“Lidah juga adalah seperti api. Walaupun kecil tetapi dapat membakar hutan yang besar. Ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai dan penuh racun yang mematikan”.
Istilah dari judul di atas bukanlah sebuah istilah baru yang kita dengar. Dalam Yakobus 3:1-12 diberikan perikop berjudul "Dosa Karena Lidah". Yang melatarbelakangi pembahasan ini ialah penerima surat Yakobus yaitu orang kristen Yahudi yang tersebar di seluruh tempat perantauan. Hal ini didukung oleh banyaknya pertemuan berkala di rumah-rumah ibadah.
Sebagian besar jemaat penerima surat ini adalah orang miskin. Hal ini memunculkan diskriminasi dan kesenjangan sosial yang cukup menonjol. Ditambah lagi pada masa itu seorang pengajar memainkan peranan penting, selain para rasul dan nabi; guru sangat dipandang dan memiliki gengsi yang tinggi. Yakobus tidak bermaksud melarang untuk menjadi guru tetapi yang dimaksudkan adalah lebih menekankan pada keseriusan dan motivasi dalam menjalankan panggilan sebagai guru, sebab ada yang merasa diri lebih pintar dan akhirnya hanya bisa mengkritik orang.
Photo by Caroline Hernandez on Unsplash
Berbicara tentang lidah, seperti apa lidah itu? Ia merupakan anggota dari tubuh yang kecil tetapi dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Ia juga diumpamakan seperti kemudi yang amat kecil yang dapat mengendalikan sebuah kapal besar. Tentu bisa kita bayangkan peran lidah kita.
Beberapa contoh buruk dari perkataan yang dikeluarkan lidah kita, yaitu:
1. Menceritakan rahasia orang,
2. Suka membicarakan tentang kehidupan seseorang (gosip),
3. Menyakiti atau menjatuhkan,
4. Berbohong dan memfintah.
Tidak jarang kita mendengar berita atas kasus pencemaran nama baik yang malah menjerumuskan orang tersebut ke jeruji besi. Contoh yang lain juga adalah gosip yang bisa menimbulkan perpecahan antar teman, keluarga, tetangga, dsb.
Lidah itu seperti api, satu kata yang keluar dari mulut kita bisa membuat dampak yang sangat besar. Contoh kecilnya, saat kita mengalami kegagalan, lalu kita katakan "kamu bisa", maka pasti kita akan semangat dan mau bangkit. Adapun kata-kata yang sering kita mendengar yang tak disadari justru melumpuhkan mental seseorang, seperti: "kamu tidak bisa, kamu bodoh, kamu jelek, kamu miskin."
Betapa besarnya dampak perkataan kita. Perkataan-perkataan kita bisa untuk menyembuhkan dan bisa juga untuk melukai. Mulutmu harimaumu adalah sebuah perbahasa yang mempunyai makna bahwa setiap kata mempunyai makna yang begitu besar atau kekuatan yang besar bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Saya punya pergumulan untuk menjaga mulut ini dari perkataan-perkataan yang tidak seharusnya. Di tempat kerja atau bahkan di mana saja mungkin kita sering mendengar yang satu membicarakan kehidupan yang satu. Nah saat itu kadang mulut kita seolah tak bisa ditahan untuk ikut membicarakan orang tersebut. Bahkan terkadang kita bertindak istilahnya seperti “kompor”, suka memanas-manasi keadaan.
Saya bersyukur Tuhan berikan teman kerja yang selalu “pendiam” dalam hal membicarakan orang lain. Saya juga bersyukur kadang kalau dalam situasi seperti itu, saya selalu diingatkan untuk “ayo diam, ayo diam.” Bahan PA ini mengajarkan untuk selalu menjaga lidah kita dari hal-hal yang tidak benar. Bahkan tidak sampai di situ saja. Kita juga harus menjadi berkat, dalam hal ini bisa memberitaukan hal-hal yang benar untuk tidak membicarakan orang lain.
Dengan lidah kita memuji Tuhan, dengan lidah juga kita mengutuk. Hal tersebut tidak boleh terjadi demikian. Mengapa? karena tidak ada sumber yang memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama. Juga tidak ada pohon ara yang menghasilkan buah zaitun atau pohon anggur yang menghasilkan buah ara (ayat 11-12). Apa artinya? artinya dari mulut kita tidak boleh keluar hal-hal yang baik atau jahat, melainkan harus terus berkata BAIK. Jika perkataan buruk juga keluar dari mulut kita, perlu dipertanyakan karena tidak mungkin sumber perkataan itu keluarkan juga hal yang buruk.
Mari gunakan lidah kita untuk memuji Tuhan, untuk membangun, untuk menyemangati, untuk menegur dalam kasih dan untuk mendoakan.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: