Siapakah Saksi Pertama Kebangkitan Yesus?

Going Deeper, God's Words, 06 April 2021
Pada jaman di mana gerakan wanita atau gerakan feminisme yang sering kita dengar saat ini belum dimulai, Yesus telah menjungkirbalikkan pandangan masyarakat tentang keberadaaan wanita. Wanita diberi peranan yang sangat penting dalam karya kelahiran, kematian, dan kebangkitanNya. Yesus memperjuangkan peran wanita dalam kehidupan bermasyarakat.

Ada sebuah hal yang menarik ketika membaca kisah kebangkitan Yesus yang tertulis di dalam keempat Injil. Bukan murid laki-laki melainkan wanita menjadi saksi pertama yang melihat dan menyaksikan kebangkitan Yesus. Kenapa hal ini menarik?

Dua ribu tahun yang lalu masyarakat Yahudi memiliki budaya patriaki yang sangat kuat. Semua hal dikuasai oleh laki-laki. Semua jabatan penting, termasuk jabatan keagamaan ada di tangan laki-laki. Wanita dianggap sebagai kasta di bawah laki-laki yang lebih rendah, tidak dianggap, tidak masuk dalam hitungan, tidak berperan, tidak berpendidikan dan lain sebagainya. Wanita tidak diperhitungkan, bahkan anak perempuan hampir tidak pernah dituliskan atau disebutkan dalam silsilah keturunan.

Menariknya, dalam teks kisah kebangkitan Yesus, Wanita merupakan saksi pertama yang menjumpai Yesus setelah bangkit. Kenapa wanita? Kenapa bukan kesebelas murid Yesus?

Lantas di mana para murid laki-laki? Mereka bersembunyi, dengan perasaan takut dan kecewa, karena guru mereka telah mati. Mereka kecewa karena guru yang mereka harapkan sebagai pemimpin untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan pemerintah Romawi, ternyata mati. Mereka juga takut kalau pemerintah Romawi ikut membunuh mereka juga karena mereka murid Yesus.

Tapi kenapa para wanita ini berani pergi ke kubur Yesus? Karena wanita adalah golongan kelas dua, jika mereka ketahuan sebagai murid Yesus, tidak akan menjadi masalah bagi orang di sekitar, karena mereka adalah golongan kelas bawah yang suaranya tidak didengar dan tidak dianggap. Namun, keberanian para wanita ini tetap saja mengagumkan, mereka tetap setia mengikut Yesus sejak peristiwa penyaliban sampai ke kuburNya.Para wanita inilah yang akhirnya menguatkan dan memberitakan kepada para murid laki-laki bahwa Yesus bangkit serta memberikan harapan baru kepada mereka.

Jika dalam narasi awal Perjanjian Lama, seorang wanita yang bernama Hawa dianggap sebagai sosok yang mengakibatkan manusia jatuh di dalam dosa dan maut. Seorang wanita yang mudah terbujuk oleh bujuk rayu si ular untuk melanggar perintah Allah. Namun dalam Perjanjian Baru hal yang kontras terjadi. Harapan akan kehidupan yang baru dimulai dari seorang gadis dari desa Nazaret di Galilea, Maria ibu Yesus yang menjadi wanita terpilih untuk mengandung dan melahirkan Yesus Sang Mesias. Maria hanyalah seorang gadis biasa, bukan dari golongan keluarga imam. Tidak hanya berhenti sampai itu saja, karya penyelamatan Allah terhadap manusia dilanjutkan dengan melibatkan Maria yang lain sebagai saksi pertama kebangkitan Yesus.

Pada jaman di mana gerakan wanita atau gerakan feminisme yang sering kita dengar saat ini belum dimulai, Yesus telah menjungkirbalikkan pandangan masyarakat tentang keberadaaan wanita. Wanita diberi peranan yang sangat penting dalam karya kelahiran, kematian, dan kebangkitanNya. Yesus memperjuangkan peran wanita dalam kehidupan bermasyarakat.

Menjadi saksi Kristus bukan hanya tugas para pendeta, majelis, dan laki-laki saja. Siapapun kita, apapun gender kita, kita yang mengaku percaya Kristus adalah saksi Kristus di manapun kita berada.

LATEST POST

 

Respons terhadap Progresive ChristianityIstilah progresive Christianity terdengar belakangan ini. Ha...
by Immanuel Elson | 19 May 2024

 “…. terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari...
by Rivaldi Anjar | 10 May 2024

Tanpa malu, tanpa raguTanpa filter, tanpa suntinganTiada yang terselubung antara aku dan BapaApa ada...
by Ms. Maya | 09 May 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER