Ingat kasih-Nya yang mengubah hidupku Ingat kasih-Nya yang selalu ada: kasih Yesus
Healing. Ya, ini kata yang sering kita dengar sejak pandemi muncul. Merujuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, kata yang diartikan sebagai "penyembuhan" ini berarti "perbuatan menyembuhkan" dan sama maknanya dengan "pemulihan". Istilah healing tersebut biasanya dikaitkan dengan self-healing yang artinya sebuah proses untuk penyembuhan diri dari luka batin.
Nah, biasanya saat lelah dengan rutinitas atau capek di kerjaan, pasti kita sering mendengar celotehan dari teman kita seperti, “Healing, dong.” Tapi, kadang-kadang bingung enggak, sih, healing yang dimaksud itu gimana? Misalnya seperti celetukan dari temanku,“Healing tu yang pergi liburan, nongkrong, nonton. Kalau masalah cowok ya healingnya cari cowok lain, dong.”. Perkataannya membuatku bertanya-tanya: healing seperti apa sebetulnya yang kubutuhkan? Aku sudah coba pergi ke luar, nonton, dan nongkrong. Namun, mengapa tetap saja aku merasa kosong dan rapuh? Mana healing-nya!?
Photo by Pixabay
Saat aku melihat TikTok di waktu senggangku, ada lagu yang akhirnya menjadi lagu favoritku. Judulnya Ingat Kasih-Nya yang dibawakan oleh Symphony Worship Family
Ingat kasih-Nya yang mengubah hidupku
Ingat kasih-Nya yang selalu ada
Kasih Yesus, kasih Yesus bagiku
Ingat bilur-Nya yang sembuhkan lukaku
Ingat salib-Nya yang menebus aku
Kasih Yesus, kasih Yesus bagiku
Lagu itu mengingatkanku bahwa healing yang sebenarnya adalah dengan mengingat kasih Yesus yang bersedia menyambutku di tengah-tengah kepenatan jiwaku, dan aku meresponsnya dengan datang kepada-Nya yang akan memberikan kelegaan yang sejati. Healing di mata Allah bukanlah dengan melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak sama dengan pemulihan, yang bahkan bisa berupa sebuah pelampiasan yang kita buat sendiri untuk melarikan diri dari tanggung jawab atau masalah yang mengimpit.
Aku merenungkan perjalananku dari tahun lalu: mulai dari kehilangan pekerjaan, bertemu dengan orang yang salah, hingga jatuh dalam dosa. Saat banyak tekanan yang kurasakan dan aku mencoba healing dengan berbagai cara yang "biasanya" dilakukan orang lain, ternyata aku baru sadar bahwa semuanya hanya sebagai pelampiasan semata dan—secara tidak langsung—lari dari masalah yang ada. Ada satu ayat yang membuatku bertemu dengan Seseorang yang bisa menyembuhkan dan tempat dimana aku bisa datang untuk healing. Ya, ayat itu adalah Matius 11:28-30. Kehadiran-Nya sebagai Juruselamat dunia melegakan orang-orang yang datang kepada-Nya, karena Dia sendiri berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Photo by The Additional Needs Blogfather
Kesalahan yang sering dan masih ku lakukan sampai saat ini adalah selalu mencari pelampiasan dan menggantungkan diri pada orang lain, padahal yang seharusnya aku adalah mencari Tuhan Yesus yang sanggup memulihkanku dan memberikan kelegaan padaku untuk kembali melangkah bersama-Nya. Syukur pada Allah karena Dia bersedia menjadi teman seperjalananku, walaupun jalan di depan sana tidaklah selalu mulus bagaikan jalan tol.
Oh, ya. Ini bukan berarti kita tidak boleh nongkrong, nonton, atau liburan sama sekali—seperti arti "healing" yang selama ini kita tahu. Namun, yang lebih penting dari kegiatan-kegiatan itu adalah kita menyadari dan mau menghadapi masalah dan tanggung jawab yang harus dilakukan tanpa melarikan diri dengan kedok "ingin healing".
Dear Ignite People dan diriku,
Kita itu lemah.
Kita itu tidak bisa melakukan pemulihan seorang diri tanpa kesadaran yang dihadirkan Allah.
Kita tetap membutuhkan Tuhan dan saudara seiman kita untuk saling menguatkan!
Kalau pun membutuhkan tempat "healing",
mari kita tetap mengingat untuk datang kepada Sang Empunya hidup dan Bapa kekal kita,
karena berlari sejauh apa pun tidak akan me-recharge jiwa kita
jika kita mencari sumber kekuatan di luar Allah.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: