Words have tremendous power to change how we feel, don't they? - Elarra (Final Fantasy Record Keeper)
"Aku yakin kamu pasti senang kalau orang lain menganggap kamu ‘incredible’!"
(Tales of Eternia, 2000)
Kapan sih kamu terakhir dipuji seseorang secara spontan seperti gambar di atas?
Kalau dari aku jujur, sudah cukup lama. Biasanya aku mendapat pujian kalau aku mengerjakan sesuatu dengan baik untuk orang lain atau aku membagikan karya yang sudah aku buat kepada orang lain. Tapi, dipuji orang lain secara tiba-tiba, seperti saat mengobrol santai? Jarang sekali ya. Padahal menurutku, pujian itu sangat penting bagi kita semua, seperti diilustrasikan pada gambar di atas.
Elarra (perempuan dengan baju pink) mengerti pentingnya kata-kata positif dalam kehidupan. (Final Fantasy Record Keeper, 2015)
Aku jadi ingat ketika menjabat sebagai sarana penunjang untuk acara kebaktian padang di gerejaku. Aku sering menganggap posisiku ketika melayani saat itu kurang begitu penting. Pekerjaanku hanyalah memastikan apakah barang-barang yang akan dibawa ke tempat kebaktian padang sudah tersedia semua atau tidak. Pada hari H-1 sebelum kebaktian padang, aku ditugaskan untuk mendata jumlah dari setiap barang yang akan dibawa ke kebaktian padang. Puji Tuhan semua barang sudah tersedia dengan jumlah yang sesuai. Setelah selesai mendata, ketua dari pengurus Komisi Pemuda pun memujiku; ia mengingatkanku bahwa memastikan semua barang sudah tersedia sebelum kebaktian padang sangatlah penting, karena kalau barang yang dibutuhkan ternyata tidak ada, nanti malah kalang kabut mencari barang tersebut pada saat kebaktian padang. Dia juga berkata bahwa aku telah melakukan pendataan barang dengan baik, dan berterima kasih kepadaku. Ok, aku tahu dia memang sudah banyak memberikan pujian kepadaku, tetapi tetap saja, pujian tersebut menjadi sebuah penambah semangat untuk mengakhiri hari yang cukup melelahkan!
Di Alkitab sendiri, ada juga ayat-ayat alkitab yang mengingatkan kita untuk memuji orang lain. Dalam alkitab versi New Living Translation (NIV), Roma 15 memiliki judul perikop “Living to Please Others,” yang berarti “Hidup untuk menyenangkan orang lain,” Sebenarnya, J. C. Wilson (Wilson, 2013) menyatakan bahwa kitab Roma 14:1 hingga 16:23 memberitakan kepada kita mengenai misi Paulus untuk memberitakan Injil kepada orang lain. Salah satu ayat dari Roma 15 yang menarik perhatianku adalah Roma 15:2, yang berbunyi demikian:
“Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.”
Dari ayat tersebut kita belajar agar kita dapat menggembirakan orang lain, sehingga kita dapat saling membangun orang lain. Salah satunya adalah mengapresiasi orang lain ketika ia sukses.
Selain itu, Salomo banyak sekali menuliskan berbagai macam pesan hidup di kitab Amsalnya, dan selain mengingatkan kita untuk diam, dia juga mengingatkan kita agar kita dapat mengapresiasi orang lain melalui kata-kata. Salah satunya melalui Amsal 12:25, yang berbunyi demikian:
“Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.
Atau dari versi New International Version, ayat itu berbunyi demikian:
“Anxiety weighs down the heart, but a kind word cheers it up.”
Ternyata, ayat di atas memiliki penafsiran yang berbeda-beda. J. Benson (Benson, 1857) berpikir bahwa kegelisahan akan membuat kita merasa terbeban, tetapi kata-kata yang positif seperti pujian akan mengangkat hati dari orang lain. Di sisi lain, ‘perkataan yang baik’ tersebut mengacu ke bagaimana perkataan Tuhan membuat kita merasa nyaman (Ellicott, 1905). Aku sendiri lebih sependapat dengan Benson, terutama karena artikel kali ini menyangkut tentang bagaimana pujian dapat mengangkat hati seseorang yang sedang kurang baik.
Akan tetapi, pujian haruslah diberikan secara tulus. Teman atau orang lain (apalagi yang sudah akrab dengan kita!) besar kemungkinan akan tahu kalau pujian yang kita berikan ternyata bukanlah pujian yang tulus. Hal ini pun diakui oleh Salomo di Amsal 26:28, yang berbunyi demikian:
“Lidah dusta membenci korbannya, dan mulut licin mendatangkan kehancuran.”
Amsal 26 sendiri berisi banyak sekali perbuatan yang hanya dilakukan oleh orang bebal. Dalam versi New Living Translation sendiri, orang tersebut dideskripsikan sebagai ‘fool’, yang berarti ‘bodoh’. Nah, salah satu perbuatan yang membuat kita menjadi manusia ‘bodoh’ adalah memuji seseorang dengan tidak tulus. Ketidaktulusan kita dalam memberikan pujian berarti sama saja dengan membohongi orang lain. Dengan kita berbohong kepada orang lain mengenai pujian kita, maka kita dapat menghancurkan relasi yang sudah kita jalin.
Nah, ternyata di Alkitab sendiri tertulis beberapa ayat yang mengingatkan kita untuk mengangkat hati orang lain di saat orang tersebut sedang merasa kurang baik. Aku sendiri, seperti yang sudah aku kisahkan di atas, juga sudah merasakan betapa senangnya menerima pujian dari orang lain, terutama orang yang kita anggap lebih baik dari kita. Pujian kepada orang lain dapat memberikan efek yang luar biasa terhadap perasaan orang lain. Sangat mungkin sebuah pujian dapat membuat orang lain bangkit dari keterpurukannya dan menjadi pengaruh yang lebih dahsyat bagi dunia! Jadi, tunggu apa lagi, mari kita berikan pujian kepada orang lain!
Sumber:
Benson, J, 1857. Commentary of the Old and New Testaments, website, accessed 18 September 2020, <https://biblehub.com/commentaries/benson/proverbs/12.htm>.
Ellicott, C. J, 1905. Ellicott's Commentary for English Readers, website, accessed 18 September 2020, <https://biblehub.com/commentaries/ellicott/proverbs/12.htm>.
Final Fantasy Record Keeper. 2015. Android [game]. DeNA.
Tales of Eternia. 2000. Playstation [game]. Wolfteam.
Wilson, J. C, 2013. Romans: A 12-Week Study, website, accessed 18 September 2020, <https://www.thegospelcoalition.org/course/knowing-bible-romans/#week-1-overview>.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: