Corona, semoga vaksinmu cepat ditemukan. Amin!
1. Memilih-milih tempat duduk paling 'strategis'
Photo by Stefan Kunze on Unsplash
Sampai di gereja, disambut senyum termanis penerima tamu; tibalah kita pada proses pembuatan keputusan yang rumit itu:
Sekarang kita bisa ibadah tanpa pusing mau duduk di sebelah mana, tapi ternyata kangen juga ya duduk sebelahan sama jemaat lain di gereja. Ditanya-tanya skripsi, kerjaan, sampai jodoh terima deh asal bisa segera ibadah di gereja lagi!
2. Salam damai yang bertepuk sebelah tangan
Photo by Chris Liverani on Unsplash
Lagu pengiring Salam Damai mulai berkumandang, kita pun mulai bersalaman dengan jemaat di kanan, kiri, depan, belakang kita. Ada pula jemaat yang sampai menyeberang ke sayap lain atau keluar dari barisan untuk menyalami lebih banyak orang.
Menjelang lagu berakhir, muncul suatu suara dalam hati, “Kayaknya aku baru salaman sama sedikit orang deh, yang serong kiriku itu belum kusalami.” Badan diarahkan ke kiri, tangan kita ulurkan, eh… nggak di-notice. Malu-malu kita kembalikan tangan ke posisi semula.
Sejak Covid-19 merebak dan kita harus membatasi kontak fisik, mungkin barulah kita menyadari berharganya kesempatan menjabat tangan. Nanti saat vaksin sudah ditemukan, yuk beranikan diri mengajak bersalaman dengan memanggil atau ‘menjawil’ kalau tidak di-notice.
3. Segala daya-upaya menahan mata tetap melekPhoto by Tim Bish on Unsplash
Semoga kamu tidak termasuk kalangan yang sering mengangguk-angguk tanpa irama saat mendengarkan khotbah ya. Kalau mengangguk mengikuti musik sih oke, tapi jangan terlalu menjiwai seperti saat nonton konser juga sih. Dari empat life-hack mengatasi kantuk di gereja ini, mana andalanmu?
Besok ketika ibadah kembali ‘normal’, yuk kita biasakan tidur lebih awal di Sabtu malam atau minum kopi double espresso sebelum ibadah. Masa sudah Tuhan beri kesempatan bisa beribadah lagi di gereja, kita masih ngantuk-ngantukan. Walaupun sungkan, tidak ada salahnya juga membantu jemaat di samping kita yang tampak mengantuk.
4. Lupa menyiapkan uang persembahan dan tidak membawa ‘uang kecil’
Pengakuan Iman Rasuli selesai diucapkan, jemaat dipersilakan kembali ke posisi duduk, penatua mengajak membaca nats persembahan dan... aha! Baru sadar kalau lupa nyiapin duit persembahan!! Cek dompet, puji Tuhan isinya merah membara, atau malah kosong melompong karena biasa pakai e-money. Para kolektan mulai mendekat dan kantong persembahan sebentar lagi lewat di hadapan. Mau minta kembalian nggak mungkin, ngasih uang gede nggak ikhlas, nggak ngasih malu sama jemaat lain… ambyar!
Selama ibadah #dirumahaja kita bisa terhindar dari situasi menegangkan itu, tapi kangen juga ya megang kantong persembahan. Apalagi kalau kantongnya pas ada tiga, padahal tangan kita cuma dua. Lain kali kalau lupa nyiapin uang kolekte, belajar buat nggak jaim di depan manusia yuk. Atau, bisa kok nuker uang sepulang gereja terus disusulin. Nggak usah pura-pura masukin angin ya… kantongnya pinter kok (minum Tolak Angin). Dan yang paling penting, belajar menyiapkan persembahan dengan lebih baik ya!
5. Ngecek jadwal ‘doi’ di warta jemaat
“Huft, tumben Koh Vid nggak tugas hari ini, udah bela-belain ibadah pagi," keluh Desi yang nama panjangnya Desinfektan.
“Tapi lumayan kan ibadah pagi kebetulan ketemu Koh Ronald…” hibur sahabat Desi yang bernama Dista, tebak deh nama panjangnya...
Ingin terhindar dari kejadian seperti di atas? Warta jemaat memfasilitasi kaum jomblo yang hendak melaksanakan modusnya menyediakan informasi jadwal petugas ibadah dari yang pertama sampai ke-19. Selama ibadah #dirumahaja, modus dengan bantuan warta jemaat ini jadi terhalang. Tidak ada momen berbunga-bunga saat berhasil ibadah 'bareng' doi, yah, walaupun cuma mengagumi dari kejauhan sih...
Dari 5 hal di atas, mana nih yang paling kamu kangenin?
Kita patut bersyukur tetap bisa beribadah walau #dirumahaja. Rindu dengan persekutuan di gereja adalah hal yang wajar. Hal paling sepele rasanya jadi ngangeni dan yang paling mengesalkan pun kita mau terima asalkan bisa bertemu lagi dengan saudara-saudara kita di gereja. Saat ini kita semua sedang menghadapi masa yang sulit dalam bentuk pergumulan yang berbeda-beda. Kita sampaikan rasa rindu dan harapan terbaik lewat doa yang tulus kepada Bapa. Semoga kita bisa segera beribadah di gereja lagi!
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: