“…. terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan.”

Kalimat itu diucapkan Daud kepada seorang perempuan yang menjadikan perubahan penting bagi sebuah keturunan bisa saja bagi sebuah bangsa. Bagaimana tidak, ia berhasil mencegah peperangan dan pertumpahan darah. Apa yang dilakukan adalah bentuk perlawanan. Sangat sesuai dengan apa yang terjadi di Indonesia, dimana pada 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. 

Perempuan yang dimaksud adalah Abigail. Bagaimana tulisan ini bisa sesuai dengan hari yang bersejarah bagi perempuan di Indonesia, mari masuk dalam konteks teks 1 Samuel 25. Abigail adalah istri Nabal, seorang pengusaha kaya yang tidak bijaksana. Nama Nabal sendiri memiliki arti “bebal”, dimana dalam tradisi penulisan Alkitab nama seseorang dipilih sesuai dengan karakternya. Kekayaan Nabal digambarkan  dengan jumlah domba yang sangat besar, ia memiliki 3000 ekor domba dan 1000 ekor kambing (ay.3). Pada hari itu ia sedang menggembalakan ternaknya di wilayah yang disebut dengan Karmel. Karmel sendiri dalam konteks itu merupakan wilayah kekuasaan Saul dan Daud, sehingga segala yang ada di wilayah tersebut akan dilindungi secara penuh termasuk orang di dalamnya dan hartanya. Namun permasalahan terjadi Ketika Daud meminta Nabal untuk memberikan makanan dan minuman untuk orang-orangnya ketika sedang dalam pesta (ay.3-8). Namun Nabal menolak, bahkan memaki-maki utusan Daud dengan kasar (ay. 10-11). Padahal, para pengikut Daud sudah begitu baik kepada Nabal dan hamba-hambanya (ay. 14-16). Hingga akhirnya seorang wanita dengan bijaksananya melakukan tindakan yang mampu menyelamatkan suami bahkan keturunan dan bangsanya. 

Painting of Antonio Molinari on Wikipedia

Sikap sombong Nabal membuat Daud murka, sehingga ia dan empat ratus pengikutnya berangkat untuk membunuh Nabal dan semua laki-laki yang tinggal di rumahnya.  Konflik yang terjadi antara Daud dan Nabal ini diketahui Abigail, seketika Abigail langsung bertindak dengan cepat dan berani untuk meredakan situasi.  Dengan membawa makanan dengan jumlah yang banyak untuk menemui Daud dan pasukannya di tengah perjalanan, tanpa diketahui Nabal (ay. 18-19).

Apa yang dilakukan Abigail adalah hal pertama yang menunjukan dia adalah seorang perempuan pejuang. Ia tidak mau tinggal diam dalam situasi yang terjadi pada saat itu, ia memiliki intelektualitas dan keberanian untuk melakukan tindakan. Dalam konteks tersebut diperlihatkan sangat jarang perempuan mengambil keputusan dan tindakan dalam sebuah keluarga, karena tradisi patiralkal yang ada saat itu. Namun Abigail tidak berlama-lama dan segera mengambil tindakan. Dengan hikmatnya, ia melakukan hal penting: mengatur strategi dan membawakan apa yang Daud butuhkan. Langkah yang diambil Abigail berhasil menyelamatkan hidupnya dan hidup para hamba Nabal dari murka Daud.

Kedua, intelektualitas Abigail nampak ketika ia menemui Daud, Abigail menunjukkan sikap hormat dan rendah hati. Ia memilih strategi yang tepat dengan melihat dengan jeli siapa yang ada dihadapannya, seorang penguasa yang memiliki kekuatan tempur yang kuat. Dari sini dapat dilihat bahwa Abigail lebih pintar daripada Nabal. Selanjutnya Abigail menyampaikan maksudnya dengan kata-kata yang dipilih secara cermat. Ini menunjukkan bahwa Abigail adalah pribadi yang dewasa dan bijak. Intelektualitasnya terlihat juga dari caranya berbicara dihadapan orang lain. Sehingga hati Daud luluh dan ia kembali ingat pada Allah dengan mengucapsyukur.

Image on Learn ReligionsJika Anda yang berada di posisi Abigail, apa yang akan Anda lakukan? Diam dalam ketakutan? Panik? Atau, akankah Anda mengambil langkah dengan berani, sekalipun tahu risikonya, dan mengupayakan solusi yang terbaik bagi semua pihak?

Dalam konteks ini perempuan adalah penolong. Bahkan, ada ungkapan bagi yang sudah berkeluarga mengatakan bahwa perempuan adalah ibarat indra keenam pria. Ia memiliki kepekaan dan intuisi untuk melindungi keluarga dan orang-orang di sekitarnya dari bahaya. Ada juga pepatah yang mengatakan bahwa ada perempuan yang hebat dibalik laki-laki yang sukses.

Di balik itu semua Kartini seorang perempuan bersejarah juga memiliki sifat seperti Abigail. Berani, kritis dan intelektual. Begitupun dengan bekal yang ada pada dirinya Kartini maupun Abigail memiliki hikmat dan kebijaksanaan dalam berperilaku dan berdampak bagi lingkungannya. Tulisan ini didedikasikan untuk semua perempuan, terkhusus di Indonesia yang terus berjuang untuk memperoleh hak dan nasib yang baik melalui suaranya. Terkhusus juga untuk para perempuan yang berjuang menjunjung tinggi keberanian, intelektualitas dan kebijaksanaan dalam hidup dan lingkungannya. Pada hari Kartini ini tentu saja dibalik pro dan kontra pemberian nama hari nasional ini, ada satu hal yang juga penting. Jika memang hari ini adalah bersejarah bagi perempuan Indonesia bukankah lebih baik 21 April diperingati sebagai Hari Perempuan Indonesia.