Si yang suka bilang gapapa pada akhirnya juga pusing sendiri.
괜찮아, 괜찮아요.
(gwenchana, gwenchanayo)
Sekilas baca, tiba-tiba otak langsung memutar musik “melody of memories” dari Joel music box. Hayo, Ignite People sama juga ga nih? Fenomena yang udah ga asing, bahkan untuk kita sebagai orang Indonesia. Kurang lebih percakapannya bakal kaya gini:
Seorang muda-mudi duduk bertemu setelah gereja berakhir. Angga melihat Anggi dengan muka muram dan memberanikan diri untuk bertanya.
Angga
Kamu gapapa?
Anggi
(menoleh dan memberikan senyum) gapapa kok.
Dan cerita pun selesai.
Nah, kira-kira seperti itu percakapan yang sering kita hadapi. Ketika kita mau untuk direpotkan padahal mungkin kita juga sedang tidak baik-baik saja, secara refleks beberapa akan menjawab, "Gapap,a kok”. Mengutip dari ucapan Mbak Kim So Hyun dalam drama "My Lovely Liar", kebohongan yang paling sering dikatakan adalah, “Aku gapapa”, atau bahasa kerennya, “Aku rapopo” walau sambil sedikit menangis.
Menulis refleksi ini, ada salah satu cuplikan yang mungkin terkenal dan beberapa Ignite People tahu, Welcome to Waikiki dengan tagline terkenalnya “Gwenchana, gwenchana.” Agak spoiler sedikit cuplikannya, cerita bermula ketika Kang Dong-gu dan Han Yoon-ah menerima tumpangan dari Lee Joon-ki dengan mobil barunya, Rebecca. Baru mau pakai sabuk pengaman, tiba-tiba rusak. Lee Joon-ki hanya berkata, “Ah, gapapa, gapapa. Nanti juga bisa dibenerin.” Kemudian Dong-gu memegang pegangan atas dan terlepas juga. Dong-gu mulai panik dan marah tapi Joon-ki hanya bilang, "Ah, gapapa-gapapa”. Kerusakan demi kerusakan juga terjadi ketika mau membuka pintu dan lainnya, tetapi semuanya hanya ditanggapi dengan “gapapa” sambil menjalankan mobil tersebut. Adegan sekitar 3 menit tersebut cukup membuat saya mengulang part sambil berkata “gwenchana, gwenchana” dengan gaya khasnya. Lucunya, dalam hidup ini rasanya pengen marah kaya Dong-gu: “Gapapa-gapapa, apanya yang gapapa, woy?!”
Ignite People, tanpa sadar, “gapapa” malah menjadi buah simalakama buat diri. Hidup di dalam budaya Timur yang bersifat kolektif membuat kita memahami perasaan dari orang lain terhadap hidup kita. Kita enggan untuk menunjukkan sisi kelemahan dan mulai berkata “Oh, gapapa, kok,” walaupun sambil menitihkan air mata sedikit. Sama seperti Lee Joon-ki, yang mungkin ketika beberapa orang sekitar menyadari ada sesuatu yang tidak beres, dengan tersenyum kita akan berkata, “Gapapa, kok, gapapa” sampai akhirnya kita gatau lagi harus berbuat apa dan menyampaikan kepada siapa. Ga jarang, beberapa aktivis mental health menyerukan kembali bahwa ‘gapapa kok untuk ga baik-baik saja’ dan merangkul jiwa yang kesepian dan sendiri.
Titik terendah dalam hidup manusia memaksa diri untuk terus berjuang untuk bangkit, namun prosesnya tidak semudah seperti membalikkan tangan. Kadang kita menyimpan tangis sendiri dan menunjukkan ketidakberdayaan untuk mengarungi hidup yang semakin panas dan ganas. Tapi, di momen inilah, Tuhan ingin kita kembali berpasrah dan berpegang teguh sama janji-janjinya. Tuhan enggak pernah berjanji langit akan selalu “gwenchana”, tetapi Dia selalu setia dalam asam manis kehidupan kita. Inilah yang dinamakan berproses bersama Tuhan.
‘Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.’ -Yesaya 40:29
Saat mencari konten untuk membuat Youtube Shorts, saya menemukan artikel menarik mengenai berdamai dengan keadaan. Mungkin awalnya kita tidak menerima, marah, depresi dan mulai menyalahkan keadaan, mempertanyakan apa yang salah dalam diri. Kabar baiknya, Tuhan Sang Sumber Damai akan memberikan kelegaan untuk kita di tengah kehidupan yang carut marut dan kehilangan arah. Menangislah dan akuilah bahwa kita manusia yang tidak berdaya dan membutuhkan pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Terdengar sepele, tetapi dalam iman yang penuh pengharapan kepada Tuhan, kita mampu menghadapinya. Sama seperti kisah perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun (Matius 8:20), perempuan itu dengan yakin dan teguh hanya dengan memegang jubah-Nya maka ia akan sembuh dan benar saja, Tuhan bahkan bilang, “Imanmu yang telah menyelamatkan."
Dalam ketidak-apa-apa-an kita, ada banyak berkat dan cara yang Tuhan berikan dalam menjalani kehidupan. Ada salah satu kisah yang cukup mengugah hati ketika seorang muda ingin mengakhiri hidupnya, kemudian ia mampir untuk membeli sebuah jajanan. Tanpa disangka, bapak tersebut bertanya, “Apakah kamu baik-baik saja?” Bayangkan, seorang bapak yang tidak dikenal yang hanya menjual makanan mampu menggugah hati yang sedang remuk dan menangis. Kemudian, bapak itu hanya berkata kepada orang tersebut untuk ingatlah beliau dalam hidup anak muda tersebut. Kisah ini mengingatkan saya pada salah satu penggalan lirik "Kekuatan serta Penghiburan",
Tiap hari aku dibimbing-Nya, diberi rahmat-Nya tiap jam, diangkat-Nya bila aku jatuh, dihalau-Nya musuhku kejam.
Jadi, Ignite People, it’s okay to be not okay! Kita manusia pasti membutuhkan pertolongan dan perlindungan-Nya. Kalau mungkin di antara kalian yang saat ini sedang tidak baik-baik saja, cuma bisa bilang “this shall too pass”. Kita bisa menceritakan tentang apa yang kita rasakan kepada keluarga atau teman terdekat yang menjadi support system dalam hidup kita. Mencari bantuan kepada professional bukan berarti memiliki stigma buruk, justru malah membantu kita untuk berdamai tentang apa yang sedang kita hadapi. Dan yang terpenting dan terutama, Tuhan mendengar setiap ratap tangis ketika kita sedang tidak baik-baik saja. Namun, jangan berhenti di statement "it's okay to be not okay"; mari kita memberanikan diri untuk bertanya pada diri sendiri, "Apakah aku tahu apa yang sedang terjadi? Mengapa Tuhan mengizinkan aku mengalami hal-hal yang sulit ini? Apa yang Dia ingin aku pelajari pada-Nya?"
Selamat berproses dalam kehidupan yang—mungkin hari ini—Ignite People sedang gumulkan dan rasanya ingin menghela napas terus. Mari kita mengimani ayat di bawah ini dan menggumulinya dalam perjalanan hidup (yang juga menjadi ayat andalan saya hehe), agar ‘gwenchana’ seperti Joon-ki:
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku -Filipi 4:13
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: