Kisah Seorang Anak

Best Regards, Live Through This, 21 March 2022
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi ia sabar terhadap kamu, karena Ia mengehendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” 2 Petrus 3 : 9

Lahir di tengah keluarga yang menjunjung tinggi Pendidikan dan prestasi, tidaklah mudah. Sejak kecil ibunya berkata kalau anak ini adalah anak yang tidak bisa diam, dan juga susah berkonsentrasi. Prestasi sejak kecil yang paling bisa dibanggakan hanya sebatas kemampuan imajinasi yang ia lukiskan di lembar kertas, dan nilai olahraga. Pelajaran lainnya? Kalau gurunya bilang sudah di ujung jurang, tinggal di senggol sedikit, maka sudah gak bisa diselamatkan. Inilah momen dimana anak ini mulai mengenal dan berteman dekat dengan rasa takut.

Sejak masa kecilnya ia berteman dekat dengan rasa takut, dan tidak berhenti sampai disitu, anak ini juga mulai berkenalan dengan rendah diri, rasa iri, hingga membandingkan diri dengan orang lain. Demi meningkatkan nilainya di sekolah, orangtuanya mengajak membuat daftar benda yang ia inginkan, mulai dari Play Station sampai Sepeda. Jika berhasil mendapatkan nilai yang bagus di ulangan, maka orangtuanya akan membelikan barang yang ada di nomor satu sampai habis hanya dengan syarat memiliki nilai yang bagus. Pada akhirnya, tidak ada satupun yang bisa ia capai, karena ternyata rasa takut itu sudah membuahkan hasil, yang biasa kita kenal dengan malas.

Bertahun – tahun ia lalui, hingga akhirnya ia beranjak remaja. Rasa malas, iri, hingga rendah diri, sudah menyatu menjadi penakut, dan mereka berkembang cukup pesat. Mengawali Pendidikan di sekolah katolik yang terkenal, hingga akhirnya pindah ke Sekolah Menengah Pertama katolik yang bahkan tidak ada satupun orang yang sekitar yang tahu tentang keberadaan sekolah itu. Terbiasa dengan sekolah berpintu dan berjendela dan dihiasi dengan trails megah, anak ini mulai bertanya – tanya kepada dirinya, apakah ia berada di lingkungan yang tepat? Karena pintu dan jendela pun tidak ada, hanya sebuah kelas yang di sekat dengan dinding 1,5 meter. Bagaimana dengan lingkungan pertemanan? Anak ini bertemu dengan banyak orang yang tidak bertata krama, dan disana ia mulai mengenal dan berteman akrab dengan kekerasan.

Puas dengan nilai pas-pasan dan hidup layaknya anak yang tidak bersekolah, anak ini mencoba berjudi dengan nasib. Menjelang kelulusan tingkat menengah pertama, anak ini mencoba ujian saringan masuk sekolah menegah atas di sebuah sekolah yang terkenal dengan segudang prestasi. Tentu saja anak ini sangat pesimis dengan hasilnya, tidak mungkin sekolah sebagus dan secerdas itu mau menerimanya. Bersama dengan enam teman lainnya dari sekolah yang sama, mereka mengkuti ujian masuk. Sebulan kemudian hasil ujian itu pun keluar, bersama dengan teman lainnya ia berangkat menuju sekolah itu. Sepanjang jalan mereka bercerita satu sama lain, ada yang merasa takut, ada juga yang bersemangat, namun anak ini tetap tidak berharap banyak dengan hasilnya. Sampai di lobby mereka dihadapkan dengan papan pengumuman yang berisikan banyak sekali nama, tentu saja nama – nama itu adalah nama calon siswa yang akan bersekolah disana. Sebagian dari kami ada yang teriak bergembira, dan lainnya merasa kecewa, karena dari 7 anak ini, hanya 6 yang lulus, dan anak ini adalah salah satu dari enam orang itu. Ia pun terkejut dan diam, karena akhirnya ia bertemu dengan pengharapan.

 Dalam surat Petrus yang kedua dikatakan “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi ia sabar terhadap kamu, karena Ia mengehendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”. Tuhan sudah membuktikannya di dalam masa laluku yang baru saja kamu saksikan. Maukah kita terus berpengharapan kepadaNYA, meski terus dalam penantian? 

LATEST POST

 

Hari ini, 10 November, adalah Hari Pahlawan. Sebagai orang Kristen kita juga diajak untuk meneruskan...
by Christo Antusias Davarto Siahaan | 10 Nov 2024

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

TAGS

 

Pengharapan

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER