Ada terang, ada gelap. Ada siang, ada malam
Ketika Tuhan berkata bahwa kitalah terang dunia, apa iya kita harus terus bersinar? Tuhan bilang, kitalah garam dunia, tapi apa benar semua masakan butuh garam? Pelita tak selamanya butuh bersinar, dan tak semua makanan perlu garam. Pelita yang terus bersinar, pada akhirnya padam lebih cepat, hidupnya tak akan panjang, dan penggunaan garam yang tak sesuaipun akan merusak cita rasa, serta membunuh selera makan.
Matius 5 : 13-14
(13)"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
(14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi
Tuhan memang tak pernah bilang, "Bersinarlah secukupnya," atau, "Asinlah sesuai takarannya saja," tetapi Tuhan juga senang dan menyayangi kita sebagai anak-anak-Nya bukan sekadar karena sinar dan rasa yang kita miliki. Tuhan berkata kita ADALAH terang dan garam (bukan MENJADI/JADILAH), sebagai pengingat tentang diri kita dan peran kita di dunia.
Sebuah pelita di malam hari adalah lambang keamanan, kenyamanan, dan harapan dalam kegelapan. Garam adalah lambang perubahan, keberanian, dan 'rasa' yang baru dalam kuali yang hambar.
Lagipula, malam,takkan berlangsung selamanya. Siang pun datang, dan pelita harus dipadamkan. Itulah saatnya untuk mengisi kembali minyak dan membersihkan diri dari kotoran. Carilah cara untuk mengisi diri lagi. Kemudian, ketika senja semakin dingin, nyalakan pelitamu lagi. Bakar talimu lagi, dan meski terangnya kecil, cukuplah itu. Terang pelita memang tak seperti terang lampu disko di klub malam atau lampu sorot panggung. Selama penghuni rumah tak perlu tersandung kursi ketika akan ke toilet di malam hari, atau menemani sang ayah/ibu, menyelesaikan pekerjaannya, bahkan mungkin menemani si kecil untuk melewati malam yang suram. Terlalu terang akan menyakitkan mata, dan terlalu asin mengundang '"kematian"
Akulah terang & garam dunia
Seterang apapun pelita
Takkan bisa mengalahkan Surya
Senikmat apapun garam
Lautan luaslah, tempat kita dulu mendekam
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: