Apakah kita masih lebih mengutamakan pertolongan manusia dalam derasnya ombak kehidupan?
Orang mana yang tidak kenal Setya Novanto? Ketua DPR RI periode 2014-2019 yang terkenal dengan panggilan SetNov ini menarik perhatian publik, baik di media cetak, media elektronik, apalagi sosial media. Tapi tulisan ini tidak akan menyoroti SetNov dari sudut pandang mengenai dugaan keterlibatan dirinya dengan kasus korupsi E-KTP.
SetNov merupakan orang yang terpandang, baik dalam dunia politik maupun dunia bisnis. Dalam dunia politik, SetNov juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, sedangkan dalam ranah bisnis ia merupakan komisaris PT Bogamakmur Arthawijaya dan Founder Tee Box Cafe. Dengan wawasan politik dan ekonomi yang ia miliki, juga relasinya yang luas dengan tokoh-tokoh lainnya, besar kemungkinan sebagian orang melihatnya sebagai tokoh yang “luar biasa” dan mampu memberikan perlindungan dari sisi politik dan ekonomi.
Yang Terhebat pun Masih Membutuhkan Pertolongan
Menjadi tokoh yang dipandang hebat pun ternyata masih membutuhkan pertolongan dari orang lain. Dalam pergulatan antara SetNov dan KPK yang berusaha mengupas tuntas kasus yang bersangkutan dengannya, tokoh politik dan pebisnis yang hebat ini pun masih meminta perlindungan kepada Presiden Joko Widodo dan juga peradilan HAM Internasional. Bahkan pahlawan super dalam film Justice League, yaitu Batman, Wonder Woman, Aquaman, Flash, dan Cyborg pun ketika mengalami kesulitan menghadapi Steppenwolf, membutuhkan pertolongan orang lain yang lebih hebat, yaitu Superman.
Shutterstock.com
Sangat disayangkan, sosok Superman yang mampu menolong manusia tidak ada dalam kehidupan nyata. Bahkan jika ada sosok yang kita anggap hebat, kaya raya dan berkuasa, entah itu tokoh seperti SetNov atau orang yang dekat dengan kita seperti pasangan, keluarga atau sahabat juga memiliki keterbatasan untuk menolong kita. Lantas apakah tidak ada sosok yang bisa menjadi tempat perlindungan dan penjagaan hidup?
Yosua dan Israel, Pahlawan yang Memiliki Pelindung dan Penjaga
Yosua dan Bangsa Israel pun juga pernah dipandang sebagai sosok yang luar biasa hebat oleh bangsa lain dan dianggap sebagai penolong. Jika kita membaca kitab Yosua, kita akan melihat bagaimana perjalanan panjang Bangsa Israel masuk ke dalam Tanah Perjanjian, Kanaan. Kota Yerikho dengan tembok perlindungannya yang kokoh dan besar beserta penduduknya yang berperawakan besar berhasil ditaklukan oleh Bangsa Israel. Begitu pula kota Ai dengan seluruh prajurit serta penduduknya yang berjumlah dua belas ribu orang berhasil ditumpas. Dalam Kitab Yosua pasalnya yang ke-9, dapat kita temui penduduk yang berada di kota Gibeon, sebuah kota besar yang seluruh penduduknya adalah pahlawan, ketika mendengar kata Israel dan Allah, pada akhirnya tidak melakukan perlawanan kepada Israel, bahkan membuat ikatan persahabatan dengan orang Israel, dimana Bangsa Israel boleh berdiam diri dalam kota tersebut.
“Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka”
- Yosua 9:15
Pada pasalnya yang ke-10, Adoni-Zedek (Raja Yerusalem) mendengar tindakan penduduk kota Gibeon dan Bangsa Israel. Mungkin Adoni Zedek berpikir Gibeon melakukan pengkhianatan, seharusnya penduduk kota Gibeon melawan Israel yang ingin menguasai tanah Kanaan, tetapi justru mereka bekerja sama dan membentuk kekuatan yang besar. Perasaan dikhianati dan takut yang bercampur aduk ini pun membuat Adoni-Zedek mengajak Raja Hebron, Raja Yarmut, Raja Lakhis dan Raja Eglon untuk bersekutu dan menggempur Gibeon. Mereka pun sepakat untuk berkoalisi dan berperang melawan penduduk kota Gibeon. Penduduk kota Gibeon yang merupakan pahlawan, yang dalam benakku kuat dan perkasa, terhimpit oleh serangan lima raja Amori tersebut dan meminta bantuan kepada sosok yang mereka anggap lebih kuat dan persama, yaitu Yosua dan Bangsa Israel.
Rupanya penghargaan dan pengharapan yang diberikan oleh penduduk kota Gibeon tidak membuat Yosua lupa diri, ia tetap menyadari keterbatasannya dan berharap penjagaan dari Allah.
Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!"
- Yosua 10:12
Kita melihat Yosua berdoa meminta pertolongan Allah dengan memberhentikan matahari di atas Gibeon dan bulan di atas lembah Ayalon, sebuah permintaan yang kurang masuk akal jika dinalar oleh pemikiran masa kini. Namun yang terjadi, Allah mengabulkannya, matahari dan bulan pun tidak bergerak, hingga musuh-musuh tersebut berhasil dikalahkan, sebuah mujizat kosmik dimana bagi Allah tidak ada hal yang mustahil. Inilah gambaran Allah yang berperang bagi Bangsa Israel, bangsa yang mengandalkan Allah.
Shutterstock.com
Terhimpit? Kepada Siapa Kita Meminta Pertolongan?
Dari kisah di atas kita bisa melihat dua sikap ketika mengalami himpitan. Penduduk Gibeon yang terkesan kuat, ketika mengalami himpitan meminta bantuan kepada Yosua, yang hanyalah manusia biasa. Sedangkan Yosua dan Bangsa Israel, sosok yang dianggap penolong oleh penduduk Gibeon, justru datang dan berdoa kepada Allah, sumber kekuatan dan perlindungan yang sejati. Pada akhirnya Allah menjaga dan melindungi Bangsa Israel dalam peperangan besar tersebut.
Masih banyak tokoh-tokoh Alkitab lainnya ataupun tokoh Kristen yang bisa menjadi contoh bagaimana Allah ikut serta dalam ketersesakan kondisi mereka. Namun bagaimana dengan kita, apakah kita masih lebih mengutamakan pertolongan manusia dalam derasnya ombak kehidupan? Apa yang menjadi masalah kita saat ini? Kesulitan ekonomi, mempertanyakan pasangan hidup, tugas kuliah yang menumpuk, kesehatan yang menurun, rekan kerja yang tak menyenangkan? Apakah kita tetap tinggi hati untuk berpegang teguh pada kekuatan yang kita miliki? Atau kita bisa datang kepada pasangan, keluarga serta kerabat yang menurut kita bisa memberikan pertolongan?
Shutterstock.com
Bukan hal yang salah jika kita berjuang menghadapi permasalahan kita atau mencari rekan untuk menceritakan permasalahan kita serta meminta bantuan, namun akan lebih baik jika kita juga datang kepada Allah dengan kesadaran bahwa kita sebagai manusia memiliki keterbatasan dan Ia, sang Sumber Kekuatan akan menolong dan menjaga kita dengan caranya yang unik dan bahkan mustahil dalam pikiran manusia. Maka, berdoalah!
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: