takut dihujat .
Merasa diri tidak penting. Terkadang memiliki pemikiran, “Ah saya mah siapa untuk buat ini ?”
Tidak tahu apa yang harus dibagikan
Tidak tahu bagaimana caranya dan bagaimana untuk memulai segala sesuatunya
Kak Noni Elina juga memberikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah konten diantaranya adalah: Self branding (diri kita yang otentik), motivasi yang benar (Kolose 3 : 23 menjadi ayat pegangan bagi setiap kita), memiliki empati, bertanggung jawab, memiliki media untuk menyalurkan karya kita, dan memiliki konsistensi akan apa yang telah kita mulai dan buat. Tak lupa juga ia memberikan contoh-contoh desain kratif dalam membuat konten serta menjelaskan sebuah tutorial untuk membuat desain dalam sebuah aplikasi bernama CANVA. Beberapa langkah untuk menemukan ide juga dipaparkan oleh Kak Noni dalam kesempatan kali ini, diantaranya
Bersaat Teduh (Dekat dan memiliki relasi bersama Tuhan yang Maha Kreatif. Dalam saat teduh juga kita dapat menemukan banyak bentuk ide)
Hobi
Profesi kita saat ini
Daily Routine
Curhat (Dengan teman atau komunitas kita)
Ia juga menjelaskan terkadang ide datangnya dari setiap keresahan dalam hidup kita yang akhirnya dapat kembali kita refleksikan menjadi sebuah karya, seperti contohnya penulis besar seperti Ernest Prakasa dan Raditya Dika. Di dalam diskusi & tanya jawab kali ini ada banyak pertanyaan dari peserta seputar topik yang dibawakan. Misalnya, “Bagaimana kita, ketika konten kita mulai dikenal oleh banyak orang kita tidak menjadi sombong?” Kak Noni Elina menyarankan untuk terus menyelidiki motivasi kita dalam membuat konten tersebut. Motivasi siapa yang sedang kita layani ? Melayani Tuhan, atau melayani keinginan kita belaka? Menurut ia,
“Tanpa Tuhan kita tidak akan bisa membuat karya tersebut sehingga menjadi terkenal atau viral. Karya kita tidak akan menjadi berdampak bila tidak ada campur tangan Tuhan didalamnya. Hidup yang telah diubahkanlah yang menjadi hidup yang dapat berdampak”.
Sebuah hal yang betul-betul menguatkan saya secara pribadi dalam menyelidiki kembali motivasi saya dalam menulis atau membuat konten di social media.
Sungguhlah pengalaman mengikuti webinar kali ini merupakan hal yang sangat memberkati bagi saya secara pribadi untuk betul-betul berkarya bagi kemuliaan Tuhan di dalam social media. Reputasi dan identitas kita juga betul-betul harus dipertanggungjawabkan. Jangan sampai kita menjadi batu sandungan dan menyesatkan. Saat ini, social media sudah penuh dengan kebohongan, kemunafikan dan kepalsuan. Bagaimana kita sebagai anak-anak terang dipanggil untuk memberitakan kebenaran firman lewat social media kita masing-masing? Satu quote dari Kak Noni Elina yang akan saya jadikan penutup dalam liputan ini betul-betul memberkati saya secara pribadi
"Jika kehidupan asli kita tidak selaras dengan apa yang kita bagikan di social media, maka konten yang kita buat tida akan memiliki pengaruh yang besar. Tindakan akan berteriak jauh lebih keras dibanding hanya sebatas kata-kata"
Soli Deo Gloria
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: