Tuhan menyediakan orang-orang terbaik-Nya hadir dalam hidupmu supaya kamu tetap hidup, bergerak dan bahagia. Jadi, tetap semangat sobat!
(Artikel ini merujuk pada 2 Raja-raja 6:14-17)
6:14 Maka dikirimnyalah ke sana kuda serta kereta dan tentara yang besar. Sampailah mereka pada waktu malam, lalu mengepung kota itu.
6:15 Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?"
6:16 Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka."
6:17 Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.
Shalom, Ignite People.
Siapa di antara kita yang pernah menonton pertandingan olahraga? Bola kaki? Bola voli? Atau anggar? Aku yakin sekali, hampir semua Ignite People sudah pernah menonton pertandingan olahraga (atau malahan pernah jadi atletnya?). Sadarkah Ignite People bahwa ada satu hal yang sangat penting di pertandingan olahraga, tetapi sering diabaikan? Ya, hal ini supporter.
Supporter sangat penting bagi seorang atlet. Atlet tanpa supporter adalah seperti sayur tanpa garam. Bisa Ignite People bayangkan kalau dalam sebuah pertandingan tidak ada penonton tidak ada supporter? Pasti sepi rasanya. Selain suasana yang sepi, kita juga tahu bahwa para atlet di arena pertandingan bukan hanya diuji keahliannya tetapi juga mentalnya. Jangankan atlet, saat kita berolahraga sendirian saja, tanpa ada yang mendukung, tanpa ada orang lain di sekitar kita, maka godaan besar akan lebih mudah menghampiri—khususnya saat badan mulai merasa lelah. Keluhan demi keluhan bisa muncul seperti ini:
"Ah, langkahnya diperlambat saja, sepertinya lebih asyik kalau cuma berjalan!"
"Aih, cape kali aku! Besok saja olahraganya!"
Di sinilah peran penting supporter: mereka menyemangati, mendukung, bahkan mengingatkan para atlet untuk melihat kembali tujuan pertandingan itu diikuti.
Ignite People, kadang kala hidup ini seperti arena olahraga. Masing-masing kita punya harapan dalam menjalani hidup ini. Harapan-harapan yang membuat kita tetap bertahan untuk melangkah maju dan memberitakan firman Tuhan kepada setiap orang yang dihadirkan-Nya di dalam hidup kita. Namun dalam perjalanannya, jika kita merasa berjalan sendiri, maka godaan hidup akan membuat kita cepat merasa putus asa dan ingin menyerah saja. Saya cukup terkejut belakangan ini karena ada rekan mahasiswa yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Kemudian, media sosial kita mulai penuh dengan isu-isu pentingnya kesehatan mental. Berdasarkan survei dari Populix ada 2 penyebab utama seseorang bunuh diri yaitu masalah finansial (59%) dan kesepian (46%). Silakan baca selengkapnya di sini.
1. Saudara pernah merasa kesepian?
Kesepian ada dua jenis. Pertama, karena suasananya memang benar-benar sepi dan hening. Kedua, karena hatinya yang sepi. Suasana bisa saja ramai, tetapi ia tetap merasa sepi. Kesepian dapat memperburuk hidup kita karena ia meningkatkan perasaan putus asa dalam diri orang yang merasakannya. Orang-orang yang kesepian, sangat sulit merasakan dukungan dari sekitarnya.
Dalam bacaan kita kali ini (2 Raja-raja 6), memang tidak dikatakan secara eksplisit bahwa para pelayan Elisa kesepian. Hanya saja, para pelayan Elisa tidak merasakan adanya dukungan terhadap mereka. khususnya ketika tentara Aram mengepung mereka. Para pelayan Elisa berkata dengan penuh ketakutan, "Celaka, Tuanku!" Siapa yang tidak takut? Tentara Aram lebih banyak dari jumlah mereka, tidak ada kemungkinan kabur apalagi menang melawan para tentara Aram itu. Para pelayan itu khawatir, ketakutan, dan cemas tak karuan.
Sementara para pelayan itu ketakutan, Elisa tetap tenang dan berkata, "Jangan takut," karena Elisa menyadari dengan Siapa ia melangkah. Elisa tahu bahwa Tuhan menyertainya dengan tentara yang lebih banyak dari tentara Aram. Karena itulah Elisa membuka mata para pelayannya dan mereka melihat bahwa Allah menyertai dengan tentara yang lebih banyak.
Ignite People, memang saat ini kita tidak melihat secara langsung penyertaan Allah dalam bentuk tentara seperti dalam kisah Elisa. Namun, berbahagialah kita yang tak melihat tetapi percaya bahwa Allah menyertai dan mendukung kita. Mungkin Allah juga seperti supporter yang berusaha mengingatkan bahwa kita tidak sendirian. Ada Tuhan yang memeluk dalam keterpurukan kita, menyerukan agar kita tetap semangat, dan menggandeng (bahkan menggendong) kita saat lelah menghinggapi.
Jangan putus asa, jangan menyerah hanya karena tidak ada orang lain yang melihat atau mendukung apa yang kita lakukan. Karena Tuhan selalu menyertai dan mendukung kita yang sedang melakukan firman-Nya.
Dan, Ignite People, yakinlah, akan selalu ada orang-orang yang berada di balik layar hidupmu, orang-orang yang mendukung hidupmu. Kalaupun ada di antara Ignite People merasa tidak ada yang mendukung dan peduli terhadap hidupmu, saya peduli dan mengasihi kamu. Terkadang masalah putus asa bukan karena tidak ada yang mendukung, melainkan karena kita pilah-pilih supporter sampai-sampai kita menutup mata ketika ada yang peduli dan akhirnya kita merasa kesepian. Padahal ada banyak orang yang siap menjadi supporter-mu.
Coba sobat flashback ke masa lalu, masa dimana sobat merasa putus asa. Apa yang kamu rasakan? lalu coba lihat dirimu di masa sekarang? Bukankah kamu masih bertahan hidup? lihatlah siapa saja yang mendorongmu untuk tetap berdiri dan bertahan? Bukankah Tuhan hadir bahkan memberi orang-orang terbaik-Nya ada di samping kanan dan kirimu? Orang-orang yang menjadi supporter di balik layar hidupmu ini adalah mereka yang ingin kamu tetap hidup, sehat secara menyeluruh (baca: fisik, psikis, maupun spiritual), dan bahagia.
Mari kita belajar dari Elisa, yang menyadari bahwa Tuhan menyertainya dalam setiap langkah hidup yang harus dilaluinya, sehingga ketika hal buruk menghampiri, kita dapat tenang bak anak muda yang duduk santai di tengah badai.
Sadarilah dengan siapa dikau berjalan.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: