Disclaimer kembali, tulisan ini murni pengalaman saya ketika beribadah di era new normal dan telah menerima izin dari Majelis Jemaat tempat di mana saya meliput. Meskipun saya tidak meliput suasana ibadah New Normal Di Gereja saya sendiri (Re : Gereja tempat saya berjemaat) namun saya senang mendapat kesempatan untuk merasakan ibadah tatap muka (Onsite) bersama Jemaat di tempat yang saya kunjungi. Sekali lagi, tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman saya pribadi dan bukan bermaksud untuk membandingkan gereja yang saya datangi dengan gereja lain namun ini merupakan pengalaman saya dalam beribadah di era new Normal.
"Ibadah seharusnya memelihara kehidupan bukan malah mengancam kehidupan"
Minggu, 2 Agustus 2020
GKI Kebon Bawang - Jakarta Utara
Cuaca yang cerah di minggu pagi ini mengantarkan saya ke daerah Jakarta Utara. Tak jauh dari pelabuhan Tanjung Priok tepatnya di Jalan Swasembada Barat VII GKI Kebon Bawang berada. Jika GKI Perniagaan berada di bawah Klasis Jakarta Utara, Sinode Wilayah Jawa Barat, kali ini GKI Kebon Bawang berada di Jakarta Utara namun berada di bawah Klasis Jakarta 1, Sinode Wilayah Jawa Tengah. Berbeda dengan GKI Perniagaan yang minggu lalu saya datangi dengan registrasi terlebih dahulu di laman website yang telah disediakan oleh Majelis Jemaat, kali ini GKI Kebon Bawang tidak perlu melakukan registrasi terlebih dahulu.
Menurut penuturan Bapak Janwar Sitompul, sebagai Ketua Majelis Jemaat GKI Kebon Bawang, GKI Kebon Bawang telah melaksanakan ibadah secara tatap muka atau onsite mulai tanggal 19 Juli 2020 diawali juga dengan mengadakan Sakramen Perjamuan Kudus. Bapak Janwar mengatakan bahwa Ibadah Minggu di GKI Kebon Bawang dilaksanakan dalam dua kali peribadahan yaitu pukul 08.30 WIB dan 18.00 WIB. Setelah mendapatkan surat izin dari tim gugus tugas Covid-19 Jakarta Utara serta berdasarkan surat edaran dari BPMS GKI, maka GKI Kebon Bawang mulai mengadakan kembali peribadahan seperti semula dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Sebelum saya memasuki ruang ibadah, saya tetap harus mencuci tangan terlebih dahulu di spot mencuci tangan yang telah ditetapkan oleh Majelis Jemaat. Di pintu masuk, petugas usher yang melayani sebelumnya melakukan pengecekan suhu tubuh terlebih dahulu. Saya sempat kaget, ketika diukur suhu tubuh saya sempat hampir melebihi batas yang telah ditentukan, namun setelah saya berdiam diri sejenak ternyata suhu tubuh saya kembali turun. Mengingat kondisi suhu Jakarta Utara cukup panas pagi itu. Setelah melakukan pengecekan suhu, saya didata oleh Majelis yang bertugas.
Menurut penuturan penatua yang bertugas, GKI Kebon Bawang menerapkan sistem peribadahan yang dibagi berdasarkan zonasi jemaat atau sektor yang ada. Pukul 08.30 untuk jemaat dan simpatisan yang berada di sektor 1 (Wilayah Sukapura, Walang, Cakung dan Cilincing), sektor 4 (Warakas, Sungai Bambu, Kampung Bahari), dan sektor di Bekasi (Bumi anggrek, Pondok ungu, Jatibening, Cileungsi dan Cibubur). Pada Pukul 18.00 untuk jemaat dan simpatisan yang berada di sektor 2 (Sunter, Swasembada Timur, dsk) dan sektor 3 (Swasembada Barat).
Kebetulan sekali saya hadir di ibadah bagi jemaat dan simpatisan yang berada di sekitar Bekasi karena kebetulan domisili saya juga berada di sana. Setelah didata, saya kemudian memasuki ruang ibadah. Sebelumnya saya melihat ada kotak persembahan untuk jemaat dan simpatisan yang ingin memberikan perpuluhan dan di atasnya terdapat warta jemaat dan sampul persembahan.
Memasuki ruang ibadah, tetap dengan prinsip social distancing, jemaat diarahkan untuk duduk di tempat yang disediakan secara berjarak. Dalam satu bangku, hanya terisi dua orang saja. Jemaat juga dihimbau untuk tidak melepas masker selama peribadahan berlangsung.
Perbedaan yang saya rasakan adalah GKI Kebon Bawang tetap melaksanakan liturgi secara utuh dan lengkap dari awal hingga akhir. Bacaan epikleses tetap ada dan mazmur tanggapan tetap dilagukan. Durasi ibadah selama 1 jam. Ibadah minggu ini dipimpin oleh Pdt. Anton M Pardosi sebagai pendeta jemaat GKI Kebon Bawang dengan tema "Arahkanlah Hatimu Kepada Tuhan". Bagi jemaat yang tidak dapat melakukan ibadah onsite di gedung gereja, GKI Kebon Bawang tidak mengadakan kembali live streaming, namun mengarahkan jemaat untuk beribadah di kanal Youtube YKB GKI, Binawarga GKI (Bagi anak sekolah minggu) dan IGNITE GKI (Bagi remaja dan pemuda).
Seperti ibadah minggu biasa yang dilakukan namun yang membedakan adalah prinsip protokol kesehatan dan social distancing yang harus tetap dilaksanakan dan dipatuhi oleh setiap jemaat dan simpatisan serta Majelis Jemaat ketika hendak beribadah di GKI Kebon Bawang ini. Dan beginilah suasana ibadah minggu GKI Kebon Bawang yang saya dokumentasikan sendiri.
Dalam liturgi persembahan, jemaat tetap memberikan persembahan melalui kantong yang diedarkan oleh penatua yang bertugas tetapi dimasukkan di dalam sampul persembahan. Saya menyiapkan uang dan memasukkannya di dalam sampul persembahan dan setelah itu menyemprotkan tangan saya dengan hand sanitizer yang saya bawa sendiri. Dalam ibadah kali ini jemaat yang hadir ada kurang lebih 50 (lima puluh orang) bersama Pendeta, penatua dan pelayan ibadah minggu.
Suasana sederhana dan kekeluargaan yang sangat erat terasa sekali di GKI Kebon Bawang ini. Walaupun tetap berjarak dan tidak dapat melakukan interaksi fisik, saya merasakan ada sebuah kekeluargaan yang hangat antar jemaat walau dibatasi oleh jarak dan keadaan. Di ujung peribadahan, pendeta dan penatua yang bertugas serta petugas ibadah memberikan salam persekutuan hanya dari mimbar dan memberikan salam namaste kepada jemaat serta jemaat kepada sesama jemaat yang lain juga tidak melakukan kontak fisik seperti berjabat tangan dan memberi salam namaste.
Jemaat kemudian keluar mulai dari yang paling belakang meninggalkan gereja tanpa berkerumun dan melakukan kontak fisik sama sekali. Dan dihimbau untuk segera pulang ke rumahnya masing masing.
Menurut saya, dari sistem ruang ibadah, sudah sangat baik dan diperhitungkan secara matang. Pintu dan jendela yang ada di gereja dibuka namun juga tetap menyalakan air conditioner agar jemaat tidak merasa kepanasan. Sirkulasi udara yang sangat baik dan tidak panas menurut saya benar benar sudah dipersiapkan secara matang oleh Majelis Jemaat GKI Kebon Bawang. Sistem pencahayaan juga sangat baik. Pada bangku jemaat juga sudah menjalankan prinsip social distancing yang baik dan benar. Disediakannya spot untuk mencuci tangan serta hand sanitizer yang cukup banyak di berbagai titik di gereja juga merupakan langkah yang baik dalam mencegah penularan Covid 19 dalam lingkup gereja. Secara keseluruhan GKI Kebon Bawang telah memelihara kehidupan jemaat dan simpatisan dengan tepat,
Bersambung ke eps 3 .............
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: