Hati yang Rindu

Going Deeper, God's Words, 21 April 2022
Marilah kita mau belajar untuk memiliki kepekaan untuk selalu datang kepada Allah supaya kita dapat memiliki hati yang rindu akan Allah.

Mazmur 42:2-3

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?”




‘Apa yang menjadi kerinduan terbesar kita?’ mungkin saja, ada di antara kita yang rindu untuk merasakan ketenangan, rindu usaha pekerjaan bisa tetap berjalan normal, rindu akan hadirnya momongan, rindu akan pasangan hidup, rindu pulihnya suatu relasi, dan kerinduan-kerinduan lainnya. 


Ketika kita memiliki kerinduan terhadap hal apapapun atau terhadap seseorang, pastinya ada alasan apapun yang mengikutinya. Kita sangat berharap kerinduan itu dapat terealisasi sesuai dengan harapan kita. Kita merasa bahwa kerinduan itulah yang mungkin dapat mengisi ruang dalam hati kita karena kita sangat begitu mendambakannya, sampai-sampai kita menjadi sesak dalam hati kita. Meskipun kita semua memiliki kerinduan yang berbeda-beda, namun pernahkah kita sangat merindukan Tuhan? Seperti yang dirasakan oleh Pemazmur.


Dalam Mazmur 42:2-3, Pemazmur menyatakan suatu kerinduan yang begitu besar terhadap Allah. Kerinduan ini digambarkan ‘seperti rusa yang merindukan sungai yang berair’ (ayat 2).  Apa makna di balik gambaran Pemazmur ini? Pada umumnya, manusia pasti sangat membutuhkan air agar dirinya tidak kekurangan cairan (dehidrasi) dalam tubuhnya. Begitupula dengan rusa. Tanpa air, rusa akan mengalami kematian. Pemazmur menggambarkan manusia seperti rusa dan air merujuk kepada Allah. Pemazmur ingin mengatakan bahwa Allah sangat penting dalam hidup kita. Tanpa Allah, kita tidak bisa melakukan apapun. Mengapa? Karena Allah adalah sumber kehidupan kita. 



Bagaimana dengan diri kita? Ada sebagian orang yang merasa bahwa hidupnya baik-baik saja, tetapi tanpa disadari ada ‘bahaya besar’ yang tengah menghampiri dirinya. Bahaya apakah itu? Kekeringan rohani. Kerapkali, ada sebagian orang yang mengabaikan akan pergumulan tersebut. Mengapa? Karena hal tersebut bukanlah sesuatu yang esensial bagi dirinya. 


Padahal, kekeringan rohani merupakan ‘sinyal’ bagi seseorang agar dirinya memiliki kepekaan untuk dapat membuka ruang hatinya diisi oleh Allah. Ya, hanya Allah sajalah yang dapat mengisi akan kekosongan bahkan kerinduan terbesar dalam hati kita, seperti yang dikatakan oleh Pemazmur, Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?” (Mazmur 42:2-3)


Hati yang rindu akan Allah. Itulah yang seharusnya kita miliki dan rindukan dalam hati kita. Marilah kita mau belajar untuk memiliki kepekaan untuk selalu datang kepada Allah supaya kita dapat memiliki hati yang rindu akan Allah.

LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER