Perjalanan hidup menjadi seru sebab diisi ketidakpastian. Perjalanan hidup menjadi damai sebab di atas semuanya ada pemeliharaan yang sempurna.
“Tuhan, mauMu apa sih?”
“Tuhan, bener gak sih jalan hidupku gini?”
“Tuhan, nanti setelah lulus aku bakal ngapain yah?”
“Tuhan, tolong tunjukin dong apa rencanaMu buatku.”
Pernah nggak sih pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul di kepala teman-teman? Aku sendiri sudah berkali-kali mengeluarkan pertanyaan demikian dan sejenisnya. Hingga saat ini pun masih tertumpuk pertanyaan semacam itu dan untuk sebagian besar aku bahkan belum tau apa jawabannya secara jelas.
Cukup sering aku ragu dengan Tuhan, ragu dengan jalanNya, kehendakNya, rencanaNya buat hidupku. Ketidakmampuanku melihat apa maunya Tuhan membuat semuanya terasa tidak pasti. Bahkan aku pernah melalui masa di mana aku meragukan keberadaan Tuhan, karena Dia terasa begitu diam. Tidak seperti apa yang digambarkan orang tua, guru agama, ataupun pendeta, dan orang-orang lainnya yang mungkin lebih “beriman”. Sesekali aku juga iri dengan orang-orang yang kelihatannya sudah tahu dengan jelas kehendak Tuhan, begitu dekat dengan Tuhan, yakin terhadap rencana Tuhan, dan menemukan passion yang yang seturut panggilan mereka masing-masing.
Aku yakin, aku tidak sendirian. Tidak sedikit dari kita yang berhadapan dengan ketidakpastian serupa dan terus bertanya kepada Tuhan mengenai apa yang harus dilakukan. Kita juga meminta-Nya menjawab pertanyaan kita, secepat mungkin, sesegera mungkin. Muncul sebuah perasaan di benak kita bahwa kalau Tuhan itu ada dan sayang pada kita, maka dia pasti akan segera menyediakan jawaban atas doa kita. Lantas jika kita tidak mendapatkan jawaban menurut keinginan dan waktu yang diinginkan, kita akan ngambek kemudian ogah-ogahan mematuhi perintahNya.
Sikap seperti itu tidak bisa dibilang sepenuhnya salah, karena Tuhan juga senang dan rindu kita terus datang, berkomunikasi, serta “berkonsultasi” kepada-Nya dalam segala aspek hidup. Namun sikap ngambek sudah sepenuhnya beda cerita. Walau memang kita akan berdalih itu wajar dan manusiawi, tetap saja itu semata lahir dari ketidaksabaran kita dalam mengikut Dia.
Pertanyaannya, bagaimana kalau jawaban itu datang lama sekali? Atau malah, bagaimana kalau ternyata jawaban atas pertanyaan kita belum akan terjawab bahkan saat kita mati nanti? Bagaimana jika Tuhan memang mengijinkan kita terus hidup dengan memanggul tanda tanya?
Tuhan bukan GPS, tapi...
Sadar nggak, youth, kita seringkali memperlakukan Tuhan seperti GPS? Kita banyak bertanya kepada Tuhan dengan sikap hati seperti bertanya kepada Google Maps atau Waze untuk memberitahu di mana kita sekarang dan bagaimana kita dapat mencapai tujuan yang kita inginkan secepat mungkin.
Memangnya Tuhan itu alat yang bisa kita pakai seenaknya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan kita sewaktu-waktu?
Kita harus sadar benar bahwa Tuhan jauh lebih besar dari kesanggupan kita untuk berpikir. Dia sebagai Pencipta punya pemahaman akan hidup kita, jauh lebih dalam dari yang dapat kita bayangkan. Bahkan, Ia mengenal kita lebih baik dari kita mengenal diri kita sendiri.
Tuhan itu tidak seperti GPS. Sama sekali tidak.
Tuhan adalah seorang Teman yang sudah mengerti dengan jelas tujuan mulia untuk kita. Tak tanggung, Dia bahkan tahu bagaimana cara terbaik mencapai tujuan tersebut dan menemani kita langkah demi langkah. Bukan hanya perkara sampai ke titik tersebut, namun sejatinya Dia ingin kita menikmati keseluruhan perjalanan, tanpa khawatir akan ini dan itu. Tuhan ingin menjadi Teman seperjalanan kita yang setia, bukan sekadar GPS kita.
Uniknya, youth, alih-alih terbebani dengan tanda tanya, aku kini merasa bahwa ketidakpastian itu justru...... seru juga! Kita semua sama, tidak punya kuasa untuk mengetahui keseluruhan rencana. Namun kesadaran bahwa Tuhan tahu segalanya adalah alasan besar yang mendamaikan dan melegakan.
Kita akan dilatih untuk percaya, dengan menyerahkan sepenuhnya ketakutan, keraguan, dan masa depan kita kepada Sang Mahatahu.
Setiap orang punya cerita yang berbeda dalam perjalanan mengarungi hidup ini. Walau demikian kisahku dan kisah sebagian dari kita pasti adalah tentang ketidakpastian.
Maka, kita perlu belajar menikmatinya, merangkulnya. Dengan iman kita dapat belajar berhenti khawatir berlebihan, toh kekhawatiran tidak akan bisa menambah sehastapun jalan hidup, kan?!
Kesalahan yang sering kita perbuat adalah meragukan Tuhan, padahal kita hanya diminta senantiasa berusaha mengerjakan apa yang telah Dia percayakan sembari terus memperjelas apa mauNya. Itu mungkin yang bisa disebut dengan “merangkul ketidakpastian”.
Mari berhenti khawatir dan mengarahkan energi untuk tetap bertekun mengerjakan bagian kita di masa sekarang. Jika Tuhan merasa kita layak dan perlu mendapatkan penjelasan, niscaya penjelasan itu akan hadir di waktu yang tepat. Semua ketidakpastian, naik turunnya hidup, dan berbagai peristiwa yang terjadi, pasti akan memperkaya perjalanan hidup dan pengalaman kita bersama Tuhan. Akhirnya semua membentuk sebuah rajutan yang indah, unik dan personal bagi setiap kita.
Selamat meragu tanpa melupakan kepastian pemeliharaanNya buat kita!
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: