Melambat! Seni Hidup yang Terlupakan Hari Ini

Best Regards, Live Through This, 28 April 2020
Ayo pikir kembali. Apakah cepat selalu baik? Bagaimana kalau kita slowdown sejenak?

Lukas 5:16

Akan tetapi Ia (Yesus) mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.”


Di era disrupsi, segala sesuatu berubah begitu cepat. Sadar atau tidak, sesungguhnya hidup kita ini sedang dibawa untuk terus-menerus mengikuti dan menikmati ritme/detak yang ditawarkan dunia ini. Pertanyaan pentingnya, apakah cepat selalu baik? 


Seberapa sering ritme yang begitu cepat ini membuat kita kelelahan?

Seberapa sering ritme yang begitu cepat ini membuat kita stres?

Seberapa sering ritme yang begitu cepat ini membuat kita tidak lagi bisa menikmati kehidupan? 

Seberapa sering ritme yang begitu cepat ini, merenggut kebahagiaan kita, merenggut kebersamaan kita dengan keluarga dan orang-orang terkasih?


Sekali lagi, cepat tidak selalu baik bukan? Hari ini, di tengah pandemi Covid-19, ratusan negara bahkan termasuk di Indonesia dipaksa untuk melambat. Dunia hari ini melambat untuk sejenak; dari yang gas pol, terpaksa “mengerem laju kendaraan”. Pemerintah Indonesia bahkan membuat sebuah gerakan saatnya kerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah. Mari tetap di rumah (stay at home) supaya Covid-19 ini dapat segera berhenti. 

Dengan apa yang terjadi hari ini, waktunya bagi kita untuk slow down (alon-alon asal kelakon). Dari yang bergerak cepat dan kemudian dibuat melambat. Mungkin dahulu sehari-hari kita sibuk di luar rumah, membuat kita asing dan canggung dengan rumah kita sendiri, bahkan kita mungkin dibuat kikuk untuk lama-lama berada di rumah. 

Saya pun mendapati anak-anak remaja, bingung mau ngapain di rumah. Mereka berkata, "Gabut, Ko di rumah!!! Enakan punya aktivitas di luar rumah!!!" Eits, tapi nanti dulu.  Ayo kita berpikir sejenak. 

Melambat merupakan kesempatan yang baik bukan? Bukankah kita sering kali menanti-nantikan hal ini? Bukankah kadang-kadang kita mengeluh, "Yah, Senin lagi, Senin lagi, kerja lagi kerja lagi, sekolah lagi sekolah lagi, stres lagi stres lagi?" 


Inilah waktunya. Untuk apa? Melambat dan re-charge diri kita kembali di hadapan Tuhan dengan berdoa, membaca Firman, membangun mezbah doa di tengah-tengah keluarga. Bukankah ini seni yang sering kali dilupakan banyak anak Tuhan  di tengah zaman yang berubah begitu cepat?? 

Di dalam Lukas 5, Yesus dicari dan dielukan banyak orang. Yesus memang melakukan mujizat yang luar biasa dan membuat banyak orang ingin ikut Dia. Yesus tentu lelah. Ia tahu Dia mulai sibuk. Perannya memang penting hari itu, sebab memang itulah tujuan Yesus datang ke dunia; menjumpai orang berdosa dan memenangkan mereka. Tapi, di tengah kesibukan, Dia selalu punya waktu untuk slow down. Apa yang dilakukan Yesus? Lukas 5:16 mencatat “Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.”

Yesus tahu bahwa yang terpenting dalam hidup ini adalah soal relasi dengan Bapa di Sorga, maka selalu ada waktu di mana Yesus slow down untuk menjumpai Bapa-Nya.  Sudahkah kita melakukan apa yang Yesus teladani ini di dalam hidup kita?




Slow down tidak merugikan kita kok; malah memberi beberapa keuntungan:


Pertama, relasi kita dengan Tuhan didefinisikan ulang kembali. Saya percaya, kalau kita ambil waktu untuk merefleksikan diri kita di hadapan Tuhan, maka pasti kita akan disegarkan dan dikuatkan. 


Kedua, dengan melambat. Kita membantu pemerintah. Kita membantu tim medis dan orang-orang yang ada di garda terdepan untuk melambat juga. Sebab apa? Kalau kita di rumah saja (stay at home) angka penyebaran Covid-19 dipastikan turun. Jumlah orang yang dirawat juga pasti akan turun. Kalau kita tidak slowdown, maka negara ini bisa nge-down. Pemerintah dan tim medis pun perlu melambat. Mereka pun butuh istirahat. Ayo kita pikirkan mereka keselamatan mereka juga. 


Ketiga, melambat bukan artinya males-malesan dan rebahan terus di springbed kita. Ini waktunya untuk ngobrol dengan anggota keluarga, mungkin bisa dibarengi dengan aktivitas bersama seperti menonton film atau dapat jemuran di bawah matahari pada pukul 10 pagi. Indah bukan?


Keempat, melambat bukan berarti tidak memberi dampak. Hari ini gereja pun bergerak untuk menggalang dana untuk membantu tim medis yang kekurangan APD (Alat Pelindung Diri), Masker, Hand Sanitizer, Vitamin C, dan lain sebagainya. Kita tetap bisa berkarya bahkan dari rumah. 


Kelima, kabarnya bumi lagi bergembira sebab polusi berkurang. Lapizan ozon sedikit demi sedikit memulih. Sering lihat langit yang indah beberapa waktu ini? Ah indahnya slow down...


So, mari pakai waktu ini untuk slow down, dan nikmati setiap momen; karena akan tiba waktunya, dunia akan berjalan cepat kembali. Jangan sia-siakan kesempatan ini!!!



LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER