Sebelum ia berhasil mengambil pisau tersebut, ia sadar dan langsung kembali naik ke atas kasur dengan raungan tangis tak tertahankan. Katanya, malam itu Tuhan berbicara dalam hatinya dan menghentikan aksinya.
Satu kisah menarik kembali kudengar. Cerita kali ini datang dari seorang teman yang cukup dekat denganku. Aku mengenalnya sebagai orang yang sangat aktif melayani di gerejanya. Ia juga sangat memiliki keinginan yang kuat dan berusaha tekun dalam mencari dan mengenal Tuhan. Kira-kira, begini ceritanya.
Suatu malam, entah bagaimana ceritanya, ia mengalami sebuah masalah. Masalah tersebut dirasa terlampau berat dan rumit bagi dirinya. Bahkan, ia sendiri sampai tidak dapat memikirkan bagaimana ia dapat "terjebak" dalam masalah tersebut. Ia bahkan tidak dapat mendeskripsikan perasaannya ketika itu. Semua tercampur aduk hingga ia tidak tahu harus berkata apa. Pikirannya buntu, bahkan ia tidak tahu apa yang sedang dan harus ia pikirkan. Ia dihempaskan oleh gelombang rasa tidak berharga dan tidak berguna. Ia merasa hampa. Satu-satunya yang ingin ia lakukan adalah mengakhiri semua masalah yang terjadi.
Image by Megan The Boekhor on Unsplash
Ya. Satu-satunya yang ia inginkan malam itu adalah mati. Ia lelah dengan dunia ini dan berharap semua berhenti malam itu.
Dengan tekad bulat, ia mulai berjalan mencari benda tajam yang dapat ia gunakan. Ia teringat akan sebuah pisau plastik yang baru ia gunakan untuk makan di kamarnya. Sembari berpikir benda tajam lain yang ia dapat gunakan, ia bergerak mengambil pisau plastik tersebut.
Namun, sebelum ia berhasil mengambil pisau tersebut, ia sadar dan langsung kembali naik ke atas kasur dengan raungan tangis tak tertahankan. Katanya, malam itu Tuhan berbicara dalam hatinya dan menghentikan aksinya. Seraya ia menangis, Tuhan terus mengingatkan akan kasih dan kesetiaanNya dalam hidup temanku ini.
Setelah mendengarkan kisahnya, aku merenung. Apakah mungkin seorang yang selalu berusaha mendekat pada Tuhan dan rajin melayani dapat melakukan percobaan bunuh diri? Ternyata mungkin. Layaknya manusia dapat jatuh dalam dosa, begitu juga kita dapat memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup, bahkan berusaha melakukannya.
Lalu, apa bedanya kita dengan mereka yang belum mengenal Tuhan?
Image by Anthony Tran on Unsplash
Tuhan selalu memproteksi kita!
Meskipun kita jatuh dalam dosa, Tuhan selalu ingatkan kita untuk berbalik pada-Nya. Entah dengan teguran keras, atau dengan sapaan lirih dari-Nya, Tuhan tetap berusaha untuk mengembalikan kita pada jalan yang benar. Dengan sabar Tuhan menuntun kita ketika kita mulai menyimpang, dengan setia Tuhan mengarahkan kita yang sering berbalik dari pada-Nya. Tuhan tidak mau anak-Nya tersesat jauh dan kehilangan Dia.
Dan ini tidak hanya berlaku ketika jatuh dalam dosa. Seperti kisah tadi, Tuhan pun juga menolong temanku dari setiap upaya mengakhiri hidup yang Ia lakukan. Tuhan juga mengingatkan temanku akan kasih-Nya, sehingga ia dapat berbalik kepada Tuhan dan menghentikan tindakannya.
Cara kerja Tuhan tidak hanya sampai di situ. Seperti ketika kita mengakui dosa kita, Tuhan meminta kita untuk tidak mengulangi dosa yang sama. Dan hal itu bukan hal mudah. Ada usaha yang harus selalu kita kerahkan untuk tidak kembali ke tempat tersebut. Namun, hal itu tidak mungkin kita lakukan sendiri. Kita juga perlu berjalan bersama dengan Tuhan karena daging kita lemah.
Image by Alexi Scutari on Unsplash
Demikian juga dengan kelanjutan kisah temanku. Hingga saat terakhir aku bertemu dengannya, ia bercerita bahwa pikiran untuk mengakhiri hidup masih sering menghampirinya. Namun, dengan segenap tenaga ia berusaha membuang pikiran tersebut dan meminta kekuatan dari Tuhan untuk selalu menjaga hati dan pikirannya.
“Memang tidak mudah. Sama sekali gak mudah. Tapi,Tuhanlah yang memampukan aku dalam mengatasinya,” katanya.
Dari kisah ini aku belajar bahwa Tuhan tidak akan pernah membiarkan anak-Nya terhilang dan Ia selalu menolong kita. Meski tanpa sadar kita berlari jauh dari-Nya, Ia selalu berinisiatif meraih kita kembali.
Untuk teman-teman yang pernah, atau bahkan sedang memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup, ingatlah kalau ada Tuhan yang selalu menolong. Kalau memang pikiran tersebut dirasa mulai mengganggu, datang ke Psikolog juga dapat menjadi sebuah pilihan. Karena datang ke psikolog sama saja seperti berobat ke dokter ketika sakit. Tuhan bisa memakai siapapun untuk membantu teman-teman.
Kiranya Tuhan sendiri yang selalu menolong teman-teman dalam menjalani kehidupan dan memulihkan kita dari setiap pikiran mengakhiri hidup. Amin!
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: