I can show you the world shinning, shimmering, splendid. - A Whole New World
Beware: Ini bisa jadi spoiler film Aladdin. Silakan tutup artikel ini kalau merasa akan terkena spoiler.
Sejak tahun 1992 sampai sekarang, lagu A Whole New World membuat pendengarnya auto-ingat pada film Aladdin. Yaps, tahun ini Aladdin versi manusia (bukan kartun) rilis pada tanggal 22 Mei lalu. Nggak heran kalau lagu tersebut cukup sering dikumandangkan oleh warganet (seperti pada artikel ini ) akhir-akhir ini. Speechless yang dinyanyikan oleh Naomi Scott (berperan sebagai Jasmine) pun membawa makna tersendiri bagi para pendengarnya, termasuk saya.
Seperti yang kita tahu, A Whole New World membicarakan bagaimana dunia yang baru akan tampak sangat jelas dan indah tanpa polusi, sehingga membuat manusia betah untuk berpetualang di dalamnya. Sementara dalam Speechless, sang putri menegaskan bahwa tidak ada yang bisa membuatnya diam terhadap kebenaran yang ditutupi. Hmmm... Dua lagu yang penuh makna, kan? Apalagi kalau dikaitkan dengan keadaan dunia saat ini #ups. Pengalaman saya berikut ini mungkin hanya secuil dari banyaknya kisah serupa:
Kemarin Minggu (2 Juni), saat makan-sambil-nggibah-yang-membangun bersama teman-teman KTB, saya memesan rice bowl dan es teh. Dari awal, saya sudah berkata pada sang karyawan, "Nggak usah pakai sedotan, ya."--dan dia menyanggupinya. Namun beberapa menit kemudian, saya mengunggah story ini:
Cr. @tabita_phinia
(bukan untuk promo akun, ya )
Di paragraf kedua, saya menulis, "Apakah ini memang fenomena yang masih mendarah daging di negara ber-flower?" Well, saya menulis demikian karena ini bukan pertama kalinya permintaan sederhana saya dianggap sepele. Mungkin sang karyawan memang tidak mendengarkan dengan baik apa yang saya katakan, atau karena dia sebodo amat dengan perkara sedotan, yang menumpuk bisa mencemari lingkungan dan menghambat banyak hewan untuk bergerak.
Apapun itu, sepertinya masih ada banyak orang yang belum peka benar pada isu global seputar lingkungan yang semakin tercemari plastik. Padahal sudah ada banyak unggahan di linimasa yang membahas hal tersebut (entah memang untuk mengedukasi masyarakat atau hanya panjat sosyel). Tetap saja, masih ada banyak orang yang belum berusaha untuk mengurangi konsumsi plastik. Sebuah ironi, kan?
Jangan sedih.
Justru ini adalah kesempatan bagi kita untuk menunjukkan jati diri kita sebagai murid Kristus yang memelihara bumi.
"Hedehhh... gimana, yak? Kalo aku ngomong buat nggak pake plastik, ntar banyak yang nyinyir, 'Naif amat' lah. Tapi kalo nggak ada yang inisiatif duluan, kok nggak padha nyadar!?"
Lho, justru karena itulah kita harus berinisiatif jadi trendsetter, warganet budiman! Jangan cuma ngeluh kalau dari diri sendiri nggak mau memulai perubahan. Sama seperti Jasmine yang memutuskan speak up the truth walaupun saat itu kondisinya tidak memungkinkan, kita juga harus berani memulai sebuah perubahan (yang positif, tentunya)--khususnya dalam hal memelihara lingkungan ini.
Photo by Daria Shevtsova from Pexels
Untuk memulai sebuah perubahan, kita harus memiliki niat yang kuat. Iyalah, percuma kita bisa ngoceh banyak tapi nggak melakukannya, kan? Orang lain malah bakal bilang kalau kita ini omdo (omong doang). Tujuannya jelas, bukan biar kita dipuji orang apalagi biar jumlah like and share unggahan kita meningkat. Firman Tuhan berkata dengan tegas,
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia
Kolose 3:23 (TB)
Perkara ada orang yang mengetahui kita dalam mengurangi penggunaan plastik atau tidak, fokus kita tetap harus tertuju pada Tuhan. Seperti yang disampaikan oleh Pdt. Daniel K. Gunawan dalam khotbah kenaikan Tuhan Yesus di gereja kami tanggal 29 lalu, "Ad Maiorem Dei Gloriam!" (untuk keagungan Tuhan yang lebih besar), kita dapat memuliakan Tuhan melalui tindakan sederhana yang bisa berdampak besar bagi lingkungan kita.
Well, berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan:
Itu baru soal plastik, belum soal bahan bakar dan apapun yang bisa jadi sumber polusi. Meski demikian, saya percaya kok, kalau kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kerinduan untuk memelihara Bumi, orang lain juga akan melakukan hal yang sama Ini bukan soal gengsi - atau ya aku kan punya uang, mbok wis sak karepku ngehehehe - tapi bagaimana kita akan mewariskan dunia ini pada anak cucu kita kelak. Saya rasa, percuma kita bisa hapal lirik A Whole New World dan menyanyikannya dengan penghayatan kalau kita masih bersikap sebodo amat dengan isu pencemaran di Bumi ini. Bagaimana anak cucu kita akan melihat dunia yang indah kalau kita tidak bergerak bersama menyelamatkan Bumi dari polusi plastik?
Pilihan ada di tangan kita.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: