You are Good Enough

Best Regards, Live Through This, 06 February 2021
Tidak apa jika kamu merasa kamu sedang biasa-biasa saja. Kamu tidak sendiri.

Seringkali kita jumpai dalam kehidupan, kalimat "You are not good enough" - baik dalam pekerjaan, pertemanan, percintaan atau mungkin dalam keluarga. Pertanyaan yang membuat dua pilihan jawaban dalam hidup: Apakah kita menjadi rendah diri dan terhilang, atau berambisi untuk menjadi "lebih dari cukup" atau bahkan pribadi yang "luar biasa"?

Perjalanan hidup terkadang membuat kita tidak ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja. Kita dituntut untuk menjadi luar biasa. Bisa multitasking dalam mengerjakan sesuatu, mempunyai kepribadian yang unik dan bisa diterima dalam berbagai kalangan. Tak jarang kalimat ini yang membuat kita menjadi terus mengejar dunia. Memilih pilihan untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik agar tidak terhilang dari dunia.

Mungkin kita merasa menjadi pribadi yang "Ok, noted, siap" agar profesional dalam bekerja untuk mendapatkan kepercayaan. Bisa juga kita menjadi pribadi yang "si selalu ada" agar orang-orang mencari kita dan menganggap bahwa kita adalah orang spesial. Menjaga persona good-looking agar semua mata tertuju pada kita seakan menjadi pemeran utama dalam kehidupan. Kita terus mengejar justifikasi dan penerimaan dari dunia bahwa kita ini bukan orang yang biasa-biasa saja. Berlomba-lomba menjadi pribadi yang unik dan tidak ingin disamakan dengan orang yang biasa saja.

Sampai akhirnya semakin hari kita menemui titik lelah.

Lelah untuk menjadi orang yang sungkan untuk bilang tidak. Kita lelah menjadi orang yang selalu ada, namun kalah oleh ekspektasi kita sendiri. Lelah menerima penolakan demi penolakan, kesalahan demi kesalahan. Lelah karena merasa masih menjadi pemain figuran dalam kehidupan dan menjadi sempurna hingga akhirnya berkata:


"Apa emang biasa aja ya?"


Percayalah, ketika menulis ini pun, pertanyaan itu sempat terlintas dalam pikiran. Apakah mudah menjawab pertanyaan tersebut? Tentu tidak. ada banyak proses yang dilewati yang membuat kita berada di titik terendah dalam hidup. Penyesalan dan kegelapan yang merengkuh diri membuat kita hilang arah dan terluka. Tapi, di tengah perjalanan hidup, selalu ingat bahwa janji Tuhan selalu menyertai dan prosesnya memang tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang kita pikirkan.

Kita terus berusaha mengikuti ekspektasi diri dan dunia. Berharap bahwa usaha yang kita lakukan akan mendapatkan hasil yang “luar biasa”. Menulis kisah ini, saya teringat dengan salah satu cerita Alkitab mengenai Maria dan Marta. Marta mengerjakan banyak hal, menyiapkan ini dan itu sedangkan Maria hanya duduk diam mendengarkan Yesus berbicara. Hal yang dilakukan Maria pada saat itu sederhana dan biasa saja, duduk mendengarkan.

Terkadang Ignite People menjadi seperti Marta, ketika sudah melakukan banyak hal yang “luar biasa” menurut dunia dan kita, Ignite People jadi lupa peran Yesus dalam kehidupan. Sibuk melayani dunia tapi jarang atau bahkan tidak mendapat apresiasi yang setimpal. Diri menjadi frustasi dan berusaha tetap waras agar tidak menjadi “yang tertinggal”.



Cerita tersebut mengingatkan, pada dasarnya semua orang akan menjadi pribadi yang luar biasa di mana kita ditempatkan. Maria sudah mengambil bagiannya menjadi seorang pendengar dan Marta menjadi sang “eksekutor” yang menyiapkan segala sesuatunya.

Setiap manusia pasti mempunyai rencana tersendiri untuk mengerjakan panggilan Tuhan dalam dunia. Dia tidak pernah merancangkan sesuatu yang biasa saja, justru kadang keputusan yang kita pilih yang makin membuat kita jauh dari "rencana luar biasa" Tuhan. Bisa jadi, kitalah yang menempatkan dan menargetkan diri menjadi pribadi yang mendapat nilai “sempurna” dalam kehidupan. Terus mencari kepuasan dengan penerimaan dari orang lain dan terus bepikir “Ini belum cukup.”

Pada saat awal masuk kuliah, kita berambisi untuk mendapatkan nilai bagus dan lulus cepat. Harapan dan ekspektasi yang menggebu kemudian terbayang, karir yang cemerlang dan hidup yang nyaman. Namun dalam proses perjalanannya, kita menghadapi tantangan yang bahkan tidak bisa kita kendalikan.

Tidak apa-apa jika kamu merasa bahwa dunia tidak adil padamu. Tidak apa juga jika kamu berhenti sejenak dan mengatakan "I'm good enough" meskipun dunia berkata "Jangan berhenti sampai di situ saja". Karena memang kamu berhak untuk mengatakan kata cukup. Biarkan Tuhan memegang kendali hidupmu untuk menjadikanmu pribadi yang "luar biasa" di mata-Nya.

Selamat berproses dalam kehidupan!


202102061222

LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER