I Love You 2500

Best Regards, Live Through This, 13 August 2019
“ I love you 2500,” kata Adri kepada Lia “Loh? 500-nya ke mana?” Lia bertanya. “Cashback.”

Menjengkelkan, bukan? Niatnya mendapatkan gombalan romantis tapi yang didapat malah bahan candaan. Bagi anak muda, kalian pasti sudah tidak asing mendengar lagu karya Stephanie Poetri berjudul "I Love You 3000". Kalimat iconic ini diucapkan oleh Morgan Stark, anak dari Iron Man (Tony Stark) dalam film Avenger: Endgame. Kata-kata ini mengibaratkan kasih yang utuh, seutuh kisah Iron Man dari awal hingga akhir. Namun nyatanya kasih yang utuh ini sudah jarang ditemukan saat ini. Seperti lelucon di atas, yang mengibaratkan bahwa kasih Adri kepada Lia tidak penuh karena terpotong cashback

woman holding magnetic card

Photo by Blake Wisz on Unsplash

Tidak jarang kita sulit menyerahkan kasih kita kepada sesama karena masih ingin menyimpannya untuk diri kita sendiri. Layaknya cashback, kita masih sering ingin menyimpan bagian-bagian kasih yang seharusnya kita berikan pada orang lain. Padahal dalam Matius 27: 38 Yesus berkata, “...dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Mudah, kan? Iya mudah bacanya, tetapi sukar untuk melakukannya. Kenapa? Karena kita masih tidak mau rugi. Sering kali kita menerapkan “gak mau rugi” dalam memberikan kasih kita kepada sesama. 

“Mending beli es krim dari pada harus nyumbang untuk korban gempa.” 

“Buat apa sih bantu biayain anak miskin sekolah? Mending buat gue kuliah ke luar negeri.” 

“Buat apa sih patungan, toh banyak kok yang ngasih dia.”

Sama seperti lelucon di atas, kita gak mau rugi kalau memberi 3000 kepada orang lain, gak masalah mendapatkan 500, yang penting masih ada kembaliannya. 

Hidup di zaman ketika semua orang menempatkan dirinya lebih penting dan berharga dari pada orang lain membuat kita sering gak sadar bahwa banyak orang yang membutuhkan kita. Bahkan kalau bisa membantu, pinginnya tidak memberi semua, maunya ada sisa. Apakah itu arti kasih yang sebenarnya?

Dalam Bahasa Indonesia, kasih dijelaskan dengan bahasa yang mudah. Ya, kasih! Karena Allah mengasihi kita, Ia “kasih” anaknya yang tunggal, Yesus Kristus untuk mati di kayu salib menebus dosa kita. 

bowl of tomatoes served on person hand

Photo by Elaine Casap on Unsplash

See? Tidak perlu penjelasan yang ribet tentang apa itu kasih. Kalau Yesus meminta kita mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, maka kasih (berikanlah) apa yang terbaik seakan-akan memberikannya pada diri kita sendiri. Memangnya kita mau membeli baju robek-robek untuk kita kenakan sehari-hari? Enggak kan? Kita pasti membeli baju yang layak agar bisa kita banggakan ketika menggunakannya. 

Begitu cerdiknya Yesus dalam menasihati kita. Ia tahu betul sifat manusia yang memberikan yang terbaik bagi dirinya sendiri dan mengajak kita untuk melakukannya bagi sesama. Pertanyaannya sekarang: Maukah kita melakukannya, memberi kasih yang utuh? Atau masih terpotong cashback?

LATEST POST

 

Respons terhadap Progresive ChristianityIstilah progresive Christianity terdengar belakangan ini. Ha...
by Immanuel Elson | 19 May 2024

 “…. terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari...
by Rivaldi Anjar | 10 May 2024

Tanpa malu, tanpa raguTanpa filter, tanpa suntinganTiada yang terselubung antara aku dan BapaApa ada...
by Ms. Maya | 09 May 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER