Menjadi orang Kristen yang bebas atau orang Kristen yang tidak bergereja,merupakan sebuah hal yang mustahil. Sebab tidak mungkin seseorang menjadi Kristen tetapi tidak mengambil bagian dalam komunitas orang percaya atau bergereja - Rosaria Champagne Butterfield
Saya pernah dinasehati oleh sahabat saya, bahwa tidak semua orang itu suci. Sekalipun... di dalam sebuah gereja—suatu fakta yang begitu pahit dan mengejutkan bagi saya, seseorang yang baru akan menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Ah, lupakan. Tetapi hal itu membuat saya berpikir, apakah fungsi sebenarnya dari kehadiran sebuah gereja dalam hal berkomunitas?
Ternyata gereja, khususnya gereja lokal, berfungsi sebagai keluarga rohani.
Efesus 2:19 berkata, “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.”
Berdasarkan ayat tersebut, ada beberapa yang bisa kita pelajari, yaitu:
Gereja lokal adalah keluarga Allah. Keluarga Allah terdiri dari berbagai macam gereja lokal atau denominasi. Gereja juga merupakan bagian dari keluarga Allah yang universal/umum.
Photo by Irina Murza on Unsplash
Lalu, peran kita adalah bagian dari anggota keluarga Allah. Mengapa? Karena ketika kita percaya kepada Kristus, maka secara otomatis kita menjadi bagian jadi jemaat yang universal. Tetapi kita hanya bisa bertumbuh sebagai orang Kristen jika kita mengambil bagian di dalam sebuah gereja lokal. Ternyata kita membutuhkan keluarga rohani yang dapat merawat kita sehingga kita dapat bertumbuh menjadi orang Kristen yang dewasa. Penting bagi kita untuk menjadi bagian dari “gereja fisik” yakni gereja lokal yang terlihat. Kita juga ternyata membutuhkan gereja lokal untuk merawat pertumbuhan rohani.
Dilirik dari ayat Efesus tadi, kebenarannya adalah kita bukan pendatang atau orang asing. Artinya bahwa semua orang percaya membutuhkan sebuah keluarga rohani supaya dapat bertumbuh. Perbedaan antara “orang asing” atau “pendatang” dengan “anggota keluarga” di dalam sebuah gereja lokal terletak pada komitmen masing-masing individu.
Komitmen ini tidaklah mudah untuk dijalani. Faktor kecocokan dan kenyamanan juga menjadi tolak ukur dalam melekatnya seorang individu dalam memilih keluarga rohani, termasuk memilih gereja yang akan menjadi bagian dalam hidupnya. Kesukaran ini menimbulkan keyakinan bahwa kita tidak perlu berkomitmen kepada satu gereja lokal dan bisa berpindah gereja kapan pun dan di mana pun. Inilah fenomena yang dihadapi oleh gereja-gereja di seluruh dunia dewasa ini. Sikap ini hanya akan membuat kita tidak bertumbuh dan lama-kelamaan akan mati secara rohani.
Photo by Matheus Ferrero on Unsplash
Berbicara soal gereja, bagaimana Alkitab menggambarkan sebuah gereja?
Gereja adalah persekutuan. Inti dari persekutuan adalah persatuan serta keharmonisan dan bukan persamaan. Roma 14:19 berkata, “Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.” Tuhan menginginkan kita untuk menjadi bagian dari Keluarga-Nya dan Ia juga menghendaki kita untuk menjaga persekutuan itu yaitu gereja lokal. Gereja juga adalah persekutuan yang terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda, tetapi disatukan oleh keselamatan, “tujuan hidup” dan arah yang sama yaitu sorga.
Gereja adalah keluarga. Karena itulah kita hidup bersama bukan berdasarkan aturan tetapi berdasarkan hubungan. Pada saat kita melakukan kesalahan hendaknya diingatkan (bukan dibicarakan di belakang) oleh anggota keluarga yang lain. Semua dilakukan karena satu alasan yaitu keluarga.
Gereja adalah tubuh Kristus. Seperti yang Roma 12:4-5 katakan, “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” Kita adalah tubuh Kristus maka kita menerima pelayanan dari tubuh Kristus dan melayani tubuh Kristus. Gereja juga disebut kawanan domba Allah. Tuhan menyebut jemaat-Nya dengan istilah “domba-domba” atau “kawanan Allah” (1 Petrus 5:2).
Sekarang, apakah beda keluarga rohani dan kelompok kecil? Serupa tapi tak sama, kan? Hehe.
Kelompok kecil adalah tempat untuk saling mengenal dan saling mendukung sebagai sesama anggota keluarga Allah untuk dapat mencapai tujuan hidup yang ditentukan Allah bagi hidup kita. Kelompok kecil adalah pola yang dilakukan jemaat Kristen pertama yaitu mereka saling bersekutu. Seperti yang tertulis di dalam Kisah Para Rasul 5:42, “Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.”
Apapun sebutan kelompok kecil di gereja manapun, namun ada beberapa gereja menamakannya dengan Sharon (mengakronimkannya dengan Sharing/berbagi and Mission/menginjili) . Apakah itu Sharon? Nama bunga? Hmm, ternyata ada definisi di balik nama “Sharon” ini. yaitu:
S-Serve (sebagai tempat saling melayani antara satu dengan yang lainnya)
H-Home (sebagai rumah bagi jemaat)
A-Attached (sebagai penghubung dengan kelompok kecil lainnya dalam gereja lokal)
R-Relationship (sebagai tempat menjalin hubungan)
O-Outreach (sebagai penjangkau bagi orang-orang yang belum mengenal Kristus)
N-Navigate (sebagai pengarah hidup umat Tuhan agar bisa hidup sesuai kehendak-Nya)
Nah, setelah membaca artikel ini, sekarang kalian tercerahkan dan siap dong untuk berkomunitas di dalam gereja lokalmu?
Sumber: “Core: Membership”- Section Two: Lesson 1 and 2, Ministry of Education, Rehoboth Community, Bandung, 2017.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: