Rencana Tuhan di Hidup Kita: Order in the Chaos

Best Regards, Live Through This, 31 July 2019
Berserah, bukan pasrah. Berserah berarti ada harapan. Tetapi pasrah berarti sudah tidak punya harapan.

Pernahkah kalian membuat suatu rencana, semua berjalan dengan baik sampai satu titik tiba-tiba rencana kalian runtuh? Atau pernahkan kalian ada di situasi di mana kalian merasa semua pintu ditutup? 

Hidup saya bukanlah hidup yang berjalan mulus. Saya termasuk tipe orang yang suka membuat rencana, bahkan melihat jauh ke depan. Tapi seringkali rencana saya itu tidak terwujud sesuai ekspektasi. Image by Pexels from Pixabay 

Saat mencari sekolah untuk jenjang SMP, SMA, dan kuliah, saya selalu terbentur dengan hal-hal tidak terduga dari yang saya harapkan dan rencanakan. Tetapi, di saat-saat terakhir Tuhan selalu membukakan pintu yang ternyata menuntun ke hal yang lebih baik. Dan saat saya mau masuk kuliah, barulah saya sadar Tuhan sudah mempersiapkan saya untuk masuk ke jurusan dan universitas tersebut bahkan sejak saya kelas 6 SD. 

Saat SD, saya mencari kesempatan  beasiswa sekolah internasional. Tetapi saya tidak mendapatkan nominal beasiswa yang saya harapkan sehingga akhirnya angan-angan tersebut hancur. Namun saat SMA, saya kembali mendaftar ke sekolah tersebut dan diwawancarai oleh orang yang sama seperti saat saya SD. Orang tersebut masih mengingat saya dengan baik meski saya sudah lupa sama sekali. Dan kali ini saya diterima dan mendapatkan nominal beasiswa yang saya butuhkan. 

Lalu saat kuliah, saya punya 1001 rencana yang pada akhirnya semua tidak berjalan karena entah mengapa, saya mendadak sangat malas. Saya stres saat itu karena belum mendapatkan universitas, tetapi tiba-tiba saya bertemu orang yang mewawancara saya tersebut dan menawarkan bantuan. Akhirnya pun saya berhasil masuk ke suatu universitas dengan beasiswa 50%. Namun saat itu dengan sombongnya, saya berpikir mengambil satu jurusan akan gampang, saya mau mengambil dua jurusan sekaligus. Dan saat saya menanyakan hal tersebut, saya diundang ikut penjelasan jurusan tersebut di hari Sabtu berikutnya. Hal ajaib pun terjadi lagi saat setelah acara tersebut, saya ditanya apakah saya mau pindah ke jurusan tersebut saja dan beasiswa saya dinaikkan menjadi 100% tetapi dengan kontrak kerja. Tanpa pikir panjang, saya terima.Image by Nikolay Georgiev from Pixabay 

Little did I know, tanpa beasiswa 100% tersebut saya tidak akan bisa menyelesaikan kuliah saya. Ayah saya mendadak sakit. Kami sedang dalam proses pindah rumah dari rumah kontrakan ke rumah sendiri, keadaan ekonomi keluarga memang bukan dari kelas atas; dengan segala keadaan tersebut, saya kemungkinan putus kuliah jika bukan karena beasiswa tersebut. 

Saat kuliah, saya pun memutuskan untuk tinggal di asrama agar menghemat waktu dan biaya pulang-pergi. Apalagi karena terkadang kuliah saya sampai malam sehingga lebih sulit untuk mencari transportasi umum. Dari pengalaman itulah akhirnya saya mengetahui apa yang sebenarnya menjadi panggilan saya, yaitu melayani dan bekerja bersama remaja. 

Saya tidak mengambil jurusan yang sebenarnya sangat cocok untuk saya saat kuliah. Jurusan tersebut saya ambil karena saya kira akan seru dan karena beasiswa. Tapi itu membawa saya untuk mengetahui panggilan saya. Dan semua hal itu menjadi mungkin karena pertemuan pertama saya dengan satu orang yang mewawancara saya dan mengingat saya sampai bertahun-tahun kemudian, meski saya terus-menerus lupa. 

Siapa yang menyangka, hal yang terkesan tidak menyenangkan, hal yang mengecewakan, sejak saat SD kelas 6, ternyata menuntun saya berjalan di jalan yang Tuhan siapkan dan yang terbaik. Susunan kejadian tersebut mulai tersusun satu-satu membentuk suatu gambar yang indah. Image by Free-Photos from Pixabay 

Saya tidak mengatakan ini karena hidup saya setelah itu sudah mulus. Atau saya sudah bisa mengatasi segala masalah dengan baik. Saya masih jatuh dan khawatir. Tapi saya bersyukur dengan komunitas yang saya miliki sehingga saya bisa terus dikuatkan. Juga dari pengalaman-pengalaman yang membuktikan tuntunan Tuhan itu membantu saya untuk terus ingat untuk berserah. 

Berserah, bukan pasrah. Berserah berarti ada harapan. Tetapi pasrah berarti sudah tidak punya harapan.

Hidup kita semua akan terkesan sangat chaos, berantakan, penuh dengan kegagalan. Tapi cobalah lihat lebih jauh. Sebenarnya ada gambar yang indah yang Tuhan sedang susun melalui semua kejadian itu. Dan jika belum terlihat, percayalah bahwa Tuhan melihat dari atas dan Dia sudah bisa melihat gambar indah tersebut. 

Salah satu pengkhotbah di gereja saya berkata, "Ibarat anak kecil saat belajar menulis, sudah ada trace-nya, alurnya. Anak kecil tersebut hanya tinggal mengikuti dengan tekun titik-titik yang sudah disediakan. Tapi alur tersebut sebenarnya sudah jadi. Bukan baru dibuat di saat yang bersamaan dengan saat anak tersebut menulis." Itulah hidup kita, Tuhan sudah rencanakan dan siapkan, kita hanya perlu tekun dan percaya untuk mengikuti apa yang sudah Ia rencanakan.

LATEST POST

 

Hari ini, 10 November, adalah Hari Pahlawan. Sebagai orang Kristen kita juga diajak untuk meneruskan...
by Christo Antusias Davarto Siahaan | 10 Nov 2024

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER