Waktu Tuhan bukanlah waktu kita. Waktu Tuhan adalah terbaik untuk kita, umatNya.
Pada awal merebaknya pandemi ini, sebagian rakyat Indonesia berbangga hati karena negara Indonesia tidak memiliki kasus positif Covid-19, dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Australia, dan lain sebagainya. Namun, itu semua berubah setelah adanya pemberitaan yang menyatakan sudah ditemukan kasus Covid-19 di Indonesia awal Maret lalu. Ini seperti "tamparan" atas rasa tinggi hati, bahwa Indonesia tidak akan terkena Covid-19. Seakan-akan kita lupa, hanya kehendak Tuhanlah yang terjadi, dan kita manusia tidak pernah bisa menduganya.
Seiring berjalannya waktu, hingga tanggal 25 April 2020, kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah tercatat sebanyak 8.607 jiwa. Sebanyak 1.042 di antaranya yang sembuh, dan yang meninggal terdapat 720 jiwa. Angka yang cukup besar bukan? Mengapa kasus di Indonesia bisa sebanyak itu? Apakah Tuhan murka atas Indonesia?
Mari kita syukuri, jika saat ini di Indonesia, jumlah pasien yang sembuh masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang meninggal. Mari kita syukuri, kehadiran tim medis sebagai garda terakhir penanganan Covid-19. Tanpa pertolongan Tuhan, kita tidak akan mampu menghadapi pandemi ini.
Salah satu topik kebijakan yang masih pro dan kontra hingga saat ini adalah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Di tengah pemberlakuan PSBB, masih banyak masyarakat yang beraktivitas di luar rumah; bukan untuk bekerja ataupun membeli kebutuhan pangan, melainkan hanya untuk jalan-jalan dan berkumpul dengan teman-temannya. Oleh sebab itu, bagi kita yang mendapatkan kesempatan untuk beraktivitas di tempat tinggal, marilah kita berdiam diri di rumah dulu sampai kondisi membaik. Hal ini bisa menjadi salah satu kontribusi untuk mengurangi potensi penularan virus.
Lalu mengapa Tuhan izinkan angka kasus Covid-19 di Indonesia sekarang semakin membengkak? Bukankah dengan percaya dan berdoa, Tuhan seharusnya membantu Indonesia menyelesaikan masalah pandemi ini dengan mukjizat-mukjizat nyata?
Eits.. ingat dulu, ada pepatah yang mengatakan,
"Doa tanpa usaha itu adalah sia-sia."
***
Perlu diingat pula, waktu Tuhan bukanlah waktu kita. Kita tidak memiliki hak menuntut Tuhan untuk memenuhi seluruh keinginan kita sekarang juga. Tetapi Tuhan selalu memiliki jawaban yang terbaik untuk SELURUH umat-Nya dengan waktu yang tepat.
Nah, Yesus pun pernah berdoa,
"Ya Abba, Ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki." (Markus 14:36).
Yesus tetap mengutamakan kehendak Allah yang terjadi, sebab Yesus tahu kalau rencana Allah adalah rencana yang terbaik. Disertai dengan berdoa, kita akan mendapatkan kekuatan dari Allah untuk sanggup menjalani situasi hidup di dunia ini yang makin berat.
Oleh sebab itu, Pemerintah, dengan kebijakan yang ada sekarang, meminta tolong untuk seluruh rakyat Indonesia agar tertib. Saat ini, sangat mungkin PSBB adalah keputusan yang terbaik dari pilihan-pilihan yang terburuk. Jika sebagian besar dari kita tidak menerapkan aturan physical distancing, masih suka berkumpul dan berkerumun, tidak memakai masker dan jarang membersihkan diri, kita pun akan kena imbasnya, kita berpotensi terinfeksi Covid-19.
"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Markus 14:38).
Mari kita doakan agar Tuhan memberi hikmat yang terbaik bagi para pengambil kebijakan dan rakyat, dalam perannya masing-masing di masa pandemi. Jangan lupa berdoa dan berjaga-jaga, supaya engkau tidak jatuh dalam pencobaan di tengah pandemi ini. Tuhan menyertai kita semua. Amin.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: