Belajarlah Berdoa Bagi Semua Orang Tanpa Terkecuali, karena itulah yang Tuhan Kehendaki
Beberapa waktu lalu, saya dan keluarga di Malang mendapat satu pergumulan yang cukup berat. Adik saya perempuan memunyai seorang yang spesial di hidupnya. Namun, seseorang yang spesial itu menjadikan hubungan mereka berdua menjadi tidak spesial lagi. Banyak permasalahan yang datang silih berganti, perubahan yang dialami adik saya yang menjadikannya seorang pribadi yang jauh dari Tuhan dan banyak hal lain. Rasanya sungguh hilang akal untuk membuatnya lepas dari hubungan yang tidak sehat tersebut.
Sampai pada satu titik, adik saya bercerita kepada saya bahwa ia mendapat perlakuan yang tidak baik. Seseorang yang dia anggap spesial selama ini, justru menyakitinya, mengancamnya, dan memakinya. Hal tersebut tentu menjadi pukulan keras bagi saya kakak laki-lakinya. Emosi seakan menguasai pikiran dan hati saya, sehingga saya sangat berambisi untuk melaporkannya ke pihak berwajib. Akhirnya, saya mencoba menceritakan masalah yang sedang terjadi dan rencana yang akan saya lakukan ke depannya kepada mentor saya.
Saya sangat berharap beliau mendukung rencana yang akan saya lakukan tersebut, tetapi jawaban yang saya terima justu bertolak belakang dengan ekspektasi saya. Satu pernyataannya yang sangat melekat di hati dan pikiran saya adalah “Mengapa orang pertama yang kamu cari untuk menyelesaikan masalahmu adalah polisi? Mengapa kamu tidak membawa permasalahan yang kamu hadapi ini kepada Tuhan?”
Nasihat yang diberikan oleh mentor saya justru mengingatkan saya kepada nasihat Paulus yang diberikan kepada Timotius, anak didiknya, dalam Surat 1 Timotius pasal 2. Paulus menuliskan Surat 1 Timotius untuk menguatkan Timotius, anak didiknya yang masih muda tersebut, dalam melayani jemaat Efesus dengan berbagai permasalahan yang ada. Paulus menasihati Timotius untuk menaikkan permohonan, doa syafaat, dan ucapan syukur untuk semua orang (ay. 1). Kata "pertama-tama" dalam ayat ini memiliki tujuan untuk menekankan bahwa berdoa merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi.
Paulus menasihatkan bahwa ia juga perlu berdoa untuk semua raja-raja dan para pembesar yang berkuasa (ay. 2). Mengapa Paulus menekankan demikian? Karena Allah menghendaki semua orang diselamatkan dan mengetahui apa yang benar (ay.3-4). Kala itu pemerintah romawi dan Kaisar Nero yang berkuasa. Kita tahu bagaimana kejamnya pemerintahan Nero kala itu; ia membunuh pengikut-pengikut Kristus bahkan mengambinghitamkan mereka atas terbakarnya Kota Roma.
Berdoa untuk orang-orang yang kita kasihi sangat mudah bagi kita, tetapi berdoa bagi orang yang merupakan musuh atau orang telah menindas kita, rasanya sangat sulit bagi kita, tetapi justu itulah yang dikehendaki Allah. Allah ingin semua orang diselamatkan dan mengetahui apa yang benar karena Allah telah turun ke dalam dunia untuk menjadi tebusan bagi semua manusia (ay. 6).
Belajar berdoa bagi semua orang, termasuk mereka yang mungkin menyebabkan permasalahan terjadi di hidup kita, merupakan satu hal yang sangat penting. Paulus mengatakan bahwa dengan mendoakan mereka, kita akan beroleh hidup yang tenang dan tenteram (ay. 2). Tenang dan tenteram dalam ayat ini dapat dimaknai tidak adanya kedengkian, kebencian, dan kepahitan dalam hati kita sehingga kita dapat hidup dalam damai sejahtera.
Dalam setiap pergumulan dan permasalahan yang sedang kita hadapi, saya tidak tahu bagaimana kita berespons atasnya, tetapi dalam kesempatan ini saya membagikan kepada kita semua betapa pentingnya berdoa, berdoa bagi semua orang baik yang kita kasihi maupun tidak. Allah mau kita melakukannya karena Allah menghendaki semua orang diselamatkan.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: