Hidup hanya sekali jadi jangan egois dengan menyia-nyiakan anugerah Allah atas kita, melainkan hiduplah penuh tanggung jawab di hadapan-Nya dan jadilah alat kemuliaan-Nya.
Pastinya anak muda jaman sekarang ini tak asing lagi dengan kata atau istilah "YOLO". Kata ini dapat kita temukan baik di FB, IG, bahkan tiktok dan berbagai macam media sosial lainnya. Hal ini terjadi karena dalam media sosial, anak muda sering kali menggunakan istilah-istilah gaul jaman sekarang seperti ‘YOLO’. Meskipun kata 'YOLO' sendiri tidak ada kaitannya dengan sosial media, tetapi kata ini banyak muncul sebagai hashtag layar tampilan media sosial kita, maka dari itu pasti sebagian dari pada kita pernah mendengar dan melihat kata ini.
Nah, sebenarnya apa sih kata 'YOLO' itu, dan bagaimana implementasinya kata ini berkaitan dengan anak-anak muda yang percaya kepada Tuhan?
Kata ‘YOLO’ adalah singkatan dari "You Only Live Once" alias hidup itu cuma sekali. Namun, seringkali kata YOLO yang dipakai oleh anak muda dipakai untuk melegitimasi bahwa anak muda boleh berlaku sesuka mereka. Maka dari itu, sebagai pemuda Kristen, bagaimana kita memaknai kata ini dengan baik dan benar, sehingga ketika kita mengingat kata ini ada hal yang baik dapat kita lakukan?
Ketika kita merenungkan kata YOLO dan mengimplementasikan dalam kehidupan anak-anak Allah, nampaknya kata ini sesuai dengan pandangan kekristenan. Hal ini karena setiap umat Allah percaya bahwa hidup di dunia hanya berjalan atau kita lalui satu kali. Setelah kita hidup satu kali kita akan meninggal. Hal ini ditegaskan dalam pandangan beberapa ayat di Alkitab, seperti "hembusan nafas" (Ayub 7:7), "fana" (Mazmur 39:5), "seperti asap" (Mazmur 102:4), "seperti rumput" (1 Petrus 1:24), dan "seperti uap" (Yakobus 4:14). Semua gambaran itu mengingatkan kita bahwa hidup kita hanya sementara di dunia ini, dan ada kehidupan lain yang akan kita jalani. Maka dari itu, jikalau kita memahami bahwa hidup di dunia hanya satu kali, kita akan belajar untuk tidak menyia-nyiakanya. Sebagai murid-murid Kristus, kita mau bertanggung jawab dalam menggunakan waktu, sehingga tidak ada penyesalan di hari esok.
Cara kita tidak menyia-nyiakan waktu kita adalah dengan hidup bertanggung jawab di hadapan Pencipta. Pada saat Allah menciptakan manusia, Ia mempunyai rencana kekal yang mencakup semua maksud dan kegiatan setiap orang di muka bumi. Ada masa, yaitu suatu periode yang ditetapkan, kejadian-kejadian yang kelihatannya kebetulan, semuanya merupakan bagian dari sebuah rencana sangat besar. Dalam kitab Pengkhotbah, Salomo memberikan nasehat yang sangat baik tentang bagaimana kita dapat menikmati kehidupan yang benar, yaitu degnan senantiasa mengingat Pencipta kita. Efesus 2:10 mengatakan bahwa anugerah Allah dalam kehidupan yang kita miliki membawa kita pekerjaan-pekerjaan Allah yang mulia atas setiap kita.
Selain bertanggung jawab, kita belajar untuk hidup memuliakan Allah. Dalam Katekismus Westminster, ketika ada satu pertanyaan mengenai tujuan Allah menciptakan manusia, jawabannya adalah "Allah menciptakan manusia untuk memuliakan Allah", dan bersukacita di dalam Dia untuk selama-lamanya (1Ko 10:31; Rom 11:36. dan Maz 73:25-28). Maka dari itu, marilah kita belajar untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memuliakan Allah dan bersukacita. Belajar untuk tidak menjadi egois dengan hanya hidup untuk kepentingan diri kita sendiri, melainkan dapat menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan Yesus ingin murid-murid-Nya memanfaatkan segala sumber daya yang kita miliki sebaik mungkin dan menginvestasikannya bagi kekekalan, agar kita siap mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan (Luk 16: 9), bukan hanya untuk memenuhi keinginan, kemewahan, kesenangan kita semata, apalagi sampai tidak mengindahkan orang miskin di sekitar kita. Sumber daya yang berasal dari Tuhan dikelola tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, melainkan menjadi berkat bagi orang lain.
Maka dari itu, yukk, ketika kita mendengar, melihat dan mengingat kata “YOLO” dalam hidup kita, ingat apakah kita sudah memaksimalkan hidup yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Ingatlah bahwa hidup yang diberikan Tuhan kepada setiap kita adalah anugerah, jadi jangan egois, hanya mau menyia-nyiakan hidup demi kepentingan sendiri, melainkan belajar untuk bertanggung jawab dan pakailah untuk memuliakan Tuhan, dan jangan biarkan hidup berlalu begitu saja.
Hidup hanya sekali jadi jangan egois dengan menyia-nyiakan anugerah Allah atas kita, melainkan hiduplah penuh tanggung jawab di hadapan-Nya dan jadilah alat kemuliaan-Nya.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: