Sukacita di Tengah Penderitaan

Going Deeper, God's Words, 29 April 2020
Jika ada kebaikan-kebaikan yang kita terima di tengah penderitaan kita di dunia yang berdosa ini, hal itu pasti bukan berasal dari dunia. Itu pasti dari 'being' yang lain. Dan Dia adalah Allah Tritunggal.


Filipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. 

Teman-teman, mari sejenak refleksikan hidup kita dengan pertanyaan ini: "Di dalam keadaan  tertekan dan penuh berbagai pergumulan, apa yang paling sering kita lakukan? Bersungut-sungut atau bersukacita?" 


Saya rasa mayoritas manusia kalau diperhadapkan dengan berbagai pergumulan, satu dua waktu dalam hidupnya, dia pasti akan bersungut-sungut, mengeluh, kecewa, atau bahkan bisa saja marah.  Itulah  bagian yang natural dari kehidupan kita. 


Namun menarik jika membaca kitab Filipi secara keseluruhan. Kitab ini menampilkan paradoks kehidupan (yang tidak berjalan sebagaimana seharusnya). Isinya mengenai sukacita, tapi kok tidak dalam kondisi yang ideal? Sejatinya yang "ideal" itu: 
-Dalam kondisi baik, sukacita akan mudah terjadi
-Dalam kondisi yang buruk, wajar kalau kita menangis, mengeluh, dan bersungut-sungut. 


Tapi ini kondisi yang berkebalikan. Sukacita di tengah penderitaan. 



Pertanyaan pentingnya: Mungkinkah kita dapat bersukacita di tengah penderitaan?  Jawabannya adalah mungkin, dan ini sangat Alkitabiah. 


Dan inilah yang dialami Paulus. Ketika Paulus menulis surat ini, ia ada di dalam penjara. Satu kondisi yang tidak mudah. Jangan bayangkan penjara Paulus seperti penjara kita hari ini. Penjara Paulus pasti lebih buruk dari apa yang kita bayangkan. Tapi kepada jemaat Filipi, Paulus berulang kali mengatakan sukacita. Dan sukacita itu hendak Paulus bagikan bukan hanya untuk diri, tetapi kepada banyak orang. Jika kita diperhadapkan dengan penderitaan, apa yang sering kita lakukan? Boro-boro kita mau memikirkan orang lain dalam kondisi menderita. Untuk diri sendiri saja kita masih kesulitan, bukan?



Photo by Brunel Johnson on Unsplash 

Lantas, apa kunci Paulus bisa tetap bersukacita dalam penderitaan? Kuncinya satu, yaitu dia mengandalkan kekuatan Tuhan bukan kekuatan diri. Ini indah dan patut direnungkan dengan lebih dalam. 


Dunia yang penuh dengan penderitaan ini harusnya tidak mengagetkan kita. Dunia sudah jatuh, penghuninya sudah jatuh dalam dosa, maka penderitaan menjadi bagian yang erat dari kehidupan; yang seharusnya membuat kita terkagum dan kaget adalah adanya kebaikan di tengah segala penderitaan kita. Dan itu pasti bukan dari dunia, melainkan berasal dari Allah sendiri. KekuatanNya, kasihNya, anugerahNya yang melingkupi kita. 


Paulus jelas mengatakan dalam Filipi 4:13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Segala perkara menggambarkan apa yang sudah pernah dialami Paulus dalam hidupnya, “baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.” (ay. 12). Inilah yang diamini oleh Paulus, bahkan dalam terpuruk dan saat rasanya tidak ada harapan; selalu ada jalan sukacita, yakni dengan terus bersandar kepada Tuhan saja.


Photo by Ingo Schulz on Unsplash 


Ignite People, melihat kondisi hari ini, kita melihat banyak orang yang sedang menderita. Bahkan dampak Covid-19 sedikit banyak membuat kita pun mengalami penderitaaan itu.  Tapi biarlah kekuatan kita hanya daripada Tuhan saja. Bukan dari yang lain. C.S. Lewis pernah menulis buku berjudul The Problem of Pain, "Penderitaan adalah alat pengeras suara-Nya untuk membangunkan dunia yang tuli." 


Dunia ini sering kali tuli. Banyak manusia mengandalkan dirinya sendiri. Maka, ini waktunya kita berbalik kepada-Nya dan memohon kekuatan Tuhan. Percayalah sukacita itu akan terus mengalir tidak peduli apapun kondisi kehidupan kita karena kita punya Tuhan yang hidup. 

LATEST POST

 

Hari ini, 10 November, adalah Hari Pahlawan. Sebagai orang Kristen kita juga diajak untuk meneruskan...
by Christo Antusias Davarto Siahaan | 10 Nov 2024

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER