Kisah Cinta Ayah dan Uang

Best Regards, Fiction, 25 July 2020
Dan layaknya cinta, kehidupan pun adalah misteri Tuhan yang tidak bisa diterka

Cinta mungkin adalah salah satu misteri Tuhan yang sulit terpecahkan, berbagai kisah cinta yang berbeda mewarnai perjalanan tiap manusia. Mulai dari kenalan online, satu perkumpulan, atau mungkin bertahan dengan status selingkuhan.

Ayah dan uang adalah kisah cinta lain yang tidak pernah diterka sebelumnya. Mereka tidak berkenalan secara online, tidak pula saling menemukan, apalagi dijodohkan. Ayah dan ibu tidak suka dengan perjodohan. Kata mereka, perjodohan mengekang kebebasan, apalagi jika dijodohkan dengan timbangan bernama benefit atau keuntungan bagi salah satu pihak. Ayah dan ibu sepakat bahwa cinta adalah soal komitmen dan kesetiaan, bukan cuma soal keuntungan.

Ibu pernah bercerita, kalau dulu, uanglah yang mengejar-ngejar ayah. Bukan, bukan karena ayah tampan, atau mapan, bukan juga karena tato bergambar bekantan berhidung besar yang berada di dada ayah. Tapi, ayah terlilit utang.

Utang ayah banyak, membuat ayah harus pontang-panting dan memutar otak untuk menutup utang. Hidup ayah dikejar-kejar uang. Uang dalam jumlah sekian harus ada dalam berapa hari, dalam berapa minggu, hingga bulan. Begitu seterusnya sampai-sampai masalah dalam hidup ayah selalu soal uang yang kurang, utang yang belum terbayar, dan debt collector yang datang.

Dan layaknya cinta, kehidupan pun adalah misteri Tuhan yang tidak bisa diterka. Ayah mampu bangkit dan justru berbalik mengejar uang, hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan uang dan menutup semua utang. Bedanya, uang tidak pernah berlari ketika ayah berhasil mendapatkannya. Uang terus menggandakan diri hingga membuat ayah terlena, lupa waktu dan lupa diri.

Ayah tidak tahu adik sudah bisa tengkurap.

Ayah tidak tahu adik sudah bisa berdiri dan berjalan.

Ayah juga tidak tahu kalau aku sudah berganti seragam.

Bahkan, ayah tidak ada ketika kakek yang sangat ibu sayang meninggal.


Ayah sibuk mengejar uang yang terus-menerus menggandakan diri untuk menumpuk kekayaan yang menurutnya adalah sumber kebahagiaan. Sesekali aku mencoba mengajak mimpi untuk menegur ayah, namun ayah bergeming dan tetap mengejar uang. Kata ayah, hidup adalah realita dan harus realistis, jangan terbuai oleh mimpi yang tidak realistis. Bahkan, tujuan hidup pun dimentahkan oleh ayah. Kata ayah, tujuan hidup yang paling benar adalah mengumpulkan uang.

Ibu pun mulai kehilangan perhatian dan pegangan. Ibu bergumul berat dengan kesendirian dan minimnya perhatian dari ayah yang sibuk mengejar uang. Ia menjadi suka minum, dan menghabiskan uang yang dicari ayah untuk bepergian, menyenangkan diri sendiri, hingga akhirnya ia mendapatkan perhatian yang dia cari.

Seorang laki-laki sialan yang bukan ayah mendekatinya, memberinya perhatian dan kenyamanan baru yang membuat ibu mabuk kepayang.

Ibu lupa kalau aku sudah cukup besar.

Ibu lupa kalau adik juga masih butuh perhatian.

Dan ibu tidak peduli kalau ayah sedang mencari uang.

Mereka akhirnya ketahuan, membuat ayah marah dan kecewa. Hari itu aku melihat bagaimana ayah dan ibu bertengkar hebat. Ayah marah karena ibu mengingkari janji pernikahan mereka, sementara ibu marah karena ayah terlalu mencintai uang, hingga mengabaikan kewajibannya.

Aku berlari ke arah uang, memintanya untuk berhenti menggandakan diri agar ayah berhenti mencintainya, agar tidak ada lagi kisah cinta antara ayah dan uang.


 

RELATED TOPIC

LATEST POST

 

Respons terhadap Progresive ChristianityIstilah progresive Christianity terdengar belakangan ini. Ha...
by Immanuel Elson | 19 May 2024

 “…. terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari...
by Rivaldi Anjar | 10 May 2024

Tanpa malu, tanpa raguTanpa filter, tanpa suntinganTiada yang terselubung antara aku dan BapaApa ada...
by Ms. Maya | 09 May 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER