“그대로 괜찮아요 (it’s okay to be yourself)”
Lee Ha-yi, atau yang lebih dikenal dengan nama Lee Hi, merupakan seorang singer-songwriter asal Korea Selatan yang memulai karirnya pada tahun 2012 dengan menjadi runner-up dalam ajang pencarian bakat Korea Selatan, K-pop Star Season 1. Lagu-lagunya yang bergenre rhythm ‘n blues dan jazz, seperti “1, 2, 3, 4”, “Rose”, “Breathe”, hingga “No One”, membuat namanya semakin dikenal oleh seluruh dunia sebagai penyanyi solo yang berasal dari agensi yang menaungi Blackpink, YG Entertainment. Namun pada akhir tahun 2019, Lee Hi tidak melanjutkan kontraknya di YG Entertainment dan memutuskan untuk keluar dari agensi yang menaunginya selama 7 tahun. Kemudian, Lee Hi kembali merilis single terbarunya dengan agensi barunya di AOMG Entertainment, yaitu 홀로 (HOLO).
Dilansir dari Forbes, Lee Hi mengungkapkan lagu tersebut sebagai lagu yang dapat menenangkan dirinya. Lee Hi juga berharap dengan menyanyikan lagunya itu, para pendengar bisa terhibur dalam melewati situasi apapun, terutama di kala mereka sedang terjatuh ke titik paling rendah pada kehidupannya masing-masing. Lee Hi juga bercerita mengenai lagu ini, yaitu tentang bagaimana rasa kesendirian itu tidak hanya terasa ketika kita benar-benar sendiri, melainkan juga ketika kita berada dalam keramaian. Lee Hi pun juga berkata mengenai arti dari lagunya itu,
“When you’re feeling lonely, whether alone or with others, you should try to love yourself more by being yourself.”
Rasa kesendirian ini pernah aku rasakan ketika Mamaku menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tahun 2016. Saat itu, aku merasakan kehilangan yang begitu besar, di saat seseorang yang menyayangiku, merawatku, dan mengandung aku selama 9 bulan lamanya, telah meninggal dunia. Walaupun banyak kerabat dan keluarga yang menghibur dan menguatkanku dalam kedukaan tersebut, namun rasa kesepian itu tetap terasa di dalam hatiku. Aku merasakan kekosongan yang ada di hatiku hingga aku merasa bahwa diriku tidaklah lengkap tanpa kehadiran sosok seorang ibu. Namun, satu hari, aku tidak lagi merasakan kesendirian tersebut. Aku mencoba menerima diriku sendiri sepenuhnya dengan kenyataan yang ada. Bukan hanya itu saja, aku pun mulai menyadari sekaligus merasakan kehadiran orang-orang-yang ternyata selama ini-ada di sekitarku.
Kita pasti pernah merasakan kesepian dalam hati karena suatu hal yang tak terduga terjadi dalam hidup kita, bahkan seorang introvert -pun juga pasti pernah merasakan hal yang demikian. Kekosongan hati tersebut membuat kita merasa rendah diri, kesepian, hingga kita tidak lagi tahu tujuan hidup kita selanjutnya. Bagiku, hal itu sangatlah manusiawi dan wajar, karena manusia memiliki perasaan yang dapat merasakan senang, marah, jijik, sedih, bahkan takut sekalipun, seperti halnya kepada Riley dalam film "Inside Out" garapan Disney-Pixar.
Dalam Injil Matius 28, Tuhan Yesus mengatakan sebuah amanat terakhir bagi murid-muridNya. Dalam amanat tersebut, tersisip sebuah janji Tuhan, bahwa Ia akan menyertai kita, umatNya, senantiasa sampai kepada akhir zaman. Mungkin bagi orang yang sangat realis, ayat ini terkesan terlalu imajinatif, karena sampai saat ini pun wujud-Nya masih belum terlihat, dan bahkan kita pun masih menantikan kedatangan-Nya hingga sekarang. Namun, hal itu bukanlah menjadi sebuah alasan bagi kita untuk tidak lagi percaya kepada-Nya. Yesus sendiri pernah menampakkan diriNya kepada Saulus, yang saat itu merupakan anti-Kristus, dan mengutus dia untuk memberitakan berita Injil itu ke seluruh dunia (bdk. Kisah Para Rasul 9). Lalu, Saulus bertobat, mengubah namanya menjadi Paulus, dan mulai memberitakan kabar Kristus hingga ke Roma. Jika kita melihat dengan jelas, bagaimana seorang Paulus terpilih, bukankah sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk percaya kepada Yesus dan karya-Nya?
Meskipun ia dijerumuskan ke penjara dan menjalani pelayanannya dari dalam tahanan, namun oleh karena imannya kepada Tuhan, Paulus tetap menjalankan pelayanannya tersebut dengan tidak merasa kesepian sebab dia tahu Tuhan selalu besertanya dimanapun dia berada, entah di keramaian maupun kala Paulus sendirian. Bukan hanya itu saja, dia pun dapat merasakan hadirat Tuhan dalam kehidupannya. Dari Paulus, kita belajar untuk percaya dengan iman walaupun Dia tidak terlihat secara fisik, sehingga membuat kita dapat merasakan kehadiran Tuhan di tiap situasi dan kondisi yang kita lalui dalam kehidupan.
Seperti apa yang Lee Hi katakan dalam wawancaranya di Forbes, dalam rasa kesendirian itu, entah kita sedang sendiri maupun berada dalam keramaian, kita dapat mencintai diri kita sendiri dengan menjadi diri kita sendiri (baca juga: Kumulai Dari Diri Sendiri Untuk Menjadi Diri Sendiri). Lalu, bagaimana kita dapat menjadi diri sendiri di tengah kesendirian itu?
Menyadari bahwa Allah telah membentuk kita di dalam PutraNya, Yesus Kristus, untuk melakukan pekerjaan yang baik, yaitu supaya kita dapat hidup di dalamNya (Efesus 2:10)
Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi kita sendiri (Matius 22:37)
Menanggalkan kedagingan lama kita dan merubah diri menjadi manusia baru (Efesus 4:17-32)
Mensyukuri kreativitas Tuhan dalam membentuk diri kita sejak dalam kandungan ibu (Mazmur 139:13-14)
Jadi, merasa kesepian dalam berbagai situasi dan kondisi itu merupakan hal yang wajar sebagai seorang manusia, namun kita juga perlu mencintai diri sendiri dengan menjadi diri sendiri di tengah rasa kesepian tersebut, sambil menghadirkan Sang Pencipta beserta PutraNya dalam hati kita di tiap rasa kesepian tersebut melanda, agar kita semakin dikuatkan olehNya dalam melewati rasa kesepian tersebut. Seperti apa yang Lee Hi tulis dalam lagunya ini,
들여다봐요 맘속의 민낯 (Take a look inside of your heart without a cover)
그대로 괜찮아요 (It's okay to be yourself)
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: