In my culture, death is not the end. - Chadwick Boseman, dalam film Black Panther.
Dunia entertainment kembali berduka, Chadwick Boseman meninggal 29 Agustus 2020. Menjadi populer dengan berperan sebagai Black Panther, Chadwick turut mendobrak persepsi lama industri Hollywood di mana orang kulit hitam jarang jadi tokoh utama. Filmnya pun sukses, mendapatkan banyak penghargaan, dan berhasil mengangkat budaya Afrika.
Lebih dari sekadar melawan musuh dalam berbagai film di Marvel Cinematic Universe, Chadwick juga melawan kanker usus, yang menjadi penyebab kematiannya. Sejak 2016, di tengah-tengah usahanya mengejar mimpi di dunia peran, dia juga berjuang memerangi penyakitnya. Dan jiwa kepahlawanannya pun juga dihidupi dengan mengunjungi anak-anak pengidap kanker di Rumah Sakit Penelitian Anak St. Jude untuk memberikan mainan, berbagi sukacita, semangat dan inspirasi.
Kisah Chadwick aka King T’Challa, mengingatkan kita pada kisah pengorbanan Yesus di kayu salib. Tentu pengorbanan Yesus di kayu salib jauh lebih besar untuk menyelamatkan umat manusia dan menunjukan cinta terbesar yang pernah ada di dunia. Yesus menunjukan keseriusan Firman dan Cinta yang ia nyatakan dalam diri-Nya. Hal ini telah ia nyatakan lebih dahulu melalui hukum kasih.
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40)
Memahami kasih, tentu adalah proses seumur hidup. Mengasihi yang diungkapkan Yesus, tentunya berbeda dengan konsep cinta buta, atau bertindak layaknya budak, yang kita kenal dengan istilah bucin. Mengasihi (ἀγάπη, agape), menurut hukum kasih yang Yesus Kristus ajarkan, adalah menghidupi kasih Allah, yang lebih dulu diberikan oleh-Nya bagi kita. Melalui menghidupi kasih ilahi yang tulus dan tak bercacat-cela, kita pun berusaha untuk merespons kasih Allah dengan mengarahkan seluruh hidup kita kepada-Nya.
Melalui kasih Ilahi yang telah kita terima, kita pun berusaha untuk mengasihi diri sendiri dan mengasihi sesama. Kasih agape tersebut memberdayakan kita mengasihi melampui segala batasan-batasan yang “mungkin” selama ini menjadi penghalangan. Kasih ilahi membuat kita dapat menolong, menghargai, mengampuni, dan berbuat baik tanpa melihat sekat-sekat warna kulit, ukuran kelopak mata, dan ragam etnis manusia.
Tak hanya sekadar berteori, Yesus membuktikan kebesaran kasih-Nya. Melalui jalan pengorbanan-Nya di kayu salib, ia menanggung dosa-dosa umat manusia, dosa yang tidak ia lakukan Sebuah pengorbanan cinta yang “tak lazim” dalam alam pikir manusia. Pembuktian cinta yang melampaui batasan-batasan pikiran dan perasaan yang mampu ditampung manusia. Cinta kekal yang melampui kehidupan dan kematian itu sendiri. Dari kematian-Nya kita menemukan kehidupan, dari pengorbanan-Nya kita menemukan cinta yang kekal.
Sebagai seorang Kristen, Chadwick tetap mampu berkarya serta mengasihi dalam kondisi fisiknya yang mengalami penurunan signifikan. Sakit yang ia alami, tidak menghalanginya untuk turut berbagi semangat dan sukacita kepada orang-orang, khususnya anak-anak yang turut berjuang melawan kanker.
news18.com
Chadwick berusaha memperjuangkan hidupnya dan juga penderita kanker lain. Semangatnya, sebagai King T’Challa, pemimpin negeri Wakanda, kiranya menginspirasi kita juga, sebagai pengikut Kristus, dalam membagikan kasih-Nya bagi diri kita dan sesama kita. Meskipun ia telah tiada, kita yakin bahwa inspirasi dan perhatiannya kepada anak-anak yang sedang berjuang melawan kanker tetap membekas di hati mereka khususnya bagi mereka yang pernah bertemu langsung dengan King T’Challa.
Dan menjadi pertanyaan bagi kita, bagaimanakah dampak kita kelak ketika mati? Adakah hidup kita hanya menjadi orang Kristen sebatas formalitas identitas? Ataukah kita menghidupi kasih Allah dan memberikan kehidupan bagi orang banyak?
In my culture, death is not the end.
- Chadwick Boseman, dalam film Black Panther.
In collaboration with arisetiawan
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: