Pelayanan Bareng? Yuk Saling Menghargai!

Going Deeper, God's Words, 11 May 2020
Solid Liquid Church – artinya gereja yang bisa beradaptasi dengan segala kondisi dan zaman.

Salah satu hal yang perlu kita pegang adalah gereja bukan gedungnya melainkan orangnya. Dan di masa-masa ini kita sudah menerapkan prinsip itu dengan tetap melaksanakan ibadah dan persekutuan bukan di gedung gereja, tapi melalui fasilitas streaming yang bisa kita akses dari rumah maupun kost.

Namun tulisan kali ini tidak mengupas mengenai 'bentuk' gereja atau ibadah online vs offline, karena saya ingin mengajak Ignite People berdiskusi soal pelayanan. 

Pertama, pelayanan adalah bentuk kasih kita kepada Tuhan. Maka sebenarnya lebih tepat jika kita mengingat, bahwa kita melayani karena mengasihi Tuhan. Saya melayani orang-orang di pedalaman, karena saya mengasihi Tuhan. "Saya mau MELAYANI mereka," bisa diubah menjadi: "Saya mau MENGASIHI mereka." 

Jadi kita bisa berpikir lebih konkret, apa yang bisa saya lakukan untuk MENGASIHI TUHAN DAN SESAMA? Maka "pelayanan" tidak hanya sekadar dari balik mimbar gereja atau dilakukan hanya ke sesama orang percaya; karena konteksnya adalah mengasihi, kita bisa melakukannya di manapun dan kepada siapapun. Jadi seluruh hidup kita adalah pelayanan, karena kita mau mengasihi siapapun dan di manapun.

Kedua, kita sudah ditebus, kita bukan lagi HAMBA melainkan ANAK dan SAHABAT. Dulu kita hamba dosa tapi sekarang kita hamba Tuhan atau sebenarnya lebih tepat disebut ANAK dan SAHABAT. Ingat, Tuhan Yesus tidak lagi menyebut kita hamba. Tetapi kita menyebut diri sendiri sebagai hamba karena kita dulunya adalah budak/hamba dosa dan sudah ditebus. Makanya kita menyebut diri sebagai "hamba Tuhan", tapi Tuhan tidak pernah menyebut kita hamba. Dia menyebut kita SAHABAT dan ANAK:

Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapaku. (Yohanes 15: 15)

Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
(1 Yohanes 3:1)

Kenyataannya dalam kehidupan bergereja, saya banyak menyaksikan orang-orang yang rajin pelayanan di gereja, sering kali benar-benar diperlakukan sebagaimana "hamba". Segala sesuatu selalu berkiblat pada dalih: "Ini kan untuk Tuhan." Lantas  semua/segala hal boleh dilakukan dan para pelayan Tuhan harus menurut/menerima tanpa protes. Tak heran seringkali kritik disampaikan semena-mena, seperti memarahi orang ketika berbuat "salah" dalam pelayanan, tanpa memikirkan perasaan orang tersebut, yang mungkin sudah bekerja keras mengupayakan yang terbaik. Seakan lupa bahwa mereka hanya manusia, dan bukan robot.

Ya, kadang kita lupa, sebagai "sesama anak", untuk berusaha saling memperlakukan dengan lebih baik. Mari kita sama-sama belajar mengingat sebagai sesama anak Tuhan (saya tidak akan menyebut pelayan Tuhan), hendaklah kita saling menghargai.

Walau pelayanan, tapi kita tetap butuh apresiasi selayaknya manusia. Bukan untuk cari nama, bukan. Intinya adalah ketika kita bisa melihat orang lain sama berharganya dengan kita, kita tidak akan memperlakukan mereka semena-mena. 

Memperlakukan orang lain dengan baik, itulah buah Roh. Hendaklah kita tidak hanya menuntut orang lain mau pelayanan tanpa boleh mengeluh, tapi mari dimulai dari diri kita sendiri juga, untuk mau memperlakukan orang lain dengan baik.

Saya pun belajar menerima kenyataan dan tidak perlu menutup mata bahwa tidak semua lingkungan gereja adalah baik dan sehat. Akan ada orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu di dalam pelayanan; namun biarlah di saat menghadapinya,  Ignite People semakin melekat dengan Tuhan sehingga tahu apa yang harus dilakukan.

Kiranya tulisan ini menjadi perenungan untuk kita semua. Tuhan memberkati.

LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER