Kehendak Tuhan dan Kekecewaan Diri: Refleksi Film The Divine Fury

Best Regards, Live Through This, 10 June 2020
“Mengapa Tuhan diam saat orang baik menderita?”Mungkin inilah pertanyaan yang juga kita tanyakan sekarang setelah kita melihat ada banyak orang baik yang meninggal akibat covid-19. Padahal, mereka sangat dibutuhkan oleh orang-orang sekitarnya yang bahkan tidak dapat membalas kebaikan mereka.

Sebelum Covid-19 masuk ke Indonesia, saya diberi sebuah film oleh teman saya. Tidak seperti biasanya, dia memberikan film Korea. Selama ini saya kurang menyukai dunia entertainment Korea. Tapi karena dia memberi sedikit spoiler bahwa film ini bergenre thriller-action (kebetulan genre ini favorit saya), saya mencoba menontonnya.

Film itu berjudul “The Divine Fury”. Cerita dimulai ketika Park Yong-Hu (Park Seo-Joon) kehilangan ayahnya yang sedang bertugas sebagai polisi. Dia terus mendoakan ayahnya dengan yakin bahwa Tuhan akan menyelamatkan ayahnya. Tetapi Tuhan berkehendak lain. Ayahnya wafat menjelang fajar. Di saat itulah Park Yong-Hu sangat berduka sekaligus kecewa pada Tuhan. Sejak saat itu, ia berkesimpulan bahwa Tuhan tidak ada. Ia juga sangat membenci para Hamba Tuhan, karena mereka telah "membohonginya".

Saat dewasa, ia menjadi seorang atlet MMA yang sangat sukses dan kaya. Tetapi hatinya kosong, sebab dia seorang ateis. Suatu kali, dia mendapat tanda misterius berupa luka di tangannya. Dokter mendiagnosa itu adalah luka akibat benda kecil. Tetapi uji lab tidak berkata demikian. Akhirnya Yong-Hu kembali datang ke gereja setelah mendapat petunjuk dari paranormal cilik yang didatanginya. Ia datang serta menolong pastor Ahn (Ahn Sung-Ki) dan pastor Choi (Choi Woo-Sik) sedang melakukan eksorsisme. Di sanalah awal ia bertemu Pastor Ahn yang memberitahukan tanda itu.

https://www.theshonet.com/articles/hal-menarik-dan-fakta-unik-dibalik-film-korea-the-divine-fury

Singkat cerita, Park Yong-Hu senantiasa menemani Pastor Ahn untuk melakukan eksorsisme (karena pengusiran yang dilakukan Pastor Ahn sendiri akan gagal tanpa Yong-Hu). Pastor Ahn yang mengetahui diri Yong-Hu yang Ateis memakai momen tersebut untuk mengembalikan kepercayaan Yong-Hu kepada Tuhan. Dia menyadarkan bahwa sebenarnya Yong-Hu tidak sepenuhnya Ateis. Dia hanya marah dan kecewa kepada Tuhan.

Dalam akhir film, sang pemimpin agama setan, yaitu Ji-shin (Woo Do-Hwan) menyerang Pastor Ahn yang sedang mendoakan anak kecil yang tewas dibunuh (sebelumnya dirasuki setan oleh Ji-Shin tetapi diselamatkan oleh Pastor Ahn dan Yong-Hu). Yong-Hu yang marah segera berangkat untuk membalas Ji-shin. Dengan kekuatan yang diberikan oleh ayahnya dalam mimpi, akhirnya Yong-hu berhasil mengalahkan Ji-shin.

Ketika saya menonton film ini, saya mendapatkan dua pelajaran hidup yang dikemas dengan unik dalam film ini. Kedua pelajaran hidup itu yakni:

1. Penyebab korban bisa kerasukan 

Dalam film ini, total ada 3 peristiwa pengusiran setan. Tetapi, penyebabnya hanya diberitahu 2 saja. Penyebab kedua korban dirasuki karena mereka sedang mengalami kondisi psikis yang buruk karena kurang diawasi orang tua dan dibully oleh teman-temannya. Akibatnya, mereka lengah dan dirasuki setan.

Ini menjadi semacam peringatan bagi kita orang percaya agar tidak jatuh karena permasalahan yang dihadapi. Memang sebagai manusia, sangat wajar jika kita merasa badmood, kecewa, sedih, dll. Tetapi, jangan sampai kondisi psikis dan spiritualitas kita ikut memburuk.

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

1 Petrus 5:8

Petrus mengandaikan Iblis sebagai seekor singa yang mencari mangsa. Tentu seekor singa akan menerkam ketika mangsanya sedang lengah. Begitu juga dengan Iblis yang mudah merusak diri kita saat kita sedang lengah. Oleh karena itu kita perlu melawannya dengan iman yang teguh (1 Petrus 5:9a), dan Allah akan memperlengkapi, menguatkan dan mengokohkan kita (1 Petrus 5:10).


2. Kekecewaan atas kehendak Tuhan

Setelah Pastor Ahn koma akibat diserang Ji-Shin, Yong-hu masuk ke dalam gereja dan marah kepada Tuhan. “Mengapa Tuhan diam saat orang baik menderita?” itu yang dikatakannya. Kekecewaan dan kemarahan membuat Yong-Hu tidak mampu melihat rancangan Tuhan atas kehidupannya.

Mungkin inilah pertanyaan yang juga kita tanyakan sekarang setelah kita melihat ada banyak orang baik yang meninggal akibat Covid-19. Padahal, mereka sangat dibutuhkan oleh orang-orang sekitarnya yang bahkan tidak dapat membalas kebaikan mereka. 

Memang sulit ketika kita berbicara soal kehendak Tuhan. Tak ada satupun orang yang tahu apa yang sedang dirancangkan Tuhan. Nabi Yunus pernah kecewa dan marah kepada Tuhan, karena Tuhan batal menghukum Kota Niniwe. Padahal, Tuhan amat mengasihi semua bangsa di dunia yang bertobat dan berbalik kepada-Nya. Tuhan hendak mengajarkan kepada Yunus tentang cinta-Nya kepada manusia (bdk. Yunus 4:1-11). Kekecewaan dan kemarahan menyebabkan Yunus tidak dapat mengerti kehendak Tuhan.

Bagaimana supaya kita dapat mengerti bahwa Tuhan sedang mengerjakan rancangan-Nya? Jawaban saya singkat: percaya. Tuhan sendiri tidak mampu kita pahami sepenuhnya karena keterbatasan kita. Begitu juga dengan kehendak-Nya. Segala rancangan-Nya bukanlah rancangan kita (Yesaya 55:8 TB). Oleh karena itu, kita perlu merendahkan hati, bertobat, dan percaya dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Kita juga perlu percaya bahwa kehendak Tuhan selalu baik untuk kita dan ada hikmah di dalamnya (Yeremia 29:11).

Tetaplah percaya kepada-Nya dan berserah pada kehendak-Nya. Tuhan Yesus memberkati

LATEST POST

 

Hari ini, 10 November, adalah Hari Pahlawan. Sebagai orang Kristen kita juga diajak untuk meneruskan...
by Christo Antusias Davarto Siahaan | 10 Nov 2024

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER