MY NEW YEAR, MY FIRST EXPERIENCE

Best Regards, Live Through This, 18 January 2023
The first experience is the last! Enough is enough!

Tahun 2023 baru saja berjalan selama 13 hari, tetapi tanggal 13 Januari lalu adalah momen ketika Tuhan mengizinkan aku terjangkit “virus” yang sedang happening itu. Singkat cerita, aku memutuskan untuk opname di rumah sakit (dan ini jadi pengalaman pertamaku opname!), meskipun secara kondisi fisik saat itu bisa dikatakan masih sangat oke, hanya memang sesekali ada suara berisik (batuk kecil). Puji Tuhan, aku tidak sampai demam. Malam pertama kulewati dengan kondisi sulit tidur disebabkan infus multivitamin. Tiba-tiba, ada seorang sahabat dari jauh—yang kebetulan seorang hamba Tuhan—yang menelepon via Whatsapp. Dia bukan hanya menemaniku berbincang dini hari itu, tetapi beliau juga menyempatkan berdoa bagiku untuk dikaruniai "hati yang gembira". Permohonannya ini mengingatkanku pada Amsal 17:22:

“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”


Picture by Bible.com

Aku bersyukur karena pada dini hari itu bisa menuju ke rumah sakit secara mandiri dengan tenang, dan masa opname berlangsung ketika virus-yang-happening itu sudah jauh dari kata "horor", mengingat pemerintah sudah menetapkan bahwa COVID-19 sudah bukan lagi menjadi pandemi melainkan endemi. Statement itu berpengaruh pada atmosfer di rumah sakit: di sana, opname bisa terasa lebih nyaman, para dokter maupun perawat pun sudah jauh lebih paham cara penanganannya. Selain itu, aku juga bersyukur karena sejak awal kondisi tubuh jasmaniku bisa dikatakan cukup baik, dan masih bisa makan minum (walau secara porsi belum pulih seperti saat kondisi fit, dan masih belum bisa makan cepat).

Pengalamanku ini mengingatkanku pada Yakobus 4:13-15:

Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

Melalui sepenggal kalimat ayat tersebut, Yakobus mendorong kita pada sebuah pertanyaan, "Siapakah kita ini, hingga sering kali kita justru ingin “mengatur” Tuhan?" Ada pula akun TikTok dengan username @John.lbf yang memiliki jargon yang sangat keren, yaitu, “Jangan ngatur Tuhan!” Intinya, apa pun yang bisa kita lakukan (upayakan) secara maksimal yang bisa kita kerjakan, fokuslah dalam hal itu, dan berserah sepenuhnya pada Tuhan (berserah beda dengan pasrah, ya, Ignite People).

Begitu juga dalam proses kesembuhanku ini. Aku memutuskan untuk "menyelamatkan" orang tua (keluarga) dengan cara isolasi mandiri ke rumah sakit. Mungkin akan ada yang bertanya, "Kenapa gejala ringan sampai opname ke sana? Mahal, kan!" Well, God is good all the time; all the time, GOD is good, because I have a private insurance where I registered in the very beginning of pandemic era. Syukur pada Tuhan karena selama tiga tahun Dia menopang daya tahan tubuhku, tetapi jangan tanyakan kenapa dan dari mana virus tersebut menjangkitku. Mungkin ada Ignite People yang terkena COVID-19 pada permulaan pandemi, ada pula yang mengalaminya saat varian Delta di pertengahan tahun 2021, tetapi ada juga yang baru saja kena akhir-akhir ini. But it's alright, terkena COVID-19 (meskipun ada yang mengatakan ada long COVID-19) mengingatkan kita untuk lebih meningkatkan sistem imun selagi kita bisa.

Apa, sih, yang ingin Tuhan sampaikan pada kita di akhir Januari, yang masih dapat dikatakan awal tahun ini? Jawabannya adalah always TRUST IN GOD’S AGENDA!

 


Khawatir memang sangat manusiawi, tapi kelolalah dalam parameter yang wajar. Kekhawatiran yang berlebihan justru menjadi alarm bahwa kita sedang mengerdilkan kuasa Tuhan—yang mungkin saja sedang on process bekerja didalam hidup kita. Bukankah Keluaran 4:11 juga menegaskan, ”Siapakah yang membuat lidah manusia? Siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah AKU, yakni TUHAN?”

Mari, kita jalani tahun 2023 ini dengan keyakinan berikut:

“My new year, my new experience: Tiap langkahku diatur oleh Tuhan.”

LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER