Ketika Passion Bertemu dengan Realitas

Best Regards, Live Through This, 11 June 2019
When the world tell you to give up, hope whispers 'try it one more time'

Pernah nggak sih dengar sebuah statement bahwa apa yang kamu lakuin itu nggak akan berguna di masa depan? Sesuatu yang benar-benar kita tekuni tanpa paksaan sering kali dianggap remeh oleh orang lain karena sekadar belum menghasilkan uang.

“Ngapain sih gambar-gambar terus?”

“Ngapain masuk jurusan DKV?”

“Emang kamu bisa cari uang dari situ?”

dan sederet pertanyaan lain yang sering diucapkan orang-orang sekitar kita. Termasuk orang tua.

Photo by rawpixel.com on Unsplash 

Harapan yang tak kunjung dijawab oleh orang tua tercinta

Di saat semua temanku mulai mengejar mimpi melalui jurusan yang dipilih saat perkuliahan, aku masih berharap diperbolehkan masuk ke jurusan yang aku idamkan, Desain Komunikasi Visual. Harapan yang terus ada di benakku bahkan hingga pada akhirnya aku terdaftar sebagai mahasiswa informatika. Ilmu yang cukup menarik untuk dipelajari, namun saat itu aku pun tetap berlatih dan melakukan apa yang aku tekuni sambil selalu berharap dukungan itu datang.

Saat mulai lelah berharap pada keluarga, aku mencoba mencari dukungan lain dari media sosial. Belajar dari hal-hal kecil, menggunakan alat-alat baru dalam menulis kaligrafi, hingga cara memotret karya yang baik agar bisa dinikmati oleh orang-orang yang melihatnya (sambil tetap berharap salah satu dari mereka adalah orang tuaku).

Harapan yang selama ini kusimpan akhirnya menemukan titik terang

Setelah dua tahun di Surabaya, aku diajak teman untuk mengikuti sebuah kamp klasis. Walau awalnya ikut hanya karena keisengan belaka, namun di sana aku malah jatuh cinta pada Tuhan Yesus untuk pertama kalinya. Momen itulah yang membuatku mulai aktif dalam pelayanan lagi setelah sebelumnya sempat terhenti. Puncaknya adalah keikutsertaanku dalam Temu Raya Pemuda yang memperkenalkanku pada IGNITE GKI, wadah online bagi anak muda yang rindu melayani dalam berbagai bidang kreatif. Mulai seni (art), musik, video, fotografi, maupun tulisan. Aku merasa telah menemukan tempatku.

Sejak terlibat dalam IGNITE GKI sebagai koordinator divisi Art, aku semakin yakin bahwa Tuhan sendirilah yang mendukungku bahkan membukakan jalan. Ia lah yang selama ini mengirimkan teman-teman yang mendorongku untuk terus berkarya, hingga mengenalkanku dengan IGNITE. Ada momen di mana aku terpuruk karena merasa tak dihargai, tapi Ia selalu membuatku jatuh cinta kepadaNya lagi dan lagi melalui mereka yang Ia tempatkan dalam hidupku, tempat berbagi kerinduan yang sama.

Melalui Art juga Tuhan melatih kemampuanku berbicara di depan umum agar aku bisa belajar untuk berbagi pengalaman, belajar mengenalkan Tuhan lewat karyaku kepada teman-teman muda lain, yang mungkin juga menghadapi kegundahan hendak menyalurkan passion-nya di mana.

Photo by Helena Lopes on Unsplash 

Pelajaran berharga yang aku alami beberapa tahun terakhir salah satunya tentang komitmen dalam menghidupi passion. Tidak dapat dipungkiri sesekali kita akan menghadapi cemoohan atau pengabaian, mungkin tidak ada satupun yang mau mengakui apalagi mengapresiasi karya kita, bahkan keluarga sekalipun. Tapi, tetap berlatih, itu salah satu kunci utama. Kita harus konsisten dalam melakukan hal positif yang kita suka. Jangan menyerah jika karya dihina atau dikritik. Menjalani passion-pun adalah sebuah proses sama seperti hidup ini sendiri. Justru masa tak banyak apresiasi ini akan melatih kita hingga suatu saat jika orang sudah mulai bisa menikmati karya kita, tak ada tinggi hati. Sebab kita sudah ditempa untuk melakukan segala sesuatu sebagai cara mengembalikan apa yang telah Tuhan beri.

Saya Christian Juliano Herlambang, seorang pemuda dari kota kecil. Pemuda yang passion-nya dipertanyakan oleh orang tua di rumah. Namun saya percaya orang tua kita selalu mempunyai cara dalam mengasihi anaknya. Mungkin mereka belum mau mendukung karena ketidakpahaman akan industri kreatif saat ini. Mungkin mereka belum mengerti betapa bahagianya seorang anak saat mendapatkan dukungan penuh atas mimpi dan cita-citanya. Mungkin mereka sulit memahami kehidupan anak muda dan bagaimana sebuah karya dapat berdampak bagi mereka yang menikmatinya. Namun pada saatnya, melalui proses yang berharga, Tuhan akan memberikan kesempatan untuk membuat bangga orang tua dari apa yang dianggap remeh sebelumnya, serta memuliakan nama-Nya, Sang Pemberi Talenta.

Photo by Dvir Adler on Unsplash 

LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER