Dilanda duka tetapi disediakan-Nya suka akan teramat sulit ditemukan oleh mereka yang terlalu sibuk menata hati untuk berpikir bahwa semua telah berakhir, sia-sia, tak ada yang baik, tak ada gunanya lagi.
Duka tentu tidak diinginkan dan seringkali beberapa orang berusaha sekuat-kuatnya agar dapat menghindarinya. Walau tak diingini dan terus dihindar, tetap saja duka tak bisa dilewatkan dan duka yang datang pun sebenarnya bukan menjadi akhir dari segalanya.
Dilanda duka tetapi disediakan-Nya suka akan teramat sulit ditemukan oleh mereka yang terlalu sibuk menata hati untuk berpikir bahwa semua telah berakhir, sia-sia, tak ada yang baik, tak ada gunanya lagi. Kekalutan hati ini juga sampai membuat mata dan telinga tak menyadari telah dihadirkan-Nya suka di balik duka.
Photo by Mahdi Bafande on Unsplash
Dilanda duka itulah yang sedang saya alami. Bersyukur Tuhan tak membuat saya berlarut dalam sedih. Bersyukur karena saya masih tetap percaya akan rencana-Nya yang pasti baik untuk anak-anak-Nya.
Saya memang telah dilanda duka bukan duka kematian jasmani orang terdekat, melainkan duka atas kematian rohani dari orang yang selalu saya bawa dalam doa kepada Tuhan Yesus. Dia yang selalu saya doakan di waktu pagi dan malam telah membuat keputusan untuk meninggalkan Sang Juru Selamat. Dengan label pelayan Tuhan dan lulusan sekolah teologi, tentu saat duka ini melanda saya harus mampu percaya pada Firman Tuhan yang telah menjadi penguat bagi jemaat yang berduka. Bagaimana tidak? Kematian rohani dari dirinya adalah duka yang amat memilukan hati. Rasanya saya ingin pergi, pergi jauh ke tempat yang tak ada satu pun dapat menemukan dan menghubungi saya lagi.
Photo by Arnold Obizzy on Unsplash
Namun, di saat saya dilanda duka, Tuhan telah menyediakan suka yang adalah anugerah ketika saya berserah pada-Nya. Suka itu datang melalui undangan dukacita jemaat, dan pilihan ya atau tidak menghadiri ada pada saya. Saya memilih "ya", yang artinya saya mau menghadiri undangan tersebut, seperti ada gerakan yang sangat kuat dan begitu meyakinkan bahwa saya harus ke sana.
Photo by Pond Juprasong on Unsplash
Pada akhirnya, saya memahami bahwa Tuhan Yesus membawa saya melakukan perjalanan ke rumah duka selama empat jam itu untuk menghibur hati. Menghibur hati yang sebenarnya saat itu berencana mengurung diri di kamar meratapi duka yang melanda. Bagaimana cara-Nya? Dia memberikan suka saat saya sedang dilanda duka dengan diperlihatkan alam buatan tangan-Nya yang dapat saya nikmati sepanjang perjalanan. Tak hanya sampai di situ, suka lainnya yang disediakan ialah hadirnya orang-orang yang terus mengajak saya untuk berbicara dan bersenda gurau layaknya pesan ketegasan dari Tuhan Yesus bahwa cukup jangan terus memikirkan yang tak bisa manusia kendalikan.
Photo by engin akyurt on Unsplash
Suka terakhir yang benar-benar menyukakan hati ialah kesempatan yang diberikan pada saya untuk menyampaikan Firman Tuhan dalam ibadah penghiburan. Kesempatan istimewa boleh membagikan berkat Firman Tuhan saat keadaan saya sedang tidak baik-baik saja menjadi kesempatan untuk menikmati suka-Nya melalui Mazmur 126, yang oleh Lembaga Alkitab Indonesia diberi judul perikop "Pengharapan di tengah-tengah Penderitaan".
Menyediakan diri untuk menguatkan orang lain saat kita dalam keadaan baik tentu begitu mudah untuk dilalui, tetapi tidak jika kita pun sedang berduka. Kita memerlukan keteguhan hati yang sepenuhnya berserah pada kehendak-Nya untuk dapat menyalurkan kekuatan hati pada mereka yang berduka. Hati yang teguh dapat memberi kekuatan pada hati yang lainnya. Salah satu pengalaman duka yang saya alami ini telah membuka mata saya untuk memandang pada Yesus, membuka hati saya untuk berserah pada Yesus, membuka telinga saya untuk percaya pada Yesus, dan berani membagikan tulisan ini.
Photo by Miguel Bruna on Unsplash
Kita tak dapat menolak hadirnya duka itu,tetapi kita bisa memilih suka yang hadir di antara duka yang sebenarnya telah disediakan oleh Yesus. Duka adalah peristiwa diluar kendali manusia tetapi menyadari adanya hiburan dari Yesus di saat seperti itu adalah pilihan kita. Ingatlah, tak ada duka yang kekal, yang ada ialah kerasnya hati untuk tetap larut dalam duka. Ingatlah bahwa ada Yesus yang mengendalikan semuanya, kita hanyalah manusia yang tak dapat mengatur kehidupan di muka bumi. Duka selalu menjadi pengingat bahwa kita harus terus-menerus berharap pada Tuhan Yesus, semua yang ada di muka bumi ini adalah milik-Nya dan berada dibawah kuasa-Nya.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: