He gave his life for us. So, we can live to this day
Yes, some things never change
Like the feel of your hand in mine
Some things stay the same
Like how we get along just fine
Like an old stone wall that will never fall
Some things are always true
Some things never change
Like how I'm holding on tight to you
Some things never change
Turn around in the time that's flown
Some things stay the same
Though the future remains unknown
May our good luck rest, may our past be past
Time's moving fast, it's true
Some things never change
And I'm holding on tight to you
Penggalan lyric lagu di atas mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita yang suka dan sudah menonton film Frozen 2. Adegan di mana Olaf bertanya kepada Anna, mengenai apakah Anna memiliki kecemasan akan suatu keyakinan bahwa tidak ada yang abadi di dunia. Anna pun mengatakan bahwa dia tidak cemas sebab dia tidak sendirian dan memiliki Olaf, Kristof, Elsa, dan Sven, yang adalah teman-teman dan saudaranya Anna.
Sekilas dari lagu ini mengingatkan saya secara pribadi bahwa memang betul, tidak ada yang abadi di dunia. Bahkan semuanya cenderung bergerak dan berubah dengan sangat cepat. Cuaca yang berubah tidak menentu dan tidak dapat diprediksi secara pasti. Manusia yang berubah semakin dewasa semakin tua secara umur dan tidak ada yang tahu kapan seseorang pergi meninggalkan kita selamanya (meninggal). Bahkan dunia saat ini berubah semakin canggih dengan teknologi di setiap aspek kehidupan kita serta diiringi juga dengan kejahatan yang semakin banyak.
Lalu pertanyaan secara umum akan muncul “Apakah ada sesuatu yang benar-benar abadi dan tidak akan berubah?”
Di dalam Alkitab juga terdapat sebuah narasi di mana Yesus memberitahu kepada murid-murid-Nya bahwa Dia akan pergi ke tempat di mana mereka (murid-murid-Nya) tidak dapat mengikuti-Nya (Yoh. 3:33,36). Di dalam Injil Yohanes dikatakan bahwa Yesus akan pergi ke rumah Bapa dan akan menyediakan tempat bagi murid-murid-Nya (Yoh 14:2). Bagi beberapa orang mungkin akan bertanya, “Apakah ini artinya Yesus juga tidak abadi dan pergi meninggalkan murid-murid-Nya dan kita sendirian?” Tentu saja tidak. Yesus memberikan janji bahwa Ia akan datang kembali untuk menjemput para murid-Nya dan membawanya ke rumah Bapa untuk kembali bersama-sama dengan Dia. Ia juga menjanjikan akan memberikan Roh Kudus untuk kita, yang mengasihi Dia dan menuruti segala perintahNya, supaya Ia menyertai kita selama-lamanya (Yoh 14:15-16, 26). Artinya, Allah ada beserta dengan kita sampai hari ini di manapun kita berada.
Dari narasi ini juga kita dapat mengetahui bahwa ada sesuatu yang tidak akan berubah bagi kita yang percaya kepada Yesus, yaitu cinta kasih dan damai sejahtera dari-Nya yang diberikan kepada kita. Pengorbanan Yesus di atas kayu salib menunjukkan cinta kasih-Nya yang sangat besar dan abadi bagi kita. Memberikan hidupNya untuk kita supaya kita bisa hidup sampai detik ini. Memberikan juga seorang Penolong bagi kita yang terus memimpin dan menyertai hidup kita agar kita terus berada dalam kebenaran.
Mungkin beberapa orang yang membaca ini berkata "Ahh sudah tahu pasti ujung-ujungnya ke arah kisah salib Yesus." Ya benar tapi pertanyaannya untuk kita sekarang “Bagaimanakah respons kita? Apakah kita mau mengasihi Dia, yang sudah memberikan nyawaNya, dengan mengikuti, percaya kepada setiap perintah-Nya, dan sungguh-sungguh hidup sepenuhnya bagi-Nya? Atau sebaliknya kita terus mendukakan hati-Nya dengan tidak mau melepaskan dosa-dosa pribadi kita?”
Biarlah waktu Paskah #dirumahaja bisa membuat kita betul-betul merefleksikan diri dan bisa mendekatkan hati dan diri kita kepada Allah kembali.
Yuk, renungkan sambil kembali membaca firman-Nya di Alkitab. God bless you
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: