Ibu tak henti-hentinya mengatakan puji Tuhan. Sementara Tan... sibuk mengompres tangannya yang memar di dapur.
Tan tidak akan pulang sebelum jajanannya habis terjual.
Lalu, seorang pria berlari sangat kencang ke arahnya.
Menabraknya begitu keras hingga keduanya jatuh tersungkur.
Jajanannya porak-poranda.
Pria itu menatapnya dengan sangat garang, pergi tanpa kata.
Tidak menyadari dompetnya terjatuh di antara jajanan yang terinjak-injak.
Pria itu sedang dikejar-kejar oleh dua orang pria lainnya.
Tan mengambil dompet itu.
Entah milik siapa tapi ia tidak berniat ikut aksi kejar-mengejar.
Dianggapnya itu berkah.
Tan pulang dengan membawa makan malam, obat untuk adiknya yang sakit demam, dan menyerahkan selembar uang seratus ribuan pada sang ibu.
"Uang dari mana?" tanya ibu dengan berkaca-kaca. Tangannya gemetaran.
"Ada orang yang kasih lebih, Bu."
Jika ibu mengetahui yang sebenarnya, tentu ia akan menyuruh Tan mengembalikan dompet itu.
Ibu tak henti-hentinya mengatakan puji Tuhan.
Sementara Tan... sibuk mengompres tangannya yang memar di dapur.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: