Lihatlah sekelilingmu, pandanglah ke ladang-ladang yang menguning dan sudah matang sudah matang untuk dituai!
Sobat, pernah ngga sih kalian merasa ketika kalian berpelayanan, ada yang berkomentar pedas atas pelayanan kalian? Atau pernah ngga sih, ada yang nyinyirin pelayanan kalian? Tentunya ada dong. Tidak dapat dipungkiri dalam setiap pelayanan yang kita lakukan, baik di dalam gereja maupun di dalam keseharian kita, pasti hal tersebut akan selalu kita alami.
Seperti temanku, sebut saja dia Nathan. Ia aktif melayani baik di gereja maupun di lembaga sosial masyarakat. Nathan mulai aktif berpelayanan dalam kedua bidang itu sejak dia masih duduk di kelas 2 SMA. Mulanya ia hanya ikut-ikutan teman saja, yang bergabung dalam pelayanan gereja di komisi remaja dan pemuda. Lalu ia mulai aktif mengikuti berbagai kegiatan gerejawi seperti melayani musik gereja untuk kebaktian hari Minggu, menjadi petugas pembaca Alkitab, menjadi operator multimedia gereja, dan lain sebagainya.
Kini Nathan melanjutkan kuliah di luar kota; Kota Pelajar katanya. Di sana ia menekuni studi tentang agama. Di bangku kuliah ia mulai sadar, bahwa dalam mendalami ilmu agama, ia perlu melakukan aksi nyata untuk mendukung ilmu yang ia terima. Salah satunya dengan melayani. Kata melayani inilah yang selalu terpikirkan dalam benaknya. Memang ketika sebelum kuliah ia sudah aktif melayani. Namun kini ia lebih sungguh mau melayani dalam berbagai hal. Di sela kesibukan dunia perkuliahan, Nathan aktif dalam melayani baik di salah satu jemaat gereja dan sebuah lembaga sosial masyarakat. Ia sangat aktif sekali melayani di mana-mana, tidak kenal tempat ataupun waktu. Ia tekun berpelayanan terus.
Namun ketika ia melayani, tak sedikit orang yang membicarakannya di belakang. Ia dituduh sering pelayanan karena hanya ingin terkenal, bahkan dituduh berpelayanan untuk mencari sesuatu. Padahal tidak sama sekali. Orang yang sering membicarakannya tak lain adalah teman-teman kuliahnya dan terkadang, kekasihnya. Bagi Nathan, awalnya memang sungguh menyedihkan hatinya. Seakan pelayanannya itu jelek, padahal tidak. Pernah, suatu kali Nathan merasa tidak ingin lagi pelayanan. Sebab buat apa pelayanan, kalau akhirnya menjadi omongan yang tidak mengenakkan. Malahan jadi menyakitkan hati. Namun, ia berpikir ulang bagaimana jadinya jika ia tidak melayani dengan hati yang kuat, tentunya akan membawa pada dampak yang tidak ingin ia harapkan. Serta ia ingat akan kisah pelayanan Yesus yang tetap setia melayani walaupun banyak yang membicarakannya. Nathan pun kini akhirnya, tetap berpelayanan dan tidak peduli akan omongan orang yang suka membicarakannya.
Sobat, tentunya kisah Nathan di atas mungkin pernah kita alami dalam kehidupan kita. Hanya kisahnya yang berbeda. Mungkin kita yang senantiasa melayani, tapi pada akhirnya malah menerima omongan atau masukan yang tidak enak untuk didengar. Sehingga, kita menjadi malas untuk melayani lagi. Ingatlah, kita tidak sendirian. Ada Yesus yang juga senantiasa melayani banyak orang dan ketika melayani Yesus tak sedikit menerima omongan atau pembicaraan yang terkadang tidak enak. Yesus tidak peduli dengan hal tersebut Ia tetap terus melayani dan tidak menjadi malas untuk melayani. Yesus yang kita kenal adalah sosok yang sangat setia melayani. Ia tidak kenal lelah dalam melayani banyak orang. Sebab melayani adalah tugas yang diberikan Bapa-Nya, yaitu Allah. Ia melayani dalam rangka berkarya. Bayangkan saja jika Yesus jadi malas dalam melayani banyak orang pada masa itu. Tidak bisa dibayangkan, bukan? Pastinya, kita juga tidak berharap hal itu terjadi.
So, jadi ketika banyak orang yang membicarakan pelayanan kita. Tetaplah kita berkarya dan melayani terus. Walaupun hasil pelayanan kita tidak kita terima sekarang, tapi percayalah hasilnya nanti akan kita terima nanti. Selamat berkarya sobat, selamat melayani. Tuhan memampukan kita.
Semoga lagu ini menguatkan kita :
Melayani, melayani lebih sungguh.
Melayani, melayani lebih sungguh.
Tuhan lebih dulu melayani kepadaku.
Melayani, melayani lebih sungguh.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: