Tuhan dapat menggunakan cara apapun untuk menyatakan kehendak-nya terhadap orang-orang di sekeliling kita
Galatia 6:9
"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (TB)."
Hi Ignite People! Kalau kita berbicara tentang melakukan kebaikan, rasanya sangat mudah bagi kita untuk memberi hanya kepada orang-orang yang baik dan dekat dengan kita. Akan tetapi, bagaimana saat kita diperlakukan tidak baik oleh orang-orang di sekeliling kita? Apakah kita masih dapat melakukan kebakaikan kepada mereka? Ignite People, marilah bersama-sama kita melihat apa yang terang firman Tuhan katakan.
Saat itu, Jemaat di Galatia tengah menghadapi situasi yang tidak mudah. Bayangkan saja, ada ajaran palsu yang masuk, ada konflik dalam jemaat Galatia, dan ada pula perpecahan. Kalau kita menyimak dalam Galatia 5, Paulus menjelaskan seperti apa suasana perpecahan saat itu: saling menggigit, saling menelan, saling membinasakan, saling menantang, dan saling mendengki. Yah, apa yang mungkin kita anggap sebagai bibit-bibit permusuhan dalam gereja ternyata sudah ada pada masa mula-mula jemaat hadir.
Dalam menghadapi situasi sulit seperti ini, Paulus mengakui bahwa dirinya sudah kehabisan akal untuk menghadapi kondisi yang terjadi saat itu. Pastinya, godaan untuk menyerah begitu kuat; rasanya tidak ada alasan untuk berbuat baik dalam situasi ini. Namun, Paulus mengatakan:
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. -Galatia 6:9
Apa, sih, yang dimaksud dengan "berbuat baik" di atas?
"Berbuat baik" tersebut merujuk kepada membagikan apa yang kita miliki untuk menjawab kebutuhan orang-orang di sekeliling kita. Kita bisa memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan mereka (baik itu secara materi, sosial, maupun yang sifatnya rohani, seperti doa). Kita perlu memiliki kepekaan untuk melihat kebutuhan orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekeliling kita.
Kalau kita memperhatikan dalam Galatia 6:7-9, Paulus menggambarkan "berbuat baik" itu seperti "orang yang menabur benih". Seseorang yang memiliki hobi memupuk suatu tanaman pasti akan memahami seperti apa proses menabur benih. Proses menabur dan menuai ini selalu melibatkan waktu. Sekilas, bibit itu terlihat tidak menghasilkan apa pun dan tidak langsung berbuah dengan cepat. Akan tetapi, jika kita memeliharanya dengan baik, buah itu akan tampak nantinya. Di sinilah kita membutuhkan iman kepada Allah yang telah merancang segala sesuatunya dalam hidup kita. Itulah sebabnya Paulus mengatakan, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9a)
Sebagai orang percaya, kita tidak boleh mudah menyerah dalam melakukan apa pun. Mengapa? Karena Tuhan melihat hati kita. Tuhan dapat menggunakan cara apapun untuk menyatakan kehendak-Nya terhadap orang-orang di sekeliling kita. Apa yang kita anggap sepele dan kecil, Tuhan bisa memakainya untuk memberikan dampak yang besar. Makanya, jangan sampai kita menjadi kecil hati kalau orang lain tidak menghargai kebaikan kita. Karena kita melakukan semuanya itu bagi kemuliaan Tuhan. Memang tidak mudah, apalagi karena sebagai manusia, kebutuhan akan penerimaan tidaklah terelakkan. Namun, jika alasan untuk "berbuat baik" hanya agar diterima orang lain, apakah kita sedang menuhankan alasan tersebut di atas penerimaan tanpa syarat yang telah Tuhan lakukan—melalui Kristus yang memulihkan relasi kita dengan Bapa hingga kita bisa mengalami unconditional love?
Apa yang kita lakukan sekarang, bisa saja baru akan terlihat di kemudian hari. karena, bisa saja, Tuhan memakai setiap momen untuk memproses hidup kita dalam waktu-Nya Tuhan. Yang penting, kita melakukan apa yang menjadi bagian kita sebagai anak-anak-Nya.
Ignite people, kita mungkin merasa bahwa rasanya apa yang kita lakukan tidak memberikan dampak bagi siapa pun. Hei, siapa yang bilang? Perbuatan baik itu bisa membawa penghiburan dan pertolongan bagi siapapun yang membutuhkan, membawa seseorang kepada pertobatan, membawa pemulihan bagi keluarga, komunitas, hingga masyarakat luas. Oleh sebab itulah, jangan sampai menunggu waktu yang tepat untuk berbuat baik.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: