Pezinah, Perusuh dan Penuntut (Kita)

Going Deeper, God's Words, 08 January 2021
Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang - Yesus.

Ironis, Artis ini Membuat Kasus Bersama Pria Lain! 

Akhirnya Terbongkar, GA Mengakui Dirinya!


Bukankah 2 kalimat di atas mirip dengan headline berita di beberapa media pada akhir tahun 2020 hingga awal 2021 ini?

Buat yang belum paham, atau pura-pura tidak paham, objek fenomena yang sedang kita diskusikan adalah kasus tersebarnya video tidak senonoh oleh GA-MYD. Umumnya, tertawa dan mengadili orang yang sedang menderita, dan tentu di antara kita menganggap hal itu salah. Tetapi kalau kita tertawa di atas penderitaan dari orang atau kelompok yang bagi kita bersalah, seperti dua objek kasus yang kita bicarakan, lalu bagaimana? Apakah Ignite People merupakan satu di antara sekian netizen yang merasa paling adil dalam menghakimi GA baik di kolom komentar berita maupun sosial media pribadimu?


Kasus Tersebarnya Video GA-MYD

Apa Ignite People termasuk orang yang sudah nonton video GA-MYD dengan durasi 19 detik? Saya sih sudah, karena mendapatkan kiriman video tersebut dari teman. Ada dua hal yang pernah saya bahas di highlight instagram saya dan perlu juga dibagikan kepada Ignite People.

Pertama, ialah penetapan GA sebagai tersangka pada kasus tersebut. Mungkin bagi sebagian pihak, GA memang bersalah karena melanggar Pasal 4 ayat 1 jo Pasal 29 atau Pasal 8 Undang-Undang nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi. Namun sebagian pihak lain, termasuk Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, dalam siaran persnya, menyatakan bahwa banyak kerancuan antara pasal yang tertulis dan bagian penjelasan, yang berakibat potensi kriminalisasi masyarakat melalui penghakiman moralitas. Dengan penundaan RUU PKS dan penanganan kasus ini, saya merasa bahwa hukum yang saat ini berlaku di Indonesia masih belum adil.

Kedua, ialah pemberitaan kasus yang dilakukan di ragam media. Percaya atau tidak, sebagian besar dari Ignite People tentu tahu siapa orang di balik inisial GA, sedangkan kita membutuhkan bantuan google untuk mengetahui siapa MYD, alias Mas Yang Di(spasi)bawah. Kok bisa gitu? Karena sejak awal video tersebar hingga proses hukum yang berlangsung, media sosial (yang dipegang perseorangan) maupun media massa (oleh korporat) kerap menyantumkan nama terang si perempuan. Hal ini tentu bertentangan dengan etika bermedia sosial maupun etika jurnalistik yang seharusnya seobjektif mungkin dan bebas kepentingan, sehingga saya merasa bahwa pemberitaan oleh media cenderung mengadili secara patriarki.



Fenomena Lainnya yang Juga Jadi Ajang Pengadilan

Entah karena pandemi ini berpengaruh kepada kondisi psikis banyak orang, kebiasaan “rajin” mengadili di kolom komentar berbagai sosial media muncul kembali. Bukan hanya kasus tersebarnya video GA-MYD, banyak fenomena lainnya yang tak lepas dari pelampiasan “kengangguran” netizen, tanpa memandang latar belakang.

Awal Januari 2020 BC (Before Corona), pengadilan atas Gubernur ARB dilakukan oleh segenap netizen yang di banyak daerah, termasuk yang di luar DKI Jakarta, karena banjir yang melanda awal tahun. Begitu juga ketika Corona melanda, mulai dari Presiden, MenKes, dan segenap aparat pemerintahan diadili karena dirasa lambat dalam merespons virus yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Nyatanya, berada di posisi puncak pengambil kebijakan, punya kesulitannya tersendiri, setiap pilihan keputusan akan memiliki konsekuensi yang juga akan berdampak positif maupun negatif ke orang lain.

Beberapa public figure pun juga terkena imbas dari pandemi ini. Mulai dari yang terkesan mengabaikan protokol kesehatan dengan alasan dirinya “introvert”; musisi yang memprotes IDI dan menyampaikan adanya konspirasi di balik pandemi ini; dokter sekaligus influencer muda yang menyerukan protokol kesehatan tetapi tertangkap kamera sedang berada di tempat hiburan; musisi sekaligus youtuber yang mewawancarai seorang yang mengaku dirinya profesor dan menemukan obat virus Corona; mereka tidak lepas dari pengadilan massa.

Dan yang bertepatan dengan kasus tersebarnya video GA-MYD, salah satu organisasi masyarakat yang dianggap meresahkan oleh sebagian masyarakat, juga dibubarkan. Sebagian orang Kristen, yang juga minoritas di negeri ini, justru menunjukkan euforia secara berlebihan, menghina-hina organisasi masyarakat tersebut, membuat meme dengan maksud menjelekkan pemimpin mereka, dan menghakimi sedemikian rupa di banyak kolom berita dan sosial media.


Selain Allah itu Kasih, Allah kan Adil...

Betul banget, Allah memiliki sifat kasih dan juga adil. Namun saya mendapati pengenalan yang agak berbeda dan baru mengenai karakter Allah dalam rupa Yesus Kristus melalui perikop “Perempuan yang berzinah”

Dalam Yohanes 7:53-8:11, kita akan mendapati bahwa hobi mengadili sejatinya bukan hal yang baru. Di tengah era petualangan Yesus untuk mengabarkan kabar baik, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menggunakan kasus perempuan yang kedapatan berzinah, untuk mencobai Yesus agar memperoleh kesalahan-Nya. Dengan cerdik, mereka menggunakan sisi “keadilan Allah”, mengutip ucapan Musa yang tertulis dalam hukum Taurat.

Sayangnya, jawaban Yesus dan perbuatannya bukan sekadar “adil” di mana perempuan pezinah itu dihukum, atau sekadar “kasih” hampa di mana melarang orang orang untuk menghukum. 

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. " (Yohanes 8:7)

Yesus memahami, bahwa dalam zamannya, orang yang sebenarnya berdosa bukan hanya perempuan yang dibawa ke hadapannya saja. Masih ada laki-laki yang juga berzinah dengan perempuan tersebut. Dengan budaya Yahudi yang makin luntur di era penjajahan Romawi, sangat mungkin masyarakat lainnya yang berada di situasi tersebut sebenarnya berlaku zinah juga, hanya saja belum ketahuan. Kalau mau adil, tentu akan sangat banyak orang yang dirajam karena kesalahan berzinah saja, belum dosa-dosa lainnya. Yesus pun dengan santuy melanjutkan keseruannya menulis di tanah, hingga mereka semua pergi dan Yesus menyampaikan kabar baik bagi perempuan tersebut.


Jadi, Apakah Yesus Mengasihi atau Mengadili?

Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yohanes 8:10-11)

Jawaban Yesus merupakan perwujudan dari “mengadili dengan kasih” dan “mengasihi dengan adil”. Atas kesalahan perzinahan perempuan tersebut, Yesus memberikan pengampunan dosa dan petunjuk hidup baru, suatu tindakan “mengadili dengan kasih”. Dan pengorbanan Yesus di kayu salib, merupakan bentuk "kasih yang adil", di mana keselamatan bukan hanya diberikan hanya kepada murid-murid-Nya, melainkan juga kepada seluruh ciptaan di segala zaman dan tempat. 


Mengadili dengan Kasih dan Mengasihi dengan Adil!

Sebagai orang yang mungkin hobi mengadili, kita perlu menyadari bahwa status penuntut juga tidak lebih baik kok daripada mereka yang kedapatan bersalah. Tetapi kita, yang sudah menerima kabar baik dari Kristus, seharusnya berusaha “mengadili dengan kasih” dan “mengasihi dengan adil”.

Ketika kita mendapati orang-orang di sekitar kita melakukan kesalahan, jadilah sahabat bagi mereka. Dengarkan ceritanya, yang mungkin saja dia adalah korban dari situasi lainnya. Rangkul mereka dalam kasih Kristus yang penuh pengampunan dan berikan support bagi mereka, sehingga kita tidak lagi menjadi penuntut, melainkan penuntun seperti yang Yesus perbuat.

***

Sekarang, saya ingin mengajak Ignite People untuk mengambil waktu sejenak, berefleksi dan menjawab pertanyaan ini dalam hati:

  1. Adakah kamu menjadi penuntut dan mengadili orang lain atas kesalahannya?

  2. Tiadakah dosa yang kamu miliki sehingga layak ‘tuk mengadili orang lain?

  3. Dalam keberdosaan kita, apakah kamu bersedia menghayati dan menghidupi Kristus yang “mengasihi dengan adil” dan “mengadili dengan kasih” kepada kita semua?

  4. Dalam segala kelemahan kita, maukah kita berusaha “mengadili dengan kasih” dan “mengasihi dengan adil” seperti yang Kristus lakukan?


Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang - Yesus

LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER