Masih Ada Natal Kah?

Best Regards, Live Through This, 19 December 2020
"Natal adalah sebuah panggilan kita untuk selalu menyadari kita adalah milik Tuhan, kepunyaan Tuhan yang dipanggil untuk mewujud nyatakan kemuliaanNya".

Bulan Desember ini, suasana Natal kian terasa di mana-mana.. biasanya di gereja kita juga sudah mulai sibuk-sibuk persiapan latihan drama, latihan paduan suara, rapat sana sini, dekor gereja betapa asyiknya suasana Natal waktu itu. Tetapi Natal tahun ini mungkin sangat berbeda sekali tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.  

Seandainya nih Ignite people.. 

“Tidak ada drama, paduan suara, dekorasi Natal juga biasa biasa saja... kira-kira masih Natal nggak nih?”

Kalo ada yang bilang “Tidak ada drama, tidak ada paduan suara, tidak ada pohon natal itu bukan Natal!” maka itu namanya “Kelirumologi”  kalo kata Jaya Suprana. Ilmu apa itu?  

Di dunia ini banyak kekeliruan, kata Jaya Suprana; tapi karena sudah terlanjur biasa diucapkan, biasa didengar, biasa dilakukan, sehingga lalu tidak lagi dirasakan keliru. Contohnya nih ya... “Biasanya kalo di drama Natal ada cerita tentang orang majus, nah yang masuk 10 orang bener apa salah?”  Salah kan... “Yang bener berapa?”  Tiga kan, “Dari mana tahunya 3?” Ya persembahannya kan ada emas, kemenyan, dan mur. “Tapi apa betul 3? Apa iya?” Nahh ini contohnya kelirumologi. 

Kelirumologi bisa terjadi juga pada saat kita merayakan Natal seperti hari ini. Berbulan-bulan yang lalu kita sudah memikirkan bagaimana menyusun acara Natal yang indah, bagaimana menghadirkan pohon yang begitu bagus kalau perlu impor dari negeri yang jauh seperti Amerika, bagaimana membuat nyanyian-nyanyian aransemen begitu indah sehingga tatkala menyanyikannya seperti nyanyian para malaikat, bagaimana memilih jubah yang tepat yang bagus dengan rangkaian yang luar biasa di momen Natal seperti hari ini.

Begitu banyak waktu, tenaga, energi, dan pikiran kita untuk menyiapkan segala sesuatu. Padahal kita lupa satu hal, itu semua tidak ada salahnya kok boleh-boleh saja namun akan menjadi keliru kalau itu yang menjadi fokus dan tujuan kita sementara hidup kita berantakan. Pikiran kita berantakan, hati kita berantakan tetapi di dalamnya sama sekali tidak kita rasakan terang Kristus, kemuliaan Allah yang begitu menguat dalam diri kita sehingga kita terdorong untuk terus melakukannya dan mewujudkannya dalam kehidupan kita.

Kita berhenti pada hal-hal yang bukan menjadi hal inti dan hal utama dalam memaknai peristiwa Natal, Kita jatuh hanya pada hal-hal yang sebetulnya boleh ada dan boleh tidak tapi yang harus ada adalah kesadaran kita bahwa Natal adalah sebuah panggilan kita untuk selalu menyadari kita adalah milik Tuhan kepunyaan Tuhan yang dipanggil untuk mewujud nyatakan kemuliaanNya. Bahwa kemuliaan itu ternyata adalah anugerah, kemuliaan kita bukan terjadi oleh karena apa yang kita miliki apa yang kita lakukan atau apa kata orang tentang kita. kemuliaan itu sudah menjadi milik kita dan itu diberikan oleh Allah sendiri, oleh keinginan Allah sendiri, inisiatif Allah sendiri, perkenaan Allah sendiri terhadap kita yang mungkin sebetulnya tidak layak dan tidak pantas. Tapi Tuhan memantaskan kita, Tuhan melayakkan kita, Tuhan memperkenalkan kita untuk memiliki kemuliaan Allah dan karena itu panggilan kita sebagai orang-orang yang menjadi milik kepunyaan Allah. 

Ada dua hal katanya, yang pertama hidup sepantasnya sebagai orang yang dimuliakan oleh Allah apa yang kita kerjakan harus sepatutnya dan selayaknya sebagaimana status kita sebagai milik kepunyaan Allah. Yang kedua kita hidup menghormati semua orang siapapun mereka. Jika kita berangkat dari pesan diatas yang demikian dan melihat kita sekarang, “Apakah kira-kira kita sudah ada pada posisi yang benar?” kita sudah ada pada situasi dan keadaan yang diharapkan dari kita atau sebetulnya kita sedang berantakan semuanya.. hidup kita berantakan, pikiran kita, rumah tangga kita, hati kita dan pekerjaan kita. Kita bisa membuat daftar sebanyak-banyaknya dan setiap kita mungkin membuat daftar yang berbeda-beda untuk menggambarkan bahwa jangankan merasakan Natal, jangankan mewujudkan kemuliaan Natal, menghayatinya saja betapa sulitnya. 

Mereka yang sedang dilanda kekhawatiran dan kecemasan di ruang tunggu ICU/Isolasi mengikuti detik demi detik seseorang di dalam sana yang berjuang untuk kesembuhannya, mereka yang sedang berduka cita dan kehilangan orang yang sangat dicintai dan marah pada Tuhan “Kenapa Tuhan harus mengambilnya?”, mereka yang sedang bergulat dengan persoalan keluarga yang gak habis-habisnya, persoalan pekerjaan sampai-sampai “Kok Tuhan seperti ini hidup saya? kok Tuhan seperti ini yang saya alami? ini bukan ideal saya, ini bukan keinginan saya tapi mengapa ini yang terjadi?” Mungkin kita sedang mengalaminya pada saat ini atau bahkan yang lebih buruk lagi yaitu kegelapan yang melanda diri kita.

“Apakah itu yang sedang kita rasakan saat ini?” Inilah saatnya kita untuk kembali bercermin dan melihat pada diri kita dan mengajak kita panggilan Allah mewujudkan kemuliaan Allah. “Di manakah posisi kita saat ini?” apakah kita sedang berantakan, apakah pikiran kita kosong tidak ada sesuatu pun di situ, atau kita takut menghadapi hari esok dan  tidak yakin akan masa depan. Begitu banyak hal yang telah terjadi saat ini, di sinilah kabar dan berita Natal itu menjadi begitu penting bagi kita.

Mari kita merefleksikan diri kita apa arti dan makna Natal sesungguhnya bagi kita, Natal juga bukan hanya sekedar kita harus beli baju baru, makanan-makanan mewah atau bersenang-senang dan hal sebagainya.. semua itu boleh-boleh saja kita lakukan tetapi yang paling penting “Bagaimana mempersiapkan dan merespons hati kita diri kita menyambut akan kedatangannya sang mesias di dunia, yang dengan cara sederhana yang mau sama seperti manusia yang penuh dosa dan hina ini?” Natal akan selalu tetap ada di dalam persoalan apapun atau di kala suka maupun duka, Natal tidak akan pernah pudar dalam hati semua orang. 

Kiranya Sang Terang itu selalu menyertai kita di manapun kita berada. Selamat Natal dan Selamat menyongsong Tahun Baru, Tuhan Memberkatimu...

LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER