Jika ada banyak orang di luar sana yang bisa sukses dan hidup bertanggung jawab tanpa memiliki Tuhan Yesus di hidupnya, bagaimana bisa kita yang mengaku Kristen hidup sembarangan dan tidak bertanggung jawab? Mari, bertobatlah!
Melayani Tuhan bukan perkara mudah. Jika kita masih berpikir bahwa itu hanyalah persoalan bagaimana menjadi aktivis gereja, pendeta, atau sekadar bantu-bantu di gereja, itu masih merupakan sebuah pemaknaan melayani yang sangat sempit. Bagaimanapun, melayani Tuhan terjadi ketika setiap apa yang kita kerjakan hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Nah, jika konsepnya seluas ini, yakin sudah melayani?
Berbicara tentang melayani dan kehidupan sebagai seorang Kristen, kita tidak akan asing dengan istilah Ora et Labora atau yang juga dikenal berarti “Berdoa dan Bekerja”. Istilah yang sudah terlampau sering kita dengar, bahkan mungkin sejak kecil ini, nyatanya masih merupakan istilah yang asing dalam praktik hidup keseharian. Coba perhatikan cara kita hidup saat ini! Sudahkah kita benar-benar menempatkan doa dalam proporsi yang tepat? Juga, selidikilah sebentar cara kita bekerja dan memanfaatkan waktu hidup yang Tuhan beri. Sudahkah kita betul-betul memanfaatkan setiap detik yang Tuhan beri untuk memuliakan Dia?
Dua pertanyaan di atas sebetulnya merupakan persoalan yang sederhana. Sayangnya, tanpa perlu jauh berpikirpun, kita sudah bisa tahu jawabannya, Belum! Ya, ini adalah fenomena umum yang menjangkiti sebagian besar orang Kristen. Kita tidak betul-betul sudah ada dalam kondisi yang seimbang dalam memberikan ruang untuk doa dan bekerja dalam hidup ini. Lantas, jika sudah begini, patutkah kita mengidentifikasi diri sebagai seorang Kristen dan sebagai orang yang mencintai Tuhan?
Doa Iya, Kerja Harus!
Ngomong-ngomong, ketika berbicara tentang doa, sebenarnya bagaimana sih cara kita memaknai arti doa itu sendiri? Apakah menurut pandangan kita, doa adalah saat kita mengangkat permohonan ke hadapan Tuhan? Apakah doa berarti saat kita berbicara kepada Tuhan? Apakah doa berarti ketika kita meminta Tuhan melakukan sesuatu? Semua itu mungkin saja benar, tapi, apakah hanya itu cara kita makna doa?
Sobat, adakah doa hanya terbatas pada sekat-sekat yang membatasi dan membentuk kamar pribadi atau ketika di gereja? Adakah doa hanya sebatas suatu saat di mana kita saja yang bicara dan Allah diam saja? Adakah doa hanya sarat dengan kepentingan kita yang begitu banyak mengungkap permohonan dan permohonan (yang sebetulnya sering tidak kita perlukan!)? Sanggupkah kita menjawab?
Persoalan mengenai makna doa tentu tidak sesempit pertanyaan di atas. Tahukah kita tentang peribahasa lama mengenai doa, yakni “Doa adalah nafas hidup orang percaya”? Kapankah setiap manusia itu bernafas? Tentu setiap waktu! Karenanya, kita perlu untuk selalu berdoa setiap saat. Hah? Apa maksudnya? Maksudnya seperti berikut ini.
Doa adalah suatu komunikasi terus-menerus yang kita bangun dengan Allah. Sejatinya tidak ada ruang waktu tanpa kita tidak berdoa. Karenanya, makna doa bukan cuma saat kita berada di kamar pribadi dan bersaat teduh, juga ketika kita berada di gereja saja. Ya, memang bukan perkara mudah untuk senantiasa “terhubung” dengan Allah. Terlalu banyak hal yang dengan mudah mengalihkan dunia kita dari pandangan terhadap Allah setiap waktu. Tapi, kita tentu bisa belajar untuk senantiasa memusatkan hidup pada pusat pusaran kebenaran, yakni Allah sendiri. Dengan begitu, kita tidak hanya akan berkomunikasi dengan Dia setiap saat, tetapi juga akan terhindar dari hal-hal yang mungkin menyakiti hati-Nya. Dengan kata lain, kita terhindar untuk berdosa ketika selalu dekat dengan-Nya. Namun, perlu diingat bahwa sekalipun doa berarti komunikasi terus-menerus dengan Allah tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, tetap saja kita perlu untuk menyediakan waktu khusus untuk bersaat teduh dan bergereja. Kedua hal ini perlu dan tetap harus dilakukan sebagai bagian dari kehidupan doa orang percaya.
Doa juga bukan sekadar sebuah keadaan di mana kita saja yang berbicara dan lawan bicara diam. Doa adalah suatu komunikasi intensif antara dua pihak, kita dengan Allah. Artinya, selalu ada ruang untuk Allah berbicara kepada kita dan kita mendengar. Ya, tentu saja tidak perlu, bahkan sangat jarang, suara Allah datang dalam bentuk audible atau dapat didengar dengan telinga secara fisik. Hanya saja, Allah adalah Allah yang hidup yang sanggup berbicara melalui Roh Kudus, dengan media yang bisa datang dari mana saja: alam semesta, Alkitab, bahkan suara hati. Kita tentu tidak suka bukan kalau hanya orang lain yang berbicara kepada kita begitu lama tanpa kita diberikan ruang untuk menanggapi dan menyampaikan hal yang kita ingin sampaikan? Begitu juga perlu kita belajar untuk memosisikan Allah secara tepat. Sebab, sebagai Pribadi yang hidup dan pemilik kehidupan ini, sudah sepatutnya Dia diberikan ruang seluas-luasnya untuk berbicara kepada kita. Yuk dengar-dengaran!
Doa juga tidak hanya penuh dengan permohonan kita. Tidak jarang kita hanya datang pada Allah untuk meminta ini dan itu bukan? Ini ciri orang Kristen yang belum dewasa. Bila kita sudah lama menjadi Kristen, sudah sepatutnya kita belajar untuk lebih banyak ingin tahu apa yang Allah ingini dari kita. Semakin kita dewasa dalam iman, kita akan belajar untuk meminta apa yang patut kita minta, dan tidak menghujani Allah dengan hal-hal yang tidak perlu dan tidak kita butuhkan. Justru, semakin kita dewasa, kita akan rindu untuk mengetahui apa yang Allah ingini dari kita.
Memaknai doa yang begitu indah, tidak bisa terlepas dari kehidupan dan profesi kita. Belakangan ini, bahkan sejak lama sebenarnya, orang-orang yang mengaku Kristen, atau Kristen KTP, menempatkan diri mereka berlindung dari keharusan untuk bekerja dibawah perisai intinya berdoa! Banyak dari kita berdalih, bahwa intinya berdoa, dan nanti Tuhan akan memberkati serta sudah menyediakan bagian berkat untuk kita. Banyak dari kita terlalu sering berdoa, tetapi jarang sekali mengerjakan apa yang kita doakan atau yang perlu kita kerjakan. Tidak jarang juga kita tidak pernah berdoa, dan tidak efektif bekerja atau ada juga di antara kita yang terlalu aktif bekerja sampai tidak punya kesadaran untuk berkomunikasi dengan Allah.
Semua fenomena ini menjangkiti banyak dari kita yang mengaku Kristen. Saya pribadi tidak menampik bahwa saya sering memosisikan diri sebagai bagian dari kaum rebahan yang gemar sekali bersantai tanpa perasaan krisis (sense of crisis) untuk memanfaatkan waktu secara tepat. Puji Nama Tuhan, oleh kasih-Nya, setiap hari saya semakin disadarkan mengenai betapa perlunya memanfaatkan waktu secara benar.
Doa sering jadi tempat perlindungan dan pembenaran dari orang-orang Kristen yang malas dan tidak bertanggung jawab. Sebab kita merasa berdoa merupakan pekerjaan yang mudah, karenanya kita cenderung menggampangkan segala hal dengan berpikir bahwa berdoa saja sudah cukup dan Tuhan akan menyediakan berkat bagi kita dan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan orang-orang yang menaikan doa pada-Nya. Ini jelas konstruksi pikir yang keliru!
Menjadi orang Kristen tidak berarti kita memiliki privilege untuk tidak perlu bekerja secara maksimal dan bertanggung jawab. Justru, tantangan sebagai seorang Kristen menjadi sangat besar sebab kita - orang-orang yang tidak lagi memiliki diri kita sebab telah Tuhan beli dengan harga yang lunas dibayar - harus membuktikan bahwa tidak ada lagi waktu yang kita sia-siakan dan gunakan hanya demi kepentingan kita saja. Bagaimanapun juga kita harus menyadari bahwa kita harus bekerja dengan maksimal dan penuh tanggung jawab untuk membuktikan bahwa kita adalah umat tebusan yang telah dimiliki Tuhan. Bila tidak, ini tidak lain berarti bahwa kita masih mau memiliki diri kita sendiri dan menolak penebusan Tuhan!
Apapun profesi kita, sebagai pelajar, pekerja, anak, kakak, adik, dan lain sebagainya, harus kita emban dengan benar tanggung jawab dibaliknya. Semua ini tidak lain dan tidak bukan kita lakukan sebagai bukti bahwa kita mencintai Tuhan. Kita menghargai pengorbanan Tuhan, bila kita hidup dengan benar tanpa membuang waktu dan menyia-nyiakan potensi. Inilah kekristenan itu! Bagaimana tidak Tuhan 'kan sayang bila kita hidup sedemikian bertanggung jawab?
Pada akhirnya, perlu kita akui bahwa ini bukanlah perkara remeh temeh. Mencintai Tuhan dengan tetap berdoa dan bekerja secara benar adalah hal yang teramat sukar. Bahkan, menyeimbangkan hidup yang selalu berdoa dan bekerja seperti sebuah hal yang abstrak di mata kita, tak tempe tahu entah bagaimana cara melaksanakannya. Hanya saja, Tuhan pasti membukakan jalan bagi mereka yang serius mau melayani Dia. Semakin banyak tugas yang harus kita kerjakan, semakin perlu kita berdoa! Semakin serius kita berdoa, semakin perlu kita bekerja dengan bertanggung jawab! Ingatlah selalu bahwa Tuhan membuat matahari terbit bagi orang percaya dan juga mereka yang tidak percaya. Jika ada banyak orang di luar sana yang bisa sukses dan hidup bertanggung jawab tanpa memiliki Tuhan Yesus di hidupnya, bagaimana bisa kita yang mengaku Kristen hidup sembarangan dan tidak bertanggung jawab? Adakah tempat di surga bagi mereka yang tidak bertanggung jawab? Mari, bertobatlah!
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: