Di tengah semak duri, Dia menyediakan tumbuhan menjadi makananmu.
Gimana ceritanya bisa bahagia saat pekerjaan kita tidak menghasilkan?
Waitt... Jadi ini ceritanya pekerjaan kita gak menghasilkan cuan gitu?
Santai dulu teman, jadi ini bukan bicara tentang “per-cuan-an yang dihasilkan” tapi bagaimana kita merasa pekerjaan yang kita kerjakan seakan-akan tidak berguna.
Tentu kita semua yang membaca artikel ini, pernah memiliki keinginan untuk “mengubah dunia” seperti tokoh animasi Inuyasha. Tapi sayangnya, hanya segelintir orang yang berhasil mewujudkan impian tersebut, lainnya “GAGAL”. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah ada dalam diri kita sendiri yaitu “DOSA”.
Awalnya segala sesuatu diciptakan oleh Allah dengan sangat baik, termasuk PEKERJAAN KITA. Namun kejatuhan manusia dalam dosa merusak semuanya, termasuk PEKERJAAN. Dosa menyebabkan kekacauan, rasa malu, rasa bersalah, hancur hati, dengan kata lain dosa berdampak pada semua ciptaan.
Timothy Keller dalam bukunya mengatakan bahwa walau Allah memberkati “pekerjaan kita “ sebagai penggunaan karunia-Nya, namun di dalam ini terdapat kutuk SEMAK DURI:
Semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu
Kejadian 3 : 18a
Semak duri adalah akibat dari keterpisahan kita dengan Allah. Kejadian 3 menyingkapkan kepada kita bagaimana sebenarnya susahnya saat proses mengandung sampai dengan melahirkan sama dengan susahnya saat kita bekerja. Jika saat mengandung, mungkin ada yang mengalami kesakitan, atau keguguran, atau bahkan saat melahirkan tiba kita harus mengalami sakit yang begitu rupa, bahkan terkadang ada yang kehilangan nyawa, sama seperti itu pula kita dalam pekerjaan kita.
Mungkin ada dari kita yang mengalami ketidaadilan dalam pekerjaan yang dikerjakan saat ini, atau mungkin ada dari kita yang yang sedang berada didalam keadaan suatu sistem pekerjaan yang menentang prinsip hidup atau nilai-nilai hidup kita. Ini hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak semak duri yang kita alami dalam pekerjaan kita.
Salah seorang pengkhotbah pernah berkata dalam khotbahnya:
“Dalam dunia yang penuh dosa, penderitaan adalah hal yang lumrah dan seharusnya tidak membuat kita terkejut.”
Ya, semua itu terjadi karena dosa yang sudah menjalar ke seluruh ciptaan yang ada di dunia. Dosa membuat relasi kita dengan Allah menjadi terpisah, namun di tengah semak duri yang menancap, ternyata Allah belum selesai. Di saat Allah menyatakan kekudusan dan keadilan-Nya, Dia juga secara bersamaan menyatakan kasih-Nya kepada manusia
Dan tumbuh-tumbuhan dipadang akan menjadi makananmu
Kejadian 3 : 18b
Lihatlah, Allah yang penuh kasih itu. Dia masih menyediakan tumbuhan di padang menjadi makanan kita.
Kesadaran manusia akan dosa seharusnya membuat kita semua berbalik kepada Allah. Jika kita mau berbalik kepada Allah, di sana tersedia penghiburan yang mendalam. Penghiburan yang telah disediakan-Nya melalui pengorbanan Kristus Yesus di atas kayu salib. Pengorbanan yang telah menyelesaikan hutang manusia yang paling besar yaitu DOSA dan ketakutan manusia yang paling besar yaitu KEMATIAN. Pengorbanan Kristus adalah ibarat tumbuh-tumbuhan yang ada di padang yang menjadi makanan kita. Pengorbanan-Nya ibarat taman Tuhan ditengah padang gurun kehidupan yang gersang. Pengorbanan-Nya adalah pengharapan kekal bagi setiap jiwa, penghiburan mendalam bagi setiap insan yang berharap.
Sehingga hal inilah yang seharusnya memampukan kita tetap bersukacita dan berbahagia dalam pekerjaan kita sekalipun semak duri membuat pekerjaan kita seakan tidak menghasilkan. Kiranya penghiburan yang mendalam ini juga memampukan kita untuk bekerja dengan seluruh keberadaan kita. Meskipun kita merasa saat ini pekerjaan yang kita lakukan seakan tak membawa hasil, meskipun begitu banyak impian yang terdalam yang ingin kita wujudkan dalam pekerjaan kita namun tampaknya belum berjalan sesuai dengan ekspektasi kita, ingatlah bahwa impian kita yang terdalam terkait pekerjaan kita akan berbuah sempurna dalam masa depan Allah. Tidak ada pekerjaan di dalam Allah, yang berakhir sia-sia.
Sebagai penutup saya mengutip tulisan Timothy Keller dalam bukunya Every Good Endeavor yang berbunyi:
“Walaupun pekerjaan faktanya tidak selalu sesuai standar kita. Ingat, Dia datang untuk mengalirkan berkat-Nya, sejauh kutukan ditemukan.”
Soli Deo Gloria
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: