"Penghargaan paling tinggi bagi seorang pekerja keras bukanlah apa yang dia peroleh dari pekerjaan itu, tapi seberapa berkembang ia dengan kerja kerasnya itu." -John Ruskin
Di dalam buku nyanyian Kidung Jemaat pada nomor 26 terdapat lagu yang begitu tidak asing bahkan seringkali dinyanyikan ketika beribadah. Lagu dengan judul Mampirlah Dengar Doaku dan didalam bahasa Inggris yaitu Pass Me Not, O Gentle Saviour. Mungkin kita belum terlalu mengenal dari penulis dari lirik lagu ini, yaitu Fanny J. Crosby yang biasa di kenal Fanny Crosby. Fanny Crosby adalah seorang penyair, penulis lirik dan composer. Fanny Crosby merupakan orang yang aktif dalam menulis lagu hymn dan karyanya ada lebih dari 8.000. Bukan hanya sekedar itu saja, Fanny Crosby juga dikenal dengan pekerjaan misinya. Tunggu.. tunggu.. tidak hanya berhenti disitu saja, ia juga menulis lebih dari 1.000 puisi sekuler dan menerbitkan empat buku puisi dan masih banyak karya lainnya yang ia ciptakan. Melihat dari latar belakangnya, ia pada usia enam minggu, mengalami radang mata, dan terjadinya buta pada dia. Dokter berpikir bahwa kemungkinan tidak diperhatikan dari orang tuanya. Fanny Crosby dibesarkan oleh ibu dan neneknya karena aanya meninggal pada November 1820 ketika Fanny Crosby baru berusia enam bulan. Tentunya ia dibesarkan dengan dasar-dasar Kekristenan. Melihat penjelasan di awal, dan dari latar belakang yang diketahui, kelemahan bukan berarti penghambat dari langkah kita.
https://unsplash.com/photos/NydZjXg6S2I
Bahkan Fanny Crosby diperiksa oleh ahli bedah dan disimpulkan ia tidak dapat dioperasi dan kebutaannya permanen. Di umur delapan tahun ia menulis puisi pertama yang menggambarkan tentang kondisinya. Pernyataan dari dia yaitu "It seemed intended by the blessed providence of God that I should be blind all my life, and I thank him for the dispensation. If perfect earthly sight were offered me tomorrow I would not accept it. I might not have sung hymns to the praise of God if I had been distracted by the beautiful and interesting things about me." Tidak hanya berhenti disitu saja, ia juga pernah berkata “when I get to heaven, the first face that shall ever gladden my sight will be that of my Savior"
https://unsplash.com/photos/ao4ZymAvoKo
Ia sungguh mengucap syukur bahwa ia harus buta sepanjang hidupnya, tidak ada keluhan pada dalam dirinya, melainkan ucapakn syukur kepada Tuhan. Jika ia ditawarkan untuk dapat melihat dunia ini, ia tidak akan menerimanya dan kemungkinan ia tidak akan menyanyi dan memuliakan nama Tuhan. Saya mencoba melihat kehidupan saya didalam kuliah, banyak kelemahan dalam diri saya. Saya merasa bahwa tidak memiliki bakat dibidang apapun, semester 2 saya merasakan keputusaan yang membuat saya ingin keluar dari perkuliahan. Namun saya mencoba merenungkan akan kehidupan saya semasa berkuliah. Saya menyadari bahwa dibalik semuanya itu, Tuhan menyertai kehidupan saya, bahkan hingaa saat ini. Saya melihat kelemahan saya bukan menjadi penghambat saya dalam berkembang terutama dalam bidang akademik. Saya mengasah kemampuan saya bahkan saya gunakan untuk pelayanan dikampus dan gereja. Saya berterimakasih untuk teman Asrama Putri dan Asrama Putra, sahabat, keluarga, dosen-dosen STT Aletheia yang selalu mendukung saya.
lah berasa pidato hehehe balik ke Fanny Crosby yak..
Kita dapat merefleksikannya dari kehidupan Fanny Crosby, mari kita melihat kelemahan kita, bukannya kita menjadi kecewa karena kelemahan kita, melainkan kelemahan tersebut dapat membuat kita menjadi lebih bersemangat didalam kehidupan dan bahkan dapat memuliakan nama Tuhan, sama seperti dengan Fanny J. Crosby.
Jangan patah semangat, mari kita berjalan bersama Tuhan yang memberikan segala hal didalam kehidupan kita.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: