Rasanya Dibandingkan dan Membandingkan

Best Regards, Live Through This, 27 May 2020
Sadarlah, bahwa kemampuan, kapasitas, dan karakteristik setiap orang itu berbeda-beda. Karena pada dasarnya, Tuhan menciptakan manusia itu berbeda-beda jalurnya untuk hidup.

Le (sebutan orang Jawa untuk ‘nak’), masa kamu gak bisa seperti mas-mu itu, to? Pinter, selalu dapat ranking 1 waktu SMA dan sekarang bisa kuliah di universitas negeri dan dapat beasiswa.”

“Dit, coba lihat mas-mu yang di Jawa itu loh, dia bisa masuk STAN, jadi sekolahnya ga bayar dan langsung dapat kerja. Coba kalau kamu juga seperti dia.”

Ya, itulah sedikit dari perkataan mbah saya yang terkesan membanding-bandingkan diri saya dengan cucunya atau saudara-saudara yang lain.

Hal itu memang membuat saya risih,  jujur saja karena jika saya berkunjung ke tempat mbah, saya selalu mendengarkan kata-kata perbandingan yang keluar dari mulutnya. Secara tidak langsung, saya pun juga ikut-ikutan membandingkan diri dengan saudara-saudara saya. Bahkan ada rasa ingin seperti saudara saya itu, bisa masuk ke PTN ataupun ke PTK. Akhirnya, saya berpikir untuk tidak akan berkunjung ke rumah mbah sebelum saya bisa membuat mbah bangga kepada saya seperti kebanggaannya pada saudara-saudara yang lain.

Akan tetapi, saya tetap berpikir positif, sabar, dan berusaha menjadikannya sebagai dorongan dan tekad yang bisa dilakukan. Dalam hati saya berkata, “Namanya juga orang tua, maklumin ajalah.” Hal yang senada juga dikatakan ibu saya, “Udah, ga usah diambil hati. Anggap aja motivasi.”


Salah satu kelemahan manusia adalah suka membanding-bandingkan. Itu sifat alami dan manusiawi. Sifat seperti ini pun terlihat pada bangsa Israel saat Tuhan sudah membawa mereka masuk dalam Tanah Perjanjian. Setelah beberapa lama berdiam di sana, mereka melihat bagaimana bangsa-bangsa lain memiliki raja (1 Samuel 8:5-7). Bukannya bersyukur Tuhan sendiri yang memimpin mereka, mereka malah bersikukuh mengangkat seorang raja. Pada akhirnya, raja-raja yang mereka pilih mengakibatkan bangsa mereka berdosa di mata Tuhan. Mereka pun kehilangan perkenanan Tuhan dan mengalami pembuangan ke negeri asing. 

Kita gagal berfokus pada apa yang sudah Allah berikan untuk kita lakukan. Yesus menyatakan bahwa membanding-bandingkan itu berasal dari keyakinan bahwa Allah tidak adil dan Dia tidak berhak untuk bersikap lebih murah hati kepada orang lain daripada kepada kita (Mat. 20:1-16).



So,

Sadarlah, bahwa kemampuan, kapasitas, dan karakteristik setiap orang itu berbeda-beda. Karena pada dasarnya, Tuhan menciptakan manusia itu berbeda-beda jalurnya untuk hidup.

Ketahuilah kalau setiap orang itu memiliki potensinya masing-masing, yang harus terus-menerus dimaksimalkan. Terkadang juga tak sedikit orang tua yang membanding-bandingkan anaknya pada anak-anak yang lain, tanpa menyadari bahwa anaknya memiliki kapasitasnya yang jauh lebih baik tanpa harus sama dengan orang lain.

Dan jika kita pernah mengalami perbandingan itu, janganlah goyah dengan ikut membandingkan diri kita dengan kemampuan orang lain. Justru itu bisa disesuaikan pada kompetensi kita dan dijadikan pacuan atau semangat untuk menjadi lebih baik sesuai kemampuan kita.



Mulailah mengucap syukur dan percayalah, apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita saat ini adalah yang terbaik dan paling tepat bagi kita. Dan jangan takut apa yang Tuhan berikan itu berbeda dengan orang lain.

Saat hati kita sudah dipenuhi dengan ucapan syukur, maka kita akan segera mengalami hidup yang luar biasa bersama Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati.

LATEST POST

 

Hari ini, 10 November, adalah Hari Pahlawan. Sebagai orang Kristen kita juga diajak untuk meneruskan...
by Christo Antusias Davarto Siahaan | 10 Nov 2024

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER