Entah mengapa, tapi ego itu begitu menggoda diri manusia. Ego untuk menguasai, untuk menjadi populer, dan untuk mendapatkan segala hal yang diinginkan, sampai-sampai kadang manusia lupa kalo mereka sebenarnya memiliki batasan. Namun, dalam keterbatasan itu justru ego manusia ingin menciptakan sebuah sistem untuk dapat menggapai segala sesuatu keinginan ego. Padahal sebuah kemustahilan untuk menjadikan kehidupan yang penuh misteri ini menjadi sebuah sistem yang kita inginkan. Justru misteri hidup yang tidak terpetakanlah yang menjadikan kehidupan ini semakin menarik. 

Manusia sering tertipu, sebenarnya segala sesuatu yang manusia inginkan terlihat menarik karena hal itu belum tergapai olehnya, beda cerita jika sudah memilikinya, mungkin akan ada hal baru yang akan terlihat lebih menarik lagi, akan selalu ada rumput tetangga yang lebih hijau, dan begitulah seterusnya, lagi dan lagi seperti sebuah lingkaran setan yang tiada habisnya. Selalu seperti itu sampai manusia menyadari dan mensyukuri bahwa keadaan mereka saat ini adalah sebuah keberuntungan dan sebuah keniscayaan yang patut untuk dibanggakan dan disyukuri. 

Image on Fastener + Fixing Magazine

Berhentilah melihat apa yang ada pada orang lain, tetapi lihatlah diri kita, kita telah diberkati dan diberi segala sesuatu yang kita butuhkan, mungkin bukan yang kita mau, tapi itu yang kita butuhkan. Sebuah keberuntungan akan menghampiri dan sebuah kesialaan akan mengintip dan mengikuti, semua itu ada di sekeliling kita, tergantung apa yang hendak kita undang dan ajak untuk berbincang, tapi keduanya bukan untuk dilihat lebih baik ataupun lebih buruk, melainkan keduanya sama berarti, semua menjadikan hidup penuh makna. Keduanya harus kita sapa, dan tak akan pernah terhindarkan.

Aku tidak pernah tahu bagaimana mengatakan kepada orang lain cara untuk bahagia, tapi aku bisa melakukannya, meskipun terkadang aku tersendat dengan media yang terus membisikkan untuk membandingkan hidup dengan orang lain. Memang bukanlah proses yang mudah, sempat juga terjatuh dan terinjak oleh keaadaan yang membuatku berpikir bahwa aku jauh dari keberuntungan, namun ternyata itu hanyalah sebelah mata iri hatiku, dan jejak dari egoku yang memiliki gengsi tinggi. 

Ketika aku berhenti sejenak di sebuah taman, aku sempat berpikir bahwa proses hidup ini emang aneh, manusia mengumpulkan dan mengejar segala sesuatu yang ia tinggalkan, namun membuang dan melukai segala sesuatu yang ia bawa kelak. Sungguh ironis tetapi hal ini sudah terjadi dari abad ke abad semenjak manusia menginjakkan kaki di dunia. Materi dan pujian akan ditinggal ketika tubuh ini akan menyatu dengan tanah, namun jiwa dan roh serta tubuh yang dikenakan akan selalu ikut serta, meskipun sudah didalam peti berukuran 1m x 2m. Namun banyak yang mengabaikan tentang itu, semuanya justru merusak tubuh dengan begadang setiap harinya, pola makan tidak teratur, rebahan 24/7, makanan cepat saji dan warna. Tapi itulah manusia. 

Image on Skip Prichard

Lalu sebenarnya apa yang akan membuat manusia merasa cukup dan syukur? Tidak menggebu-gebu untuk mencari kekayaan, serta tidak saling menjatuhkan dan mencaci maki demi kehormatan? Kerendahan hati dan syukur jawabku. Tapi itu tidak menjawab. Seharusnya kita menambahkan satu hal lagi yaitu kesadaran dalam diri, bahwa semua itu fana. Mulailah menikmati moment dalam hidup, jangan terlalu banyak keinginan, karena keinginan adalah awal penderitaan.