Dalam diam kita diajar bukan untuk menyerah tapi untuk berserah, karena Dia adalah Allah yang Maha Kuasa atas seluruh bumi.
Dua puluh tahun saya tinggal di kota Jakarta. Jakarta adalah kota megapolitan yang besar dan luas, yang dihuni oleh 9 juta orang. Pada siang hari jumlah penduduknya dapat bertambah sekitar 2 juta orang, karena sebagaian orang datang untuk melakukan aktivitas berkerja di kota ini. Selain itu banyak juga orang yang dari luar provinsi Jakarta datang berbondong-bondong untuk mengadu nasib di kota ini. Kota ini kerap disebut sebagai “Kota yang tak pernah tidur”, kota ini tidak pernah diam. Dari pagi sampai malam hari roda perekonomian dan aktivitas warga terus bergerak. Hiruk-pikuk aktivitas warganya yang tak henti terjadi sepanjang hari dan menjadi hal yang wajar dan normal bagi masyarakat Jakarta.
Tapi lihat sekarang menyebarnya Covid-19, membuat aktivitas warga di kota Jakarta tidak seramai seperti sebelumnya. Bisa dikatakan lebih dari 70% hiruk-pikuk aktivitas warga Jakarta menjadi berkurang, terlebih akibat dari Penerapan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Setiap warga disarankan untuk tinggal di rumah dan melakukan aktivitas dari rumah saja. Kini warga Jakarta dan masyarakat di seluruh Indonesia sedang berjuang bersama melawan penyebaran Covid-19, dalam diam.
Yah, diam adalah hal yang paling baik pada saat ini yang bisa kita lakukan. Bahkan banyak meme yang lucu yang mengambarkan bagaimana kita bisa berkontribusi bagi negeri ini dengan cara berdiam. Berdiam di rumah, berdiam untuk berdoa kepada yang Maha Kuasa. Namun dalam diam ternyata banyak hal baru yang dapat kita temukan dan memiliki dampak dan efek yang baik bagi diri sendiri dan kota ini. Dalam diam sekarang kita dapat mendengar kicauan burung di pagi hari, kita dapat mendengar suara air yang mengalir, menghirup udara yang segar, mendengar suara desahan nafas dan detak jantung bahkan melihat kembali indahnya awan dan langit yang biru. Hal yang mungkin sering terlewatkan dihidup ditengah hiruk-pikuk yang ada kita seolah lupa padahal itu sangat berarti.
Diam juga menjadi hal yang tepat untuk untuk kita berefleksi dan merenung tentang arti hidup kita. Hal yang mungkin dahulu kita tidak pikirkan dengan serius namun saat ini kita diberikan moment dan kesempatan untuk dapat belajar lebih di dalam diam. Di dalam Kekristenan ada pelajaran spiritualitas yaitu solitude yaitu mengambil waktu dalam diam dan kesendirian mencari dan mendengar suara Allah. Mazmur 46: 11 juga menuliskan “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi. Mazmur yang di nyayikan oleh bani Korah ini memberikan keyakini bawa di dalam diam kita dapat lebih mengenal siapa Allah.
Di dalam Alkitab ada beberapa tokoh mereka mengambil waktu berdiam bersama Tuhan dalam situasi kehidupan mereka yang sukar. Kita dapat mengenal dan menggiat nabi Habakuk, di dalam doa Sang nabi di Habakuk 3:3 setelah ia mengungkapkan keluh kesahnya lalu berdiam. Dalam ayat ini ada kata sela yang artinya jeda, berhenti atau berdiam. Dalam diamnya Habakuk kembali menggiat tentang siapa Allah yang Maha Dahsyat dan kuasa pembebas umat Israel. Dalam Habakuk disadarkan tentang keberadaan Allah yang harus dirinya andalkan di dalam kehidupannya sampai pada akhirnya dalam Habakuk 3:17-19 dirinya memiliki pernyataan iman yang luar biasa walau pun, sekali pun dan bagaimana pun pergumulan dalam kehidupan Allah akan tetap menjadi Tuhan dan kekuatan bagi dirinya.
So, pada saat wabah Covid-19 ini hadir, kita diajak untuk berdiam, untuk beristirahat di mana ada jeda dan ruang yang mau diisi oleh Allah. Kita diingatkan bahwa kita bukanlah siapa-siapa, kita manusia yang lemah dan tidak berarti dan itu adalah satu fakta yang tepat. Mazmur ini menunjukan bahwa Allah yang menjadi kekuatan kita, kota benteng kita yang di dalamnya ada perlindungan, jaminan keamanan, dan ketenangan. Dalam ayat 9-10 Allah juga menunjukan keMahaKuasaan-Nya dan menyatakan kuasanya secara terbuka. Allah memperlihatkan bagaimana pekerjaanya yang dahsyat sampai Dia dapat memusnahkan bumi, bahkan Ia dapat mengalahkan peperangan.
Dalam diam kita diajar bukan untuk menyerah dan tidak dapat berbuat apa-apa, melainkan dalam diam kita diuji apakah kita dapat berserah kepada Allah? Allah yang begitu luar biasa dahsyat, berkuasa dan hebat melebihi apa pun yang ada di muka bumi ini. Dalam diam kita mengetahui apa yang menjadi maksud kehendak Allah, dalam diam kita mengetahui bahwa Allah sedang berperkara bagi umat-Nya. Dalam diam kita mengetahui letak kekuatan kita hanya di dalam Allah. Bukan tidak mungkin kita mengenal Allah di tengah hiruk-pikuk kesibukan kita, di dalam diam kita dibawa ke dalam pengenalan akan Allah yang berbeda. Dalam diam kita dapat mensyukuri hal-hal yang mungkin tidak terpikirakan oleh kita sebelumnya. Udara yang baik, langit biru yang indah, orang-orang yang ada saat ini di dekat kita baik itu keluarga atau tetangga yang biasa terluput dari kehidupan kita. Dalam diam kita diajar bukan untuk menyerah tapi untuk berserah, karena Dia adalah Allah yang layak ditinggikan diatas seluruh hal dibumi. Dalam diam kita menyadari bahwa Allah tidak pernah diam, Ia selalu berperkara dalam kehidupan kita.
So, ketika kita diam di rumah jangan lewatkan kesempatan untuk berdiam bersama Allah, menikmati dan mensyukuri akan kehidupan yang Allah anugerahkan bagi kita.
Teman-teman boleh sharingkan selama ini pengalaman berdiam kalian selama #dirumahaja, jangan lewatkan waktu bersama dengan Tuhan dan bisa share ke ig @evachriviana Tuhan Yesus memberkati.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: