It’s so strange, isn’t it? How, just like that, a complete stranger can become such a big part of your story.
[Spoiler alert: This Is Us]
Sejujurnya, relasi dalam kehidupan kita semua dimulai dari menjadi orang asing bagi satu sama lain. Begitupun ketika sebuah relasi berakhir, kita dapat menjadi orang asing lagi, layaknya kita tak pernah bertemu dan berelasi sebelumnya. Dimulai dari sesuatu yang asing, sejarah kita berlangsung dan membentuk jejak-jejak petualangan sepanjang kehidupan kita.
Ketika berkenalan dengan seseorang yang nantinya menjadi suami atau istri kita, tentu kita tidak saling mengenal satu sama lain secara dalam. Kita belum mengenali siapa dirinya, siapa teman-temannya, serta siapa keluarganya. Ketika anak lahir, orang tua pun belum mengenal anak seperti apa yang akan mereka asuh ini. Ketika berpindah rumah, kita belum terbiasa dengan seluk-beluk rumah tersebut karena berbeda dari rumah yang sebelumnya. Ketika memasuki sekolah yang baru, kita belum mengenal siapa saja gurunya, siapa saja yang akan menjadi teman kita, ataupun seperti apa lingkungannya. Sejarah kehidupan dibentuk oleh jaringan yang dimulai dari keterasingan. Satu keterasingan terhubung dengan yang lain dan garis di antaranya diisi dengan pengenalan dan perubahan.
Dalam musim keempat serial This Is Us, keluarga Pearson menyadari hadirnya keterasingan dalam kehidupan mereka. Kita dibawa mundur untuk melihat bagaimana Jack & Rebecca bertemu dan saling mengenal. Keluarga Pearson memasuki masa yang asing semenjak kematian Jack, dengan Randall yang mulai kuliah, Kevin yang mengejar karir akting di kota yang berbeda, dan Kate yang menemani Rebecca di rumah. Kevin dewasa juga menemukan paman yang terasing, yaitu adik yang tidak diakui oleh Jack. Kate menyesuaikan diri dengan rutinitas asing dengan hadirnya Jack, anaknya. Randall yang terpilih sebagai anggota legislatif Philadelphia merasa asing dengan rutinitas baru, membawa kebiasaan baru yang asing bagi kantornya, dan juga pindah ke rumah baru di Philadelphia.
Image on People
Dari contoh pengalaman keluarga Pearson, perubahan biasanya membawa perasaan asing bagi kita yang menghadapinya. Umumnya, kita merasa cemas menghadapi sesuatu yang asing sehingga ini menyebabkan kita bisa melawannya, menghindar, terdiam, atau bergantung pada situasi tersebut. Setiap kita punya cara tersendiri untuk menghadapi masalah, krisis, atau perubahan. Cara-cara ini tentu terbentuk dari pola yang kita bangun melalui keluarga kita. Ada pola-pola yang sebetulnya kita dapatkan dari orang tua kita, bahkan dari generasi sebelumnya. Namun, pada umumnya kita tidak menyadari pola ini.
Sebuah perubahan asing yang terjadi pada keluarga Pearson adalah ketika Rebecca didiagnosis dengan gejala Alzheimer’s. Lubang-lubang pada memori Rebecca membuat masa depan terlihat menyeramkan karena mereka tahu, semakin lama Rebecca akan menjadi seorang yang asing bagi mereka dan mereka akan menjadi orang-orang yang asing bagi Rebecca. Menghadapi situasi ini, Kevin, Kate, dan Randall berespons secara berbeda. Kevin menghindar, Kate terdiam, dan Randall melawan. Respons ini terjadi tidak hanya dalam situasi ini, tetapi juga dalam menghadapi kematian Jack yang mengubah situasi emosi keluarga Pearson. Kevin menghindar dan melampiaskannya melalui minuman keras hingga kecanduan. Kate meratap dan menangis. Randall melawan dengan melakukan sesuatu untuk ibunya dan saudara-saudaranya.
Image on Search Engine Journal
Melihat pola dari keluarga Pearson, kita bisa melihat sebetulnya sesuatu yang asing itu tidaklah benar-benar asing. Situasinya mungkin asing, tetapi gejolak emosi yang dirasakan biasanya menyerupai suatu pengalaman di masa lalu. Apa yang asing ini sebetulnya diterjemahkan oleh otak sebagai ancaman atau trauma yang terekam, sehingga memunculkan respons yang paling mengakar dalam diri kita. Respons ini biasanya dikenal sebagai trauma response, yaitu fight, flight, freeze, dan fawn. Oleh karena itu, seperti Kevin, Kate, dan Randall, kita pun memiliki cara berespons yang berbeda-beda sesuai yang terbentuk dalam diri kita melalui pola dalam keluarga. Apakah kita masing-masing mengenali pola tersebut?
Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN. Amsal 20:12 (TB)
Apakah kita dengan sengaja mengamati bagaimana kita berespons terhadap situasi yang kita anggap sebagai ancaman? Apakah kita pernah mengamati bagaimana cara kita menghadapi perubahan? Apakah kita menggunakan telinga dan mata kita untuk memahami diri kita dan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain?
Lebih mudah bagi kita untuk melihat bagaimana orang lain berperilaku dan berespon terhadap situasi. Jarang kita bercermin dan mengamati diri kita dengan telinga dan mata kita sendiri. Indera yang Tuhan berikan tidak hanya bermanfaat untuk mengamati apa yang terjadi di luar diri kita, tetapi juga untuk mengamati diri kita sendiri. Pernahkah kita melihat diri kita ketika menghadapi krisis? Pernahkah kita mendengarkan apa yang diri kita butuhkan? Pernahkah kita betul-betul merasakan bagaimana suatu situasi memunculkan emosi tertentu dalam diri kita?
Image on By Arcadia
Dengan mengamati diri sendiri, kita dapat semakin mengenal pola seperti apa yang terbentuk dalam diri kita. Kita dapat menyadari respons kita terhadap situasi yang asing, bahkan mempertanyakan dan menggali bagaimana respons tersebut bisa terbentuk. Dengan mengenali respons ini, kita dapat mengantisipasi jika respons yang kita lakukan ternyata maladaptif hingga memperburuk situasi. Kita juga dapat belajar bagaimana menghadapi situasi yang traumatis atau asing dengan cara-cara yang lebih membangun dan positif. Jadi, mengenali pola dalam diri kita tidak hanya berhenti pada menyadari, tetapi juga bisa menggerakkan kepada perubahan akan pola yang kurang baik.
Keterasingan tidak selalu berarti asing. Keterasingan kadang justru membuka pintu kepada pengalaman masa lalu dalam hidup kita, mengakses kotak emosi yang terekam dalam otak dan tubuh kita. Keterasingan dapat berarti ancaman atau situasi krisis, yang menimbulkan perasaan yang mirip dengan suatu emosi yang tersimpan. Menghadapi keterasingan menyadarkan diri kita akan bagaimana cara kita menghadapi ancaman atau krisis. Cara yang terpola ini perlu dikenali dan jika perlu diubah supaya kita lebih efektif dalam menghadapi situasi asing yang mengancam dalam hidup kita.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: