Daripada berusaha membentuk ulang diri Anda untuk menjadi seperti orang lain, jauh lebih baik Anda menikmati bentuk yang telah Tuhan berikan kepada Anda - Rick Warren
Pelayan Tuhan menjadi salah satu faktor yang sangat melekat di dalam berjalannya ibadah Minggu—berlaku di semua gereja. Jika tidak ada pelayan Tuhan, secara rundown acara, mungkin saja ibadah tersebut berjalan tidak semulus yang diharapkan.
Saya sendiri pernah terlibat pelayanan di depan maupun belakang layar, dengan keseruan dan permasalahan yang berbeda. Mulai dari latihan beberapa pekan sebelum ibadah, gugup saat di “panggung”, datang lebih awal mempersiapkan kamera dan segala alatnya untuk digunakan selama ibadah, sampai terjebak romansa dan menghadapi miskomunikasi dengan tim. Tetapi di balik itu semua, Tuhan membentuk saya hingga menyadari bahwa apapun jenis pelayanannya, sesederhana apapun yang dilakukan, setiap pelayan ibadah seharusnya melakukannya untuk Tuhan Yesus.
Eh, tapi kok, kamu mau jadi pelayan Tuhan, sih? Emangnya kamu nggak capek, po?
Photo by Benjamin Combs on Unsplash
Gini, gini... Pelayanan itu adalah tujuan hidup setiap orang percaya, lho, guys. Kenapa?
Alasannya karena Tuhan kita adalah Pribadi yang mahakreatif dan maha-asyique. Dia menciptakan setiap individu secara unik (bahkan yang kembar identik pun memiliki sifat yang berbeda!). Tidak ada seorangpun yang memainkan peran dan fungsi Allah yang ditentukan-Nya bagi kita di alam semesta ini. Allah menciptakan dan menempatkan kita di Bumi untuk memberikan sumbangsih bagi Kerajaan-Nya, Tubuh-Nya, dan bagi seluruh ciptaan-Nya. Inilah yang menjadi salah satu dari tujuan hidup kita: melayani Allah.
Hal inilah yang dijelaskan oleh Rick Warren melalui bukunya yang berjudul The Purpose Driven Life. Dia menuliskan bahwa Alkitab menerangkan beberapa alasan mengapa melayani adalah tujuan hidup kita, di antaranya:
Photo by Jakob Owens on Unsplash
Alkitab juga mengatakan bahwa salah satu hal yang harus dilakukan oleh orang percaya adalah melayani tubuh Kristus, seperti yang dituliskan Paulus dalam 1 Korintus 12:27, “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” Ya, kita adalah anggota tubuh Kristus. Ini berarti kita memiliki karunia yang berbeda-beda namun memiliki peran yang sama, yaitu saling membangun tubuh Kristus dan menjadi alat untuk melakukan kehendak-Nya.
Kita diperintahkan untuk melayani Allah. Kristus mengajarkan suatu hal yang penting tentang kehadiranNya di dunia, yaitu untuk melayani. Matius 20:28 menegaskan bahwa, “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Melalui ayat ini, kita diingatkan untuk melayani sama seperti yang Kristus lakukan. Kita perlu mengingat bahwa pelayanan bukanlah pilihan yang disodorkan, tetapi tanggung jawab yang dilakukan—dengan rasa syukur, bukan keterpaksaan—sebagai pengikut-Nya.
Lalu bagaimana caranya menemukan jenis pelayanan yang cocok dengan kita?
Nah, Rick Warren menjawabnya dengan menggunakan akronim SHAPE, yaitu:
S-Spiritual Gifts (karunia-karunia rohani): Semua orang percaya diberikan berbagai karunia oleh dan berdasarkan kehendak Tuhan untuk digunakan dalam pelayanan—bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kepentingan Tubuh Kristus.
H-Heart: Minat sejati yang berasal dari Allah.
A-Abilities: Tuhanlah yang memberikan keunikan dan kemampuan kepada kita.
P-Personality: Tuhan menciptakan kita dengan karakter yang berbeda untuk saling melengkapi.
E-Experience: Allah membentuk kita melalui pengalaman untuk menggenapi rencana-Nya termasuk dalam pelayanan.
Photo by Ben White on Unsplash
Oh, ya. Minta hikmat ke Tuhan juga ya, guys, untuk memampukan kita dalam menggali pelayanan yang dapat kita lakukan. Alasannya jelas: Kita perlu mengetahui di mana ladang pelayanan yang sesuai dengan SHAPE kita, agar kita dapat melayani dan memuliakan Tuhan dengan sepenuh hati. Yaps, ini karena pelayanan tidak hanya sebatas apa yang bisa kita lihat dari "yang kelihatan", tapi juga mereka yang berada "di balik layar". Sekali lagi, apapun perannya, Tuhanlah yang melayakkan kita untuk melayani, bukan karena diri kita sendiri. Jangan sampai kita sombong maupun rendah diri dengan pelayanan yang kita lakukan, karena Tuhan yang memanggil kita untuk melayani bagi kemuliaan-Nya, bukan demi menyenangkan orang lain—apalagi diri sendiri.
Nah, setelah membaca (dan dicerahkan) artikel ini, siapkah kamu untuk menjadi pelayan Tuhan, khususnya di gereja lokalmu?
Buku yang Direkomendasikan:
Warren, Rick. (2004) The Purpose Driven Life, Malang: Penerbit Gandum Mas, didalam “Core: Ministry”: Lesson 1, Ministry of Education, Rehoboth Community, Bandung, 2019.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: