Merestorasi Gambar Diri

Best Regards, Live Through This, 10 May 2019
Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita...

Saya selalu merasa diri saya adalah seseorang yang tidak pernah berhasil dalam apapun yang saya kerjakan. Saya selalu dihantui dengan kata-kata: “Kamu tidak akan bisa. Lupakan saja dan berhenti mempermalukan dirimu sendiri,” di saat saya tertantang untuk melakukan suatu tanggung jawab yang besar. Ada sesuatu yang salah dalam diri saya tanpa saya sadari. Hal itu berlangsung hingga saya memasuki dunia perkuliahan. Namun saya baru menyadari secara benar setelah saya lulus, bahwa ada hal-hal yang belum dibereskan di masa lalu saya. Saya yakin kebanyakan dari kita juga memiliki sesuatu yang salah dalam diri kita, baik secara disadari maupun tidak disadari. Setiap orang memilikinya dan bagaimana kita dapat menjelaskan hal ini?

webtoon.com

Pernah mendengar tentang Dr.Frost? Dr.Frost adalah sebuah Line Webtoon yang bertemakan psikologi. Kisahnya bercerita tentang Dr.Frost, seorang profesor departemen psikologi di sebuah universitas. Di sana Dr.Frost memberikan konseling dari beragam kasus psikologis yang dihadapi orang-orang dari berbagai latar belakang dan usia. Beberapa contoh kasus yang ditangani oleh Dr.Frost seperti narcissistic disorientation (kecintaan kepada diri yang berlebihan), panic disorder (kecemasan yang luar biasa), social anxiety disorder (perasaan malu dan rendah diri yang tidak wajar), dll. Hampir semua kasus disebabkan oleh hal-hal yang telah terjadi di masa lalu, dan hal tersebut disadari atau tidak memberikan dampak psikologis kepada masing-masing pribadi ketika beranjak dewasa.

Salah satu contoh kasus bercerita tentang seorang pemuda yang over confident, ia sangat bangga menceritakan apa yang ia miliki, achievement apa saja yang telah ia peroleh. Tetapi dalam menjalin sebuah hubungan (relationship) dia kurang beruntung, padahal sudah 17 kali ia menjalin hubungan dengan wanita. Entah penyebabnya apa, hubungannya selalu berakhir gagal. Usut punya usut ternyata dia memiliki masa lalu yang kurang baik dengan ibunya yang kaku, selalu menuntut lebih, cenderung dominan dibanding ayahnya, dan tidak pernah bersimpati kepada anaknya sendiri. Lama kelamaan pemuda ini tumbuh dewasa lewat pencarian simpati dari orang lain, khususnya wanita, karena dia tidak pernah merasakan hal tersebut dari sosok wanita terdekatnya yaitu ibunya sendiri.

webtoon.com

Membaca cerita webtoon ini mengingatkanku akan salah satu bagian Alkitab yang berbicara tentang asal usul manusia. Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita...” – Kejadian 1:26

Ketika Allah menciptakan manusia, Dia menciptakan gambar diri-Nya sendiri pada diri manusia. Manusia adalah selem (ukiran), representasi Allah bagi seluruh ciptaan lainnya. Tetapi ketika manusia jatuh ke dalam dosa, maka gambar Allah dalam diri manusia rusak. Gambar diri yang rusak itu tergantikan dengan hal-hal yang salah. Banyak anak-anak muda tumbuh dengan mencari jati diri, identitas diri, eksistensi diri pada hal-hal duniawi. Misalnya lewat dongeng, komik, game, drama korea, idola, dan berbagai hal lain. Gambar diri yang salah juga membuat banyak orang – baik yang muda maupun dewasa – merasa rendah diri atau justru terlalu sombong.

Efesus 2:10 menyatakan bahwa kita ini adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang sudah ditetapkan-Nya. Hanya di dalam karya penebusan Kristus lah, kita dapat menjadi diri kita yang seharusnya (sesuai dengan tujuan mengapa kita diciptakan). Gambar diri kita dipulihkan dari kerusakan. Sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan baik, kehendak Allah dalam hidup kita.

Perasaan rendah diri yang saya rasakan dipengaruhi dari banyak hal yang terjadi dalam hidup saya sejak kecil. Saya pernah merasa tidak dihargai oleh orangtua saya, saya melihat relasi yang kurang baik dari orangtua saya, saya pernah dikhianati, dijauhi, dan di-bully oleh teman-teman terdekat ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Secara tidak saya sadari, kejadian-kejadian itulah yang akhirnya membentuk diri saya menjadi seseorang yang pendiam, minder, tidak pernah merasa berhasil dalam pekerjaan apapun, cuek, malas bergaul, selalu bergantung kepada orang lain, dan menuntut kesempurnaan dalam suatu hubungan.

Photo by Smart on Unsplash 

Saya merasa bersyukur berada di tengah komunitas yang dapat menolong dan memulihkan gambar diri saya yang sempat rusak. Saya diajarkan untuk mengampuni mereka semua, mulai dari orang tua sampai teman-teman masa kecil saya yang bahkan sudah tidak saya ingat. Secara perlahan saya belajar dan melihat bagaimana Tuhan sebenarnya bekerja dalam hidup saya. Namun apakah itu artinya diri saya sudah pulih sempurna? Tentu saja belum sepenuhnya. Saya masih terus berjuang menghadapi apa yang masih saya rasakan sehari-hari, khususnya hal-hal yang dapat mengingatkan saya akan masa lalu. Tetapi saya menghadapinya dengan satu pikiran yang baru, yaitu Kristus sudah menebus semua masa lalu saya. Satu hal yang tidak kalah penting adalah keterbukaan. Tanpa keterbukaan untuk menceritakan semua masalah yang saya alami dan rasakan, maka sangat sulit bagi saya untuk menyadari (segera sadar) hal-hal yang belum tuntas di masa lalu. Keterbukaan adalah awal dari pemulihan.

Dr.Frost mungkin bisa memberikan konseling dan solusi untuk mengatasi masalah psikis seseorang. Tetapi dia tidak akan mampu memberikan arti dan tujuan hidup manusia yang sebenarnya kepada orang yang datang kepadanya. Hanya di dalam Kristus, satu-satunya pribadi yang mampu merestorasi gambar diri yang rusak dan memberikan kepada kita arti dan tujuan hidup yang sebenarnya.

“People see the world through the eyes of their own beliefs. But if necessary, we must be able to correct those beliefs for other peoples.” – Dr. Frost (ep.28)

LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER