“Aku merokok hanya sekali saja kok, aku gak akan ketagihan.”
Jika merokok menjadi dilema dalam kehidupanmu, mungkin artikel ini dapat membantu kamu untuk mempertimbangkan pilihan yang kamu ambil.
Dari dalam, kita suka berdiskusi mengenai para rohaniwan yang merokok; dari luar, mengenai pemerintah yang mengampanyekan bahaya merokok secara medis, namun di sisi lain negara tetap menikmati cukai dari penjualan rokok. Lalu apa kata Alkitab, khususnya rasul Paulus, berkenaan dengan merokok?
Pada artikel ini, saya akan berbagi pemahaman yang saya dapat lewat tulisan Paulus, khususnya dalam surat 1 Korintus 6 dan 10. Bagian surat Paulus ini mengajarkan prinsip-prinsip Alkitabiah yang dapat diaplikasikan dalam diskusi mengenai rokok. Walaupun demikian, saya akan mengutip beberapa sumber lain yang mendukung prinsip-prinsip Alkitabiah; dan semoga kita bisa belajar bersama-sama dari kebenaran Alkitab mengenai masalah ini.
Pertama kita akan melihat pengajaran Paulus pada 1 Korintus 10 ayat 23-31. Dalam tafsiran Matthew Henry, dijelaskan bahwa tindakan yang diperbolehkan belum tentu berguna dan membangun. Ini semakin ditegaskan pada ayat 24 bahwa tindakan yang kita lakukan harus menguntungkan orang lain bukan hanya diri kita sendiri. Keuntungan diri sendiri dan orang lain harus diperiksa dalam banyak hal agar apa yang kita lakukan itu baik. Pengajaran Paulus ini berlanjut pada ayat 31 bahwa jika kita melakukan sesuatu kita harus memuliakan Tuhan. Maka dari itu apa yang disebut “berguna” dan “membangun” hendaklah semua yang memuliakan Tuhan.
Dalam ilmu kesehatan, merokok berarti memasukkan kurang lebih 200 racun dari asap tembakau ke tubuh kita. Dan jika kita tidak peka, maka merokok juga tidak menguntungkan orang lain, karena membuat orang lain menjadi perokok pasif yang memiliki risiko yang sama besarnya dengan perokok aktif.
Dalam hal ini, kita dapat melihat pengajaran Katekismus Singkat Westminster 2 mengenai pengajaran hukum keenam dari Sepuluh Hukum Allah (Dekalog) yang berbunyi “Jangan membunuh”. Dijelaskan bahwa kita harus “memelihara kehidupan kita dan orang lain”. Merokok bisa dikatakan sebagai tindakan yang tidak memelihara kehidupan. Mari kita belajar memelihara kehidupan ini sebagai wujud ucapan syukur kita kepada Tuhan Yesus, sang pemberi kehidupan itu.
Kedua, Paulus dalam 1 Korintus 6 ayat 12 menyatakan bahwa janganlah kita diperhamba oleh apapun. Janganlah kita masuk ke dalam perhambaan, pada kecenderungan yang bersifat duniawi. Rokok mengandung nikotin, yaitu zat yang mempunya efek samping kecanduan. Adiksi atau kecanduan adalah tindakan memperhambakan diri pada sesuatu. Lewat fakta ini kita bisa belajar bahwa merokok dapat menyebabkan kecanduan. Tapi kan hal yang lain juga bisa bikin kecanduan? Ya benar! Kecanduan ini tidak hanya berlaku pada merokok saja tetapi ketika kita kecanduan main games, kecanduan miras, kecanduan sosial media ataupun yang lain maka sebenarnya prinsip yang sama juga bisa kita diterapkan pada tindakan-tindakan demikian.
“Aku merokok hanya sekali saja kok, aku gak akan ketagihan”
Saat kita berkata demikian dengan merasa diri kita cukup kuat, kita melupakan jati diri manusia yang mungkin memiliki kelemahan. Jika kamu sedang dalam proses untuk berhenti merokok, carilah komunitas yang mendukung keputusan kita untuk tidak merokok; teman-teman yang kepadanya kita bisa bercerita segala pergumulan kita. Terlepas dari itu semua, kita juga harus memiliki keinginan yang kuat untuk melawan kebiasaan yang menjadi candu (dan hal ini nggak hanya berlaku untuk merokok, ya), harus ada komitmen dari diri kita sendiri dan meminta bantuan pada Tuhan, yang memberikan kita hikmat dan kekuatan.
Semoga kita, yang mungkin masih menikmati kopi, senja, musik Indie beserta rokok, ataupun berbagai kecanduan lainnya, bisa terus menerus bertanya akan pilihan kita.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: